Chanel

4K 546 84
                                    

Setelah hampir 8 jam bekerja Jisoo kini bersiap untuk kembali ke apartement. Semenjak mendapat pesan dari sang kekasih yang sudah memasakkan sesuatu untuknya, senyum Jisoo belum juga memudar.

Hanya untuk dirinya Jennie rela membuang waktunya untuk mempelajari cara memasak.

Berjalan ke arah lift dan menunggu pintu tersebut terbuka.

Kini Jisoo sudah berada di basement. Melangkah lurus menuju dimana mobilnya diparkirkan.

"AHH..."

Pekikan itu mampu membuat Jisoo menghentikan langkahnya dan berbelok arah menghampiri sumber suara.

"Irene-ah.. gwenchana?" Tanya Jisoo saat melihat Irene yang tengah meremas perutnya dengan kuat.

"Perutku keram Ji."

Jisoo saat itu benar-benar merasa panik. Bingung harus melakukan apa.

"Kajja, naik dipunggungku." Tawar Jisoo dengan membungkukkan sedikit tubuhnya.

"Tidak usah. Aku hanya merepotkan mu."

"Aish. Tidak ada yang merepotkanku."

Irene mengangguk. Dengan perlahan ia menaiki punggung Jisoo. Mengalungkan lengan disekitar leher kawannya.

"Apa tidak sebaiknya kau kembali ke rumah?" Tanya Jisoo dengan mengoleskan minyak terapi ke perut Irene.

"Aku memiliki pasien yang harus kulayani."

Jisoo hanya mengangguk mendengar jawaban tulus Irene.

Sedangkan di apartement mewah itu Jennie masih menunggu Jisoo yang belum juga kembali. Padahal kekasihnya itu bilang jika akan pulang sebelum pukul sembilan. Namun sekarang apa? Sudah jam sembilan lebih dan Jisoo belum juga menunjukkan batang hidungnya.

Cekrek!

"Sayang mianhae." Ucap Jisoo dengan menghampiri Jennie.

Jennie mengangguk.

Ia lalu menyiapkan makanan untuk kekasihnya itu. Tanpa mengeluarkan sedikit pun suara.

"Mianhae."

Jennie hanya memejamkan matanya sebentar saat mendengar ucapan maaf lagi dari Jisoo.

"Makanlah. Aku sudah memakannya tadi."

Jisoo mulai melahap masakan yang sebelumnya sudah Jennie buat.

"Mau?" Tawar Jisoo kepada wanita yang ada disampingnya.

Jennie menggelengkan kepalanya.

"Serius? Padahal makanannya sangat lezat." Ucap Jisoo dengan tetap melahap makanannya.

"Menjauhlah sedikit dari Dokter Bae." Pinta Jennie tanpa repot-repot menatap Jisoo.

Jisoo menghentikan kegiatannya lalu mulai menatap Jennie.

"Kenapa?"

"Aku tidak suka."

Mendengar jawaban sang kekasih Jisoo hanya menghempaskan nafas lalu mengangguk.

"Arasseo. Aku akan menjauhinya." Jisoo kembali melahap makanannya.

Kali ini suasana hening. Jisoo hanya menikmati apa yang Jennie masak dan Jennie masih sibuk dengan ponsel miliknya.

"Aku mandi dulu." Ucap Jisoo lalu mengecup pucuk kepala Jennie.

Melihat Jisoo yang sudah menaiki tangga membuat Jennie kembali menghempaskan nafas kasar. Ia lalu merapihkan meja makan dan menyusul Jisoo kedalam kamar. Kekasihnya itu belum selesai dengan kegiatannya.

[END] COïNCIDENCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang