37 - Me And You Against The World

Começar do início
                                    

***

Iqbaal menelepon Sasha sehabis selesai syuting Ali. Waktu menunjukkan pukul delapan malam saat itu. Belum terlalu malam kalau ia mau menemui Sasha. Ia belum membicarakan aturan-aturan yang diminta oleh manajemennya. Ia masih bingung bagaimana harus memberitahu Sasha kalau saat ini keadaan promo akan jauh berbeda dari dua promo sebelumnya. Membayangkan Sasha dan yang lainnya akan kecewa membuatnya merasa tidak anek. "Ya, lagi di mana?"

"Di rumah aja. Kamu masih syuting?" sambut Sasha dengan nada ceria seperti biasanya.

"Baru selesai scene terakhir, nih. Aku ke rumah kamu, ya."

"Kamu nggak capek?" nada Sasha terlihat khawatir karena sejak pulang dari LA hampir tidak ada waktu kosong buat Iqbaal. Ia tahu Iqbaal senang sekali dengan banyak kegiatan, tapi ia juga tahu badannya pasti lama-lama kelelahan.

"Capek. Tapi kangen kamu." Jawabnya singkat. Iqbaal masuk ke dalam mobilnya, duduk di samping Pak Ahmad sambil memberi tahu Pak Ahmad untuk menuju Bintaro ke rumah Sasha, "See you, Ya."

Perjalanan menuju Bintaro walau disertai macet khas Jakarta tapi cukup memberi waktu untuk Iqbaal tidur di mobil untuk mengembalikan energinya. Pak Ahmad memarkir mobilnya di depan rumah Sasha. Beberapa mobil terparkir di dalam pagar. Sepertinya sedang ada tamu.

"Ya, aku udah sampai." Ketik Iqbaal di whatsapp.

Tidak beberapa lama Sasha keluar dari rumahnya dan membuka pintu pagar untuk Iqbaal, "Hey, Baal."

Iqbaal tersenyum sambil mengelus pelan rambut Sasha. Malam ini Sasha memakai kaos oversized berwarna putih dan celana pendek berwarna hitam. Rambutnya diikat acak-acakan tapi membuatnya semakin cute. She's effortlessly beautiful.

"Kak Jevin, Kak Nini, sama Nord lagi datang, nih."

"Kamu lagi ada acara? Ganggu nggak?" ia merasa tidak enak kalau ternyata mengganggu acara keluarga Sasha. Ia melirik ke teras dan semua keluarga Sasha ada di sana.

"Nggak, kok. Lagi datang aja. Yuk, masuk."

Iqbaal mengangguk ragu. Sebenarnya walau ia tidak pernah bermasalah dengan Jevin, tapi ia merasa hubungannya dengan Jevin menjadi canggung sejak ia dan Sasha pernah bermasalah dulu. Sejak itu walau tidak pernah secara terang-terangan, tapi ia merasa Jevin menjaga jarak dengannya. Ia paham sekali kalau sebagai abang, Jevin pasti berusaha untuk melindungi Sasha tapi sekaligus tidak ingin mengekangnya jadi ia lebih banyak memperhatikan dari jauh.

Mama Ida dan Rifat yang menyambut Iqbaal datang pertama kali. Mereka sekeluarga sedang memanggang barbeque di depan rumah. Iqbaal menyapa satu-persatu anggota keluarganya. Semua bersikap hangat menyambut Iqbaal, tidak berlebihan, tapi juga tidak dingin. Mereka langsung menawarkan Iqbaal untuk makan duluan setelah tahu Iqbaal langsung dari lokasi syuting dan belum makan. Walau sungkan karena sebagai tamu ia jadi makan duluan, tapi ia juga tidak menolaknya karena perutnya benar-benar kelaparan.

Setelah selesai makan, mereka semua main kartu bareng. Iqbaal duduk di belakang sambil bermain gitar kepunyaan Sasha. Anggota keluarga lainnya ikut menyanyi dan saling request lagu. Jevin membawa dua kaleng coke dan memberikannya satu pada Iqbaal. Kemudian ia duduk di samping Iqbaal, "Main gitar lo makin bagus." Kata Jevin singkat.

"Eh, makasih, Kak." Kata Iqbaal yang kaget dengar pujian Iqbaal. Ia menggaruk-garuk kepalanya karena gugup.

"Lo sibuk apa sekarang?" tanya Jevin lagi sambil menawarkan rokoknya untuk mencairkan suasana antara mereka. Walau ucapannya tidak terasa mengintimidasi tapi cukup membuat Iqbaal berhati-hati dengan perilakunya.

Você leu todos os capítulos publicados.

⏰ Última atualização: Mar 25, 2020 ⏰

Adicione esta história à sua Biblioteca e seja notificado quando novos capítulos chegarem!

Tentang RasaOnde histórias criam vida. Descubra agora