24 - Sampai Besok

6.4K 325 45
                                    

Now my world is filled with so many things
But nothing compares to the touch of your skin
There's a symphony
And a melody that plays whenever you're around
I think I've been found

I Can't Ever Get Enough - Darren Hayes

***

Sasha baru saja menyelesaikan photoshoot Uniqlo yang memakan waktu seharian dan harinya belum selesai karena setelah ini masih harus ke Kaskus. Sebenarnya tidak ada pekerjaan di sana, cuma karena ia pulang dengan Kak Irma maka ia harus mampir sebentar untuk menenami Kak Irma. Ia menyenderkan tubuhnya ke kursi mobil dan baru berencana untuk tidur sebentar saat ada telepon masuk ke ponselnya. Nama Iqbaal Ramadhan tertera di sana.

Sasha mengangkat teleponnya sambil menutup mata karena kecapekan, "Ya, Baal?"

"Masih photoshoot, Ya?" tanya Iqbaal di ujung telepon.

"Nggak. Udah selesai. Ini udah di mobil."

"Oh, udah mau pulang, ya?"

"Belum, sih. Masih nemenin Kak Irma ke Kaskus dulu, nih. Japra mau interview di sana."

"Japra?" suara Iqbaal meninggi, "Kok kamu ikut ke sana?"

"Aku mau support Japra. Lagian aku selain nebeng mobil Kak Irma buat nginep di rumah Mama nanti. Kenapa, Baal?"

"Harus banget, ya? Nggak bisa pulang aja naik taksi online?" Iqbaal kedengeran tidak suka.

Mengetahui suara Iqbaal yang berubah tidak menyenangkan, Sasha membuka matanya dan tidak jadi mengantuk. Sebentar lagi pasti Iqbaal bakal ngomel, "Aku udah capek, Baal. Seharian kerja terus harus pulang sendiri kan males. Lagian kenapa, sih? Rese banget kamu."

Terdengar Iqbaal menarik napas berat. Tampaknya ia juga sedang mengatur emosinya yang berusaha ia tahan, "Ya udah, ngobrolin soal Japra-nya entar aja. Aku nggak mau kita berantem dulu. Tapi kamu jangan deket-deket sama dia, lah. Dia kan juga cowok, bisa naksir kamu juga."

Sasha tidak menjawab karena kalau ia sedang capek, ia tahu ia akan mengeluarkan jawaban yang nyolot juga dan akan berantem sama Iqbaal. Di saat kayak gini berantem sama Iqbaal bukanlah sesuatu yang ia harapkan.

"Ya," suara Iqbaal melembut lagi pertanda ia juga tidak ingin memperpanjang hal ini, "Besok jangan lupa datang ke nikahan Teh Ody, ya."

"Iya," jawab Sasha singkat karena sebenarnya masih kesal.

"Yah, jangan ngambek dong, Ya. Iya, aku rese. Maafin aku, ya. Aku belum kenal Japra. Makanya kenalin, dong."

"Kapan-kapan kalau lagi mood." Jawab Sasha dengan jutek.

"Iya. Aku nunggu kamu besok, ya. Kamu datang sama siapa besok?"

"Sama Japra kali." Sasha sengaja membuat Iqbaal kesal.

"Ya!" nada suara Iqbaal meninggi lagi. Ia tidak suka karena sebenarnya ia sudah menahan untuk memperpanjang hal ini lagi tapi tampaknya Sasha memancing emosinya terus.

"Iya, iya. Sama Mama dan Om Irfan."

"Oke. See you tomorrow ya, Ya."

"Iya."

"Senyum dulu dong buat aku."

"Aku senyum juga kamu nggak lihat."

"Tapi aku bisa ngerasain kok kalau kamu senyum. Ayo senyum dulu biar makin manis."

"Apa, sih?" tapi mau nggak mau Sasha tersenyum juga karena dia paling nggak tahan kalau sudah dibujuk Iqbaal, "Ini udah senyum."

"Nah, gitu, dong. Gemes banget sih kamu. Ya udah, sampai besok, ya."

"Iya, Baal. Sampai besok."

Sasha menutup matanya lagi setelah selesai bertelepon dengan Iqbaal. Sebenarnya rencana menemani Japra itu nggak ada dalam daftar kegiatannya hari ini, tapi karena jadwal photoshoot yang molor kelamaan jadi tidak ada waktu lagi, sementara Kak Irma harus menemani Japra dengan interview-nya. Lagian Japra kan teman dekatnya yang ada di saat Sasha galau patah hati kemarin dan selalu menemani dia di saat terpuruk setelah putus, jadi tidak ada salahnya menemani juga untuk mendukung karir Japra. Mungkin suatu hari ia harus mengenalkan Iqbaal ke Japra supaya tidak selalu curiga. Tapi sebenarnya mereka belum resmi pacaran jadi tidak ada kewajiban seperti itu. Sasha memijat kepalanya ringan karena makin pusing memikirkan persoalan rumit antara dirinya dan Iqbaal.

Setelah interview dari Kaskus yang tidak terlalu lama dan makan malam bersama, Kak Irma mengantarkan Sasha pulang ke rumah Mama Ida. Malam ini ia akan menginap di rumah Mama Ida karena besok mereka akan bersama-sama pergi ke resepsi Teh Ody dan suaminya. Sebenarnya Sasha gugup juga menghadapi besok karena untuk pertama kalinya mereka akan bertemu di publik. Setelah banyak beredar gosip dan kerumitan mengenai kisah mereka, sebenarnya pertemuan pertama ini cukup membuatnya cemas. Ia bingung bagaimana nanti harus bersikap, apa yang harus dilakukan kalau bertemu, apa harus pura-pura tidak mengenal atau harus kelihatan akrab.

Mama Ida menenangkan Sasha dengan mengatakan bahwa berlaku seperti apa adanya saja karena tidak ada yang perlu ditakutkan dan mereka berdua tidak melakukan kesalahan apa-apa. Jadi kenapa harus takut? Mama Ida juga sudah menyiapkan pakaian yang pantas untuk dipakai nanti dan warnanya sengaja disamakan dengan kaftan Mama. Sasha senang sekali karena Mama suportif dalam hal ini. Kalau nggak ada Mama mungkin Sasha tidak tahu harus berbuat apa.


Everything will be okay tomorrow, Sha. All Is Well.

***

Tentang RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang