14 - Karena Promo

7.3K 305 17
                                    

So if you see her
Tell her I'd do anything, I need her
I know I'm not perfect but we were
She says she doesn't love me, don't believe her
If you see her

If You See Her - Lany

***

Hari ini adalah hari akan ditayangkannya trailer Dilan 1991. Ada banyak kegiatan yang akan dilakukan hari ini: promo ke radio dan TV show, serta preskon. Pertemuan pertama setelah perpisahan di rumah Sasha. Hari ini akan sangat aneh, harus seharian bersama Iqbaal, tapi sebenarnya tidak ingin berbasa-basi dengannya juga. Bisakah hari ini dilewati saja?

Sasha berusaha membentengi hatinya dengan sekuat tenaga menjaga jarak dengan Iqbaal. Awalnya mampu, tapi ketika harus berhadapan dengan banyak wartawan dan pertanyaan demi pertanyaan bergulir, lalu mempertanyakan kenapa mereka tidak sedekat dulu lagi. Ternyata jawaban sesederhana itu begitu sulit dijawab.

Iya, kenapa kita nggak bisa sedekat dulu lagi, Baal? Apa yang salah dengan kita?

Tapi Iqbaal masih berusaha mencairkan suasana ketika on cam. Sasha melirik padanya ketika break acara live di TV, mencari secercah jawaban apakah Iqbaal merasakan hal yang sama, apakah hatinya sepatah ini, atau buatnya yang kemarin itu biasa saja. Tampaknya Iqbaal lebih bisa mengatur perasaannya daripada dirinya. Dia kelihatan santai, banyak tertawa, menyenangkan, tapi tidak mengajak Sasha bicara kalau memang tidak perlu. Mereka menciptakan jarak besar walau dekat.

Acara preskon dan promo baru selesai malam dan sungguh membuat Sasha lelah, terutama karena hari itu ia sedang batuk dan tidak enak badan. Promo terakhir ada di detik.com, selesai promo Sasha duduk sendirian di depan gedung sambil menunggu supir dan Kak Cindy menjemputnya. Ia menyeruput air putih yang tadi dibawanya dari atas.

Iqbaal keluar ke lobby bersama Omen. Ia tampaknya juga sedang menunggu mobil yang menjemputnya. Iqbaal melihat Sasha sedang duduk sendirian, mukanya terlihat pucat karena kelelahan. Ia seharusnya tidak boleh menyapanya seperti yang Sasha inginkan, tapi kali ini ia tidak bisa berpura-pura tidak peduli.

"Sha..." Iqbaal mendekat dan duduk di sebelah Sasha, "Kamu sakit?"

Sasha menggeleng sambil tersenyum kecil. Ia rasanya menjadi perempuan paling bodoh saat ini karena ingin sekali ngobrol dengan Iqbaal tapi juga sekaligus tidak ingin. Perempuan harus serumit ini, ya?

"Muka kamu pucat."

"Iya, lagi capek." Sasha hanya menjawab singkat sambil menghela napas. Sudah jam 21.00 dan ia belum makan malam juga. Kepalanya terasa pusing dan lemas.

"Aku tungguin sampe mobil kamu datang, ya." Iqbaal memberi kode ke Omen agar ia jalan ke mobil duluan. Omen mengangguk dan meninggalkan mereka berdua. Iqbaal menoleh pada Sasha, "Kalau Milea-nya sakit, nanti Dilan promo sama siapa?"

Sasha menoleh dan menatap Iqbaal. Ia mencari kejujuran di sana. Tapi kemudian ia sadar, Iqbaal mungkin menganggapnya sebagai Milea, bukan Vanesha. Sasha tersenyum kecil seadanya, tidak ingin menanggapi pertanyaan Iqbaal.

"Habis ini kamu langsung istirahat, makan yang banyak, dan minum air putih, ya. Aku beneran nggak mau kamu sakit dan mau bareng kamu di promo ini." Kata Iqbaal sambil menatap Sasha.

Sasha mengangguk kecil sambil berusaha menahan air mata yang sudah berusaha mendesak ke luar.

Tahan Sasha, kamu jangan nangis di depan Iqbaal. Jangan cengeng.

Tidak ada lagi pembicaraan antara mereka. Iqbaal hanya diam di sana menemani Sasha sampai mobil yang menjemput Sasha datang. Ia membukakan pintu mobil untuk Sasha dan mempersilahkan Sasha masuk. Kemudian ia menoleh pada Kak Cindy yang duduk di bangku depan, "Sasha diajak makan dulu." Kak Cindy hanya mengangguk, kemudian menutup jendela kacanya.

Kamu kenapa sakit sih, Sha? Aku khawatir tapi nggak bisa ngapa-ngapain.

Promo yang berlangsung hampir setiap hari ternyata malah lebih berbahaya daripada syuting di Bandung kemarin. Syuting yang berlangsung 1,5 bulan tapi tidak ada yang mengharuskan mereka ngobrol kalau sedang break dan kru-kru yang tidak pernah mencampuri apakah mereka harus ngobrol atau tidak. Menghindari menjadi lebih mudah kala itu. Tapi keadaan menjadi lebih rumit ketika promo karena banyak media yang bukan cuma sekedar bertanya mengenai film Dilan, tapi juga hubungan mereka, beserta games-games yang bikin pertahanan yang sudah susah payah dibangun menjadi runtuh perlahan-lahan.

Sasha tertawa geli ketika Iqbaal melontarkan gombalan-gombalannya. Semenjak promo, Iqbaal dan Sasha harus rajin menabung gombalan karena biasanya akan ditanyakan oleh host. Dan walau Iqbaal sudah mengulang gombalan-gombalan itu tapi tetap saja membuat Sasha tersipu.

Belum lagi kalau mereka harus mengulan adegan yang ada di trailer sambil berpura-pura memeluk Iqbaal seperti adegan di motor:

"Cita-citamu apa, sih?"

"Pilot. Kamu?"

"Menikah sama kamu."

Dan orang-orang akan berteriak riuh rendah sama persis dengan detak jantungnya yang selalu tidak bisa normal tiap memperagakan adegan ini.

Sasha sedang duduk bosan di backstage sebuah stasiun TV yang molor jam tapingnya sambil mendengarkan musik dari earphone-nya, ketika tiba-tiba Iqbaal mendekatkan telinganya ke telinga Sasha dan mengambil satu earphonenya dan memasangkan ke telinganya sendiri, "Dengerin bareng dong, Ya". Dan sejak promo ini, Iqbaal mulai kembali memanggilnya Lia lagi, seperti dulu. Setiap ia memanggil Lia, Sasha merasa hangat seperti ia satu-satunya milik Iqbaal. Padahal Lia itu punyanya Dilan.

"Lagu Lany yang ini enak banget, ya" kata Iqbaal sambil bergumam bernyanyi. Sementara Sasha masih bingung harus ngapain. Bukannya mereka harusnya tidak sedekat ini? Sasha melirik ke Iqbaal sambil bengong karena tidak tahu harus menjawab apa.

"Hah? Eh, iya." Sasha menunduk malu.

"Kayak perasaan aku ke kamu gitu, deh." Kata Iqbaal sambil tersenyum jahil.

"Heh!" Sasha memukul bahu Iqbaal samba pura-pura melotot tapi ia ikutan tertawa terkekeh.

"Ya kan waktu itu ditanya sama Kak Rose lagu aku buat kamu. Kamu dengerin karena aku kasih lagunya, kan? Ngaku kamu, Ya". Iqbaal semakin menggodanya.

"DIH, Ge-er! HAHAHA!"

Sama kamu selalu bikin aku ketawa, Baal. Boleh begini setiap hari?

Hari-hari promo ternyata berubah menjadi sangat menyenangkan. Walau Iqbaal dan Sasha tidak pernah menunjukkan kedekatan di luar promo, tapi menjadi Dilan-Milea ternyata membebaskan mereka. Semua pertahanan yang dibangun susah payah, ternyata harus runtuh sekejap ketika mereka sudah bersama, apalagi seringnya harus menghabiskan waktu seharian bersama.

Sasha masih ingat ketika mereka berkunjung ke kantor Line dan melakukan beberapa games, hanya mereka berdua. Iqbaal menyanyikan lagu Kamu - Coboy Junior dan Sasha refleks menyanyikan. Tentu saja Sasha hapal banget sama lagu itu. Waktu syuting Dilan 1990, Iqbaal sering banget menyanyikan lagu itu untuk Sasha. Dan ketika Iqbaal sudah kembali ke US, Sasha ingat sekali sering memasang album Coboy Junior ketika ia sangat kangen Iqbaal dan tidak bisa menghubunginya, kemudian menyanyikannya sepanjang jalan dengan asistennya, Lilis. Bagaimana mungkin tidak tahu lagu-lagunya.

Lagu Lany yang berhasil ditebak oleh Iqbaal pun sebenarnya tidak terlalu mengejutkan karena ketika break syuting, mereka sering sekali berbagi playlist. Kamu ingat pada tahun 90-an ketika kita naksir gebetan maka kita akan kasih mixtape yang isinya lagu-lagu yang menggambarkan perasaan kita? Kira-kira seperti itulah yang dilakukan Iqbaal Sasha saat itu. Diam bersama, mendengarkan, dan bertukar lagu yang menggambarkan perasaan mereka. Dan tanpa sadar, mereka mendekat lagi tanpa dipaksa dan terpaksa.

Susah banget ya buat menjauhi kamu, Baal? Kamu tuh seperti magnet yang terus menarik untuk selalu dekat.

***

Tentang RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang