25 - Resepsi

8.5K 383 89
                                    

So here I am
Staring at your eyes
With my heart
Jumping out of chest

Will You Be Mine? - Calinn

***

Sasha meremas-remas kain batiknya selama berada di mobil dalam perjalanan ke resepsi Teh Ody. Mama dan Om Irfan sedang berbincang sambil sesekali mengajak Sasha berbicara tapi Sasha menanggapinya dengan sepatah-patah. Ia sibuk chat dengan Yori dan Zulfa yang juga diundang untuk janjian nanti ketika sampai mereka masuk bersama-sama. Mereka sudah lebih dekat ke tempat resepsi daripada Sasha. Jalanan di Sabtu ini cukup macet sehingga membuat Sasha akan sedikit telat nantinya. Kak Irma nanti akan menyusul karena dia ada acara lain dulu paginya.

Tiba-tiba ponselnya berdering. Iqbaal meneleponnya, "Lia, udah di mana?"

Sasha celingukan mencari tahu sudah ada di mana mereka, tapi tampaknya ia kurang bisa mengenali daerah tersebut, "Om, kita udah sampai mana?" tanya Sasha pada Om Irfan. Om Irfan mengatakan mereka sudah di Senen dan berarti sudah dekat.

"Kabari aku ya kalau nanti sampai," kata Iqbaal lagi. Sasha mengangguk dan lupa bahwa Iqbaal tidak bisa melihat anggukannya.

Detik-detik memasuki gerbang Dhanapala dan mencari parkir yang membutuhkan waktu lama karena penuh sekali tamu yang datang merupakan waktu yang panjang sekali buat Sasha. Ia langsung menghubungi Yori dan Zulfa untuk menunggunya di depan dulu. Kemudian ia menghubungi Iqbaal mengabari sudah sampai tapi sedang mencari parkir.

"Ya, ada spot parkir VIP yang udah aku siapin buat kamu. Kamu ke valet parking aja, kamu bilang atas nama Vanesha Prescilla, ya. Mereka udah tahu."

"Oh gitu, ya. Aku bilang Om Irfan, ya."

"Oke."

"Kamu ada di mana?"

"Aku lagi di lobi nunggu ka..." tapi belum selesai Iqbaal menyelesaikan kalimatnya, Omen memanggilnya dan memintanya untuk masuk ke dalam karena sudah ada protokol yang harus ia jalankan, "Ya, aku harus masuk ke dalam. Aku nggak bisa jemput kamu. Kita ketemu di dalam, ya."

"Eh iya, nggak papa. Kamu masuk ke dalam aja. See you."

Sasha memberi tahu Om Irfan bahwa ada spot parkir khusus untuk mereka yang sudah disediakan Iqbaal. Mama menarik napas lega karena dari tadi sudah muter-muter cari parkiran yang penuh banget. Om Irfan cuma bilang, "Baik banget ya Iqbaal sampai parkiran aja diinget, lho." Dan disambut dengan muka Sasha yang berubah merah seperti tomat.

Di lobi sudah ada Yori, Zulfa, Kak Irma, dan kebetulan banget bertemu dengan Pak Fajar dan istri serta anaknya. Ini seperti tim Dilan janjian datang barengan padahal tidak janjian sama sekali. Mereka berfoto-foto sebentar sambil melepas kangen baru setelah itu masuk ke ballroom.

Ruangannya didekor dengan cantik sekali dengan bunga-bunga berwarna peach yang mendominasi warna dekorasi. Dari jauh Sasha bisa melihat Teh Ody tampak cantik sekali dan wajahnya terlihat berbinar-binar dengan gaun pengantin yang manis tapi terlihat mewah. Ah, aura bahagia itu menyenangkan, ya.

Kemudian ia melihat sekelilingnya dan berusaha mencari Iqbaal, namun tidak kelihatan sama sekali. Ruangan ini penuh dengan banyak tamu sehingga rasanya sulit sekali mencari orang kalau terpisah.

"Cari Iqbaal, ya?" ledek Zulfa saat melihat Sasha sedang celingak-celinguk.

"Ih, nggak, kok." Sasha tersenyum canggung karena baru saja dipergoki Zulfa.

"Hahaha, ditanyain gitu aja kok mukanya merah, sih?"

Sasha memegang kedua pipinya yang terasa memanas, "Nggak. Masa?"

Tentang RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang