37 - Me And You Against The World

Beginne am Anfang
                                    

Iqbaal menggeleng pelan. Walau ia dengan senang hati mau merokok sekarang tapi rasanya tidak tepat ia merokok di depan keluarga Sasha saat ini, "Lagi syuting film baru, nih. Sama lagi mau siapin promo Milea. Mau tour juga bulan depan, Kak."

"Udah mau jalan tour? Keren juga band lo." Jevin memuji dengan tulus sambil menghisap rokoknya.

"Hehehe, mumpung lagi bisa."

Jevin menepuk punggung Iqbaal, "Iya mumpung lagi ada kesempatan. Sikat aja, Baal."

Jevin menceritakan pengalamannya saat tour dengan Soundwave, kemudian berbagi pengalamannya tentang musik yang bikin Iqbaal kagum karena musikalitas Jevin tinggi sekali. Iqbaal juga bertukar pikiran mengenai konsep yang ingin dia lakukan untuk tour Svmmerdose nanti. Ia selalu senang kalau bisa bertukar pikiran dengan musisi lainnya sehingga bisa menambah ilmunya.

"By the way, hubungan lo sama Sasha gimana?" tanya Jevin tiba-tiba ketika ada jeda di antara meraka.

Iqbaal menelan ludahnya, terkejut dengan pertanyaan Jevin yang tidak ia antisipasi sebelumnya. Iqbaal tersenyum gugup. Otaknya memikirkan berbagai jawaban diplomatis yang bisa ia keluarkan sehingga dapat diterima oleh Jevin.

Sebelum Iqbaal menjawab pertanyaan Jevin, Jevin sudah melanjutkan perkataannya lagi, "Apapun hubungan kalian sekarang, gue nggak mau kejadian dua tahun lalu kejadian lagi." Jevin dan Iqbaal sama-sama tahu apa yang dimaksud dengan 'kejadian dua tahun lalu' saat terjadi miskomunikasi di antara mereka, patah hati, saling tidak bicara, saling menggunakan orang lain untuk menyakiti satu sama lain. Masa-masa penuh rasa sakit hati tidak hanya buat Iqbaal dan Sasha, tapi juga buat keluarga Sasha yang melihat adiknya menangis setiap hari. "Kalau lo nggak yakin sama Sasha, it's okay to leave." Jevin melipat tangannya di dada sambil memperhatikan Sasha yang sedang tertawa terbahak-bahak bersama Cindy, Sissy, dan Rinni, "Dia adik gue satu-satunya, Baal. Sejak nggak ada bokap, dia tanggung jawab gue. Gue tahu usia kalian masih muda dan hubungan kalian masih panjang. Tapi mending kita bikin ini gampang aja, deh. Kalo lo serius, silahkan deketin. Kalo lo masih ragu sama diri lo atau Sasha, jangan deketin."

Iqbaal mengangguk. Ia memahami kekhawatiran Jevin melihat hubungannya dengan Sasha. Ia sendiri pun kadang suka bingung sendiri dengan kerumitan dan kesalahpahaman yang mereka ciptakan sendiri, "Gue serius sayang sama Sasha. Hurting her is the least thing I wanna do." Ia menghela napas panjang sambil melirik Sasha yang duduk di depannya, "Banyak yang gue pikirin sih, Kak. Tapi lo benar, let's make it simple this time."

Jevin tertawa kecil, "Gue ngerti banget situasi lo dan Sasha. Dulu gue dan Rinni ngalamin situasi yang hampir sama. Orang bisa ngomong apa aja, tapi yang penting lo dan Sasha gimana. Kalau lo berdua aja udah nggak yakin sama hubungan kalian, gimana mau ngadepin orang lain."

Tiba-tiba Sasha menghampiri Iqbaal, lalu menarik tangannya, "Baal, ayo main. Kamu ngobrol apa sih sama Kak Epi?" katanya menatap curiga pada Jevin sambil memicingkan matanya, "Kakak ngapain Iqbaal hayo?"

"Ya, sini, deh." Ia menarik tangan Sasha sehingga duduk di sebelahnya.

"Mau apa?" tanya Sasha bingung tapi akhirnya menuruti untuk duduk di samping Iqbaal.

"Ditanya Kak Jevin tadi hubungan kamu sama aku gimana?" kata Iqbaal jahil.

"Ih, kok nanya aku, sih?" Sasha tersipu malu. Ia menepuk lengan Iqbaal.

"Adiknya udah ditembak sejak dari LA, Kak. Dia belum jawab sampai sekarang. Gue digantungin gitu aja." Adu Iqbaal sambil tertawa menggoda Sasha, "Bener kan, Ya?"

Jevin tertawa kencang, "Lo belum jawab, Sha?"

"Ih, apaan, sih." Sasha mencubit lengan Iqbaal, "Tukang ngadu, ih."

Du hast das Ende der veröffentlichten Teile erreicht.

⏰ Letzte Aktualisierung: Mar 25, 2020 ⏰

Füge diese Geschichte zu deiner Bibliothek hinzu, um über neue Kapitel informiert zu werden!

Tentang RasaWo Geschichten leben. Entdecke jetzt