Déclarer

6.6K 871 145
                                    

Jisoo POV

"Aku menyukaimu."

Aish kenapa kata-kata itu selalu terngiang. Jennie mengatakannya kepadaku tadi. Tentu aku terkejut saat mendengarnya.

Lalu bagaimana denganku? Apa aku menyukainya juga?

Entahlah.

Tetapi sebagai manusia normal, tidak mungkin aku tidak memiliki sedikitpun perasaan terhadap Jennie. Apalagi hampir setiap hari kita saling bertemu dan mengirim pesan satu sama lain.

Namun kenangan masa lalu terus menguasai hati dan pikiranku. Aku masih mengharapkan kenangan itu kembali ke pelukanku. Walaupun faktanya wujud kenangan itu sudah tidak bisa ku genggam.

Mungkin waktu yang salah.

"Lisa ya! Apa kau ada waktu?"

"Ne. Ditempat biasa."

Setelah menelfonnya, aku langsung meraih kunci mobil dan pergi ke cafe tempat kami biasa bertemu. Suasana cafe malam ini lumayan sepi. Hanya ada beberapa orang yang larut dalam perbincangan.

Tepat di ujung cafe tersebut, wanita jangkung dengan rambut berwarna silvernya tengah duduk sembari menyeruput chocolate milk kesukaannya.

"Masih setia dengan susu coklat mu huh?" Sapaku lalu duduk didepannya.

"Ah unni! Kau membuatku terkejut." Protesnya.

"Sebentar. Aku ingin pesan minumanku dulu."

10 menit...

"Ada apa Nona Kim?" Tanya Lisa kepadaku.

"Molla. Aku hanya bingung dengan perasaanku." Jawabku.

"Jangan bilang ini tentang masa lalu mu itu."

"Bukan Lisa ya. Ini tentang Jennie Kim." Sanggahku.

"Kau menyukainya?"

Aku menggelengkan kepalaku.

"Dia menyukaiku."

"Yak! unni kau jangan bercanda." Ucap Lisa tidak percaya.

"Yak bodoh! Aku serius."

Aku lalu kembali meminum Americano ku lagi. Lihatlah, Lisa saja tidak percaya jika Jennie menyukaiku. Jennie terlalu sempurna untukku.

"Lalu apa yang kau tunggu? Aku tahu kau menyukainya juga."

"Kau tahu darimana jika aku menyukainya? Jangan sok tahu Lisa ya."

"Aish! Tanpa kau mengatakannya saja aku sudah tahu. Sebulan ini setiap aku bertemu denganmu kau selalu tersenyum ketika berbalas pesan. Lalu tadi apa? Kau meninggalkan pekerjaan mu hanya karena Jennie tidak membalas pesan. That's too obvious Jisoo-ssi." Ocehnya lalu meminum susu coklatnya lagi.

"Lalu bagaimana deng-"

"-dengan kenangan masa lalu mu? Unni, bahkan wanita itu sudah berbeda alam dengan kita. Aku tahu kenangan kalian berdua indah, tapi apa salahnya menciptakan hal yang lebih indah dari kenangan itu bersama orang lain?"

"Jadi?"

"Jadi? Oh my god Kim Jisoo wake up! Apalagi jika bukan mengungkapkan perasaan mu juga?"

"Kau yakin?"

Lisa mengangguk.

"Ternyata kau lebih jago menyatukan tulang daripada menyatukan perasaan."

[END] COïNCIDENCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang