6 - Terima Kasih Sudah Buat Senang

8.9K 337 12
                                    

Cuma kamu candu di hatiku, sayang
Selalu merindu selamanya hati cuma satu
Janganlah kau ragu sayang
Takkan kuberpaling
Kamu candu sampai ke nadi.

Candu Sampai ke Nadi - Hanif Andarevi

***

Sasha terbangun karena silau matahari dari jendela kamarnya. Ia berusaha membuka matanya perlahan. Tapi ia merasa susah bergerak karena ada tangan yang melingkari tubuhnya. Ia menengok melihat tangan siapa itu. Ada Iqbaal yang masih tertidur sambil memeluknya. Ia ingat tadi malam mereka menghabiskan waktu dengan becanda, nonton DVD sambil makan pop mie, lalu main kartu dan mencoret muka yang kalah dengan eyeshadow milik Sasha. Ia melirik muka warna-warna Iqbaal yang sedang tertidur. Membuatnya cekikikan lagi.

Tapi kemudian ada rasa bersalah yang bergelayut karena saat ini harusnya dia tidak melakukan hal ini dengan Iqbaal. Harusnya dia bersama Dodot. Sasha menarik napas berat, menoleh lagi ke Iqbaal. Ia selalu suka memandang wajah Iqbaal ketika sedang tidur. Mukanya polos seperti malaikat. Menenangkan. If things were different, I would want to stay like this forever, Baal.

Ia melihat jam tangannya. Apa, udah jam 7 pagi! Aduh, jam 8 ada jadwal syuting. Lagi-lagi ketiduran!

Sasha melepaskan tangan Iqbaal dari tubuhnya dengan tergesa-gesa sampai akhirnya kepalanya terjeduk dashboard tempat tidur, "Aduh!" pekiknya sambil memegang kepalanya.

Iqbaal akhirnya terbangun dan bingung melihat Sasha yang sedang kesakitan, "Kenapa, Sha?"

"Aduh, aku telat. Callingan jam 8, nih. Udah jam 7! Eh, bentar aku lihat HP dulu. Jangan-jangan udah banyak yang telepon." Sasha lupa kalau seharian kemarin dia mematikan HP-nya.

Iqbaal pun membuka HP-nya. Dia nggak ada jadwal syuting pagi, baru nanti siang. Jadi bisa lebih santai. Ada pesan dari Omen, Bunda, grup Svmmerdose, dan lain-lainnya. Omen seharusnya nggak sadar kalau Iqbaal tidak tidur di kamarnya karena mereka memang tidak tidur sekamar.

"AAAAAKKK! Aduh, tuh kan ini baru dinyalain udah bunyi terus HP-ku!" sesaat kemudian ada Mbak Nani, orang yang memastikan talent datang tepat waktu, menelepon, "Iya Mbak Nani. Maaf, aku baru bangun. Iyaa.. aku mandi buru-buru, ya. Iyaa, tunggu di bawah ya, Mbak. Maaf banget." Katanya dengan menunduk-nunduk seakaan Mbak Nani bisa melihatnya.

Sasha mengambil baju yang akan dipakainya dan membawanya ke kamar mandi, seakan-akan tidak ada Iqbaal di sana. Kebiasaan deh kalau udah telat pasti nanti nggak sarapan dan perutnya sakit lagi. Iqbaal mengambil dua buah roti yang ada di meja dan memasukkan ke dalam tas Sasha. Ketika melewati cermin, Iqbaal kaget karena mukanya penuh dengan coretan banget. Dia langsung mencari kapas dan air untuk menghapus mukanya. Kemudian ia membuat kopi untuknya dan Sasha.

Tidak lama kemudian Sasha sudah selesai mandi dan berpakaian lengkap, "Lho, kamu masih di sini, Baal?"

"Emang mau ke mana?" tanya Iqbaal sambil menyeruput kopinya, "Itu kopi buat kamu udah aku masukin ke tumblr kamu."

"Emang kamu nggak syuting?" tanya Sasha sambil memasukkan barang-barang ke tasnya. Ia hanya mengikat satu rambutnya dan tidak memakai make up sama sekali. Begitu saja ia tetap terlihat cantik.

"Aku dapet jadwal siang nanti."

"Oh, ya udah. Aku jalan dulu, ya." Sasha menuju ke pintu.

"Lho, aku ditinggalin sendiri?"

"Kamu mau ikut?"

"Ya nggak, Sasha. Tapi ngapain juga aku di kamar kamu. Aku mau turun breakfast aja, deh."

"Oh, oke deh." Sasha membuka pintu, tapi kemudian ia mengingat sesuatu, "Tunggu. Aku intip ke luar dulu. Takut nanti ada yang lihat kamu keluar kamar aku kan gawat."

"Apa sih, Sha. Kita kan nggak ngapa-ngapain semalam." Kata Iqbaal ketawa ngeledek.

"Ya emang nggak ngapa-ngapain. Tapi kan orang bisa mikirnya beda." Sasha melirik ke luar kamar dan untungnya koridor sedang kosong, "Kamu keluar duluan, langsung ke lift, ya. Nanti aku nyusul."

"Apa sih, Sha."

"Nggak pake dibantah." Sasha melotot yang bikin mau nggak mau Iqbaal berjalan cepat ke arah lift. Sementara Sasha belakangan sambil mengunci pintu kamarnya.

Turun dari lift, Iqbaal langsung menuju ke arah restoran untuk makan pagi, sementara Mbak Nani sudah menunggu Sasha. Di depan orang, Iqbaal dan Sasha seakan-akan masih perang dingin, tidak saling mengucapkan apapun. Kemudian Sasha langsung masuk ke dalam bis yang akan membawanya ke lokasi syuting.

Di dalam bis, Sasha membuka ponselnya. Lagi-lagi semakin banyak pesan dari Dodot yang belum mau ia buka supaya moodnya nggak jelek. Tiba-tiba ada whatsapp dari Iqbaal masuk. Ia langsung membukanya:

Ada roti di tas kamu. Jangan lupa dimakan biar perutnya nggak sakit.

Sasha langsung membuka tasnya mencari roti yang dimaksud. Dan ternyata ada 2 roti yang sudah disiapkan Iqbaal untuknya. Sasha tersenyum lebar dan langsung mengetik pesan untuk Iqbaal:

Makasih rotinya. Makasih juga buat kemarin udah bikin aku senang. 

Sasha membuka roti sambil mengingat kejadian kemarin. Entah kenapa seharian kemarin bisa membuatnya lebih bahagia. Ia bahkan lupa sedang bertengkar dengan Dodot. Lebih parah lagi, ia bahkan lupa Dodot adalah pacarnya. Huft.

Sasha melirik ponselnya dan memutuskan untuk membuka pesan dari Dodot. Banyak banget pesannya, tapi intinya dia minta maaf. Sasha menarik napas panjang. Ia juga malas memperpanjang dan berantem lagi dengan Dodot karena bikin emosinya berantakan.

Aku juga minta maaf. Aku berangkat syuting dulu. Have a nice day.


Singkat, padat, dan semoga Adipati tidak mempermasalahkan apa-apa lagi. Ia menutup mata, mencoba tidur sebentar sebelum sampai ke lokasi syuting.



***

Tentang RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang