37 - Me And You Against The World

12.8K 541 269
                                    

I've been in love with her for ages
And I can't seem to get it right
I fell in love with her in stages
My whole life

Me & You Together Song – The 1975

***

Iqbaal membaca dengan seksama jadwal promo yang diberikan manajernya kepadanya. Jadwal yang padat ditambah lagi dengan jadwal latihan untuk tour Svmmerdose yang harus diselipkan di antar jadwal-jadwal tersebut. Belum lagi meeting-meeting yang entah di mana lagi harus ditaruh di antara semua jadwal tersebut. Dua puluh empat jam saja tidak cukup rasanya. Ia menarik napas panjang sambil menaruh semua jadwal tersebut di meja, "Oke, Bu." Katanya singkat.

"Oke, aku confirm ya jadwalnya." Sahut Ibu sambil mencatat sesuatu di kertasnya.

Iqbaal mengangguk pelan sambil membuka ponselnya. Ada beberapa notifikasi yang masuk. Ia membuka notifikasi pertama dari grup Dilan yang sedang ramai membicarakan mengenai jadwal dan siapa saja yang akan ikut ke media yang mana. Tentu saja sebagai pemeran utama, Iqbaal diharapkan ikut ke semua media, kecuali memang ada appointment yang sudah ia buat sebelum jadwal tersebut keluar.

"Bu," kata Iqbaal sambil melirik Ibu yang sedang mengatur jadwalnya yang lain.

"Ya?" tanyanya sambil tetap sibuk menulis.

"I think I'm going to date Sasha." Iqbaal bicara hati-hati seraya memperhatikan raut muka Ibu.

Ibu menaruh pulpennya dan menatap tajam Iqbaal. Raut wajahnya berubah tegang sambil menatap tajam Iqbaal, "Maksud kamu apa?" nada suaranya meninggi.

"Ibu tahu maksud aku." Iqbaal berusaha tetap tenang.

"Ibu nggak suka kamu ngomong nonsense gini, ya. Jangan bikin aku tambah pusing! Jadwal kamu udah banyak, tabrakan semua, tour, meeting, photoshoot. Jangan tambah masalah."

"Nggak, Bu. Aku nggak mau nambah masalah. This is nothing to do with all those schedules and plans. I'm gonna do it all with no flaws. This is my personal issue. Aku bilang ke Ibu karena Ibu orang yang penting buat aku. Aku nggak mau Ibu tahu dari orang lain."

"Kamu pacaran sama Sasha cuma bikin image kamu jelek aja. Orang cuma akan inget kamu pacaran sama Sasha, bukan karya kamu. We've talked about this."

"I know. I've considered all things. Aku nggak akan ngomongin soal personal issue ke publik. Ibu tenang aja. Percaya aku aja."

Ibu mendengus kesal. Ia masih terlihat tidak setuju dengan keputusan Iqbaal, tapi ia cukup tahu dengan keras kepalanya Iqbaal. Jika ia sudah memutuskan sesuatu maka ia akan melakukannya, "Terserah kamu. Tapi aku nggak pengen ada masalah cuma karena hal ini." Ibu menutup bukunya dan memasukkannya ke tasnya, "Hal-hal berkaitan dengan promo akan aku urus. Apa pun term-nya kamu ikut aku. Ini demi kamu."

Iqbaal mengangguk pasrah. Ia paham sekali ketika menyetujui term yang akan Ibu kasih berarti hal tersebut bukanlah hal yang mudah. Dua tahun terakhir ini mengenal Ibu, ia tahu sekali manajemen ini sudah bekerja keras membantu dirinya dari pekerjaan hingga masalah personal. Kalau nggak ada Ibu, Bapak, dan Omen mungkin dia udah terpuruk. Walau ada hal-hal yang bertentangan dengan keinginannya, ia berusaha untuk berkompromi.

Beberapa hari setelahnya, Ibu menemuinya untuk membicarakan mengenai aturan selama promo yang wajib ia patuhi. Iqbaal membaca seksama setiap aturan yang tertulis. Dari sekian banyak aturan yang ada intinya Iqbaal tidak boleh terlalu berdekatan dengan Sasha sehingga publik tidak boleh mengindikasikan mereka pacaran. Gerak-geriknya dibatasi, ada hal yang boleh dibicarakan, ada yang tidak, pengamanan yang ketat, dan pembatasan lainnya. Kepalanya berdenyut pusing memikirkan hal-hal yang harus ia lakukan ini. Tapi ia juga sudah terlalu capek untuk membantah karena akan menyulitkan orang di sekitarnya juga nanti. Ia cuma menjawab, "Oke. Tapi di luar masalah promo, ini semua nggak berlaku ya, Bu. I have my own life to live."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 25, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Tentang RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang