Osaka

5.2K 661 65
                                    

Drrtt....

Drrttt....

Drrttt....

Suara getaran yang keluar dari ponsel milik Jisoo itu akhirnya mampu membangunkan salah satu dari dua wanita yang tengah terlelap dalam keadaan bugil.

Jennie yang terganggu karena suara itupun langsung meraih ponsel kekasihnya. Ketika melihat layarnya ternyata hanya alarm. Tentu hal itu membuat Jennie mendengus kesal karena mengganggu tidurnya.

Tanpa menunggu lagi, ia langsung memeluk tubuh Jisoo dan kembali memejamkan matanya. Rasanya sangat lelah setelah hampir semalaman penuh melakukan kegiatan seks bersama Jisoo. Ia juga tidak mengerti bagaimana bisa dirinya terpengaruh hanya dengan menonton film porno. Aish lemah sekali.

Belum lagi sekarang tubuhnya merasa sakit. Oh jangan lupakan bagian bawahnya yang masih terasa nyeri karena ulah sang kekasih yang sepertinya haus belaian. Jennie mengerti kenapa Jisoo bisa senafsu itu. Itu karena dirinya yang tidak mengizinkan Jisoo untuk menyentuh tubuh seksinya akhir-akhir ini.

"Tidak lagi-lagi aku memberi hukuman seperti itu. Aish."

Drrtt....

Drrtt....

Drrtt....

"Kim ponselmu bergetar." Ucap Jennie dengan tangannya sibuk menepuk pipi Jisoo.

"Sayang... itu ponselmu." Lagi-lagi Jennie membangunkan Jisoo yang masih betah dengan dunia mimpinya.

"KIM JISOO!"

Mendengar teriakan tepat ditelinganya, Jisoo refleks mendudukan tubuhnya yang masih setengah sadar.

"YAH! Untung nyawaku tidak kesasar." Kesal Jisoo.

"Ponselmu tuh mengganggu."

Ia lalu meraih ponselnya. Saat dilihat ternyata tidak ada satu pesan atau pemberitahuan dilayar notifikasinya.

"Kau lihat? Tidak ada apa-apa di ponselku." Ucap Jisoo dengan menunjukkan layar ponselnya.

Melihat hal itu, Jennie langsung meraih ponselnya.

"Ji, aku telat!"

"Hah? Telat?"

"Hari ini jadwal terakhir latihanku dan sekarang aku sudah telat setengah jam."

Jennie lalu bergegas berdiri dengan tubuh yang bahkan tidak ditutupi sehelai kainpun.

"Aww..."

"Sayang kau kenapa?" Jisoo dengan sigap menghampiri Jennie yang bediri mematung dengan menahan rasa sakit.

"Punyaku sakit."

"Aish masa hanya dengan dua jari kesakitan?" Tanya Jisoo yang mendapatkan injakan dikakinya.

"YAH APPO!"

"Kau melakukannya berkali-kali. Bahkan hampir lima jam kau terus melakukannya." Omel Jennie yang tak ada henti.

"Ish, harusnya kau kasihani jariku ini. Demi memuaskanmu jariku hampir patah." Ucap Jisoo membela.

[END] COïNCIDENCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang