TRAGEDI YANG MERUBAH SEGALANYA

Start from the beginning
                                    

"Belum kok bang... tuh digantiin sama anak-anak yang lain. Kan kita shift-shift an. Kita udah dari sore tadi. Tapi Alhamdulillah banyak yang suka. Kripik balado buatan Syila memang bisa diakui enaklah. Top banget." Kata Ina sambil mengacungkan dua jempolnya

"Jadi beneran kamu yang bikin kripik baladonya Syil? Waduh... aku harus coba nih." Kata Raqi bangkit langsung menuju Stand tempat Syila dan teman-teman UKMnya berjualan.

"Hmm... aku ketoilet bentar ya. Kebelet." Kata Syila

"Syil... bareng deh... aku juga kebelet ini." kata Ina. Syila dan Ina pun berjalan bersama-sama menuju toilet yang berada agak jauh.

"Kok sepi ya Syil... jadi takut." Kata Ina takut membuat Syila terkekeh.

"Mbak kalau toilet rame malah kita yang susah harus ngantri panjang." Kata Syila dibenarkan oleh Ina.

"Yah... yang kosong cuma satu Syil... kamu apa aku yang duluan?" tanya Ina saat mereka melihat pintu toilet yang terbuka cuma 1.

"Mbak aja duluan. Nanti kalau udah ada yang buka aku baru masuk."

"yakin? Katanya tadi kamu kebelet."

"Yakin kok mbak. Udah sana masuk." Kata Syila. Ina pun mengangguk dan langsung masuk kedalam toilet karena memang dia sudah sangat kebelet. Sedang Syila masih menunggu. Namun karena toilet yang satunya tak terbuka-buka membuat Syila curiga. Terlebih Syila mendengar suara yang aneh dari dalam. Semacam suara desahan.

"Hmm... mbak... masih lama ta?" tanya Syila sambil menggedor-gedor pintu. Syila sangat terkejut melihat apa yang ada dihadapannya. Sepasang manusia dengan penampilan yang berantakan. Yang laki-laki tersenyum masam pada Syila. syila bingung apa yang harus dia lakukan.

"Hmm maaf... saya gak tau kalau..."

"Kalau apa manis? Kamu mau bergabung dengan kita? Boleh kok." kata laki-laki sambil menoel wajah Syila.

"To..." teriak Syila tertahan saat sebuah tangan membekap Syila.

"Panggil yang lain sayang. kita punya mainan baru." Kata lelaki itu pada seorang perempuan yang tadi menjadi pasangannya. Cowok itu membawa Syila ke dalam gudang yang tak jauh dari toilet. Syila meronta sekuat tenaga namun segala usahanya sama sekali tak membuahkan hasil. Tenaga lelaki yang membekapnya terlalu kuat.

"Syil..." Ina terkejut saat tidak menemukan Syila diluar.

"Hmm mungkin Syila udah duluan. Dia kira aku udah duluan. Ah kesalahan tadi makan sambal kebanyakan jadi lama di toilet." Kata Ina sambil berjalan meninggalkan toilet. Ina tak menyadari jika Syila sedang dalam bahaya.

"Loh Syila mana?" tanya Ina dan Zia bersamaan. Ina telah kembali namun tak menemukan sosok Syila.

"Lho bukannya tadi Syila sama kamu Na?" tanya Nadia bingung karena Ina justru menanyakan keberadaan Syila.

"Iya tapi aku pikir Syila udah balik duluan. Soalnya di toilet dia udah gak ada orang. Kosong. Makanya aku langsung balik kesini."

"Kamu yakin dek?" tanya Raqi mulai khawatir.

"Cob hubungi dulu Hpnya." Perintah Azka berusaha tenang. Meskipun sebenarnya dia juga khawatir dengan gadis ceroboh itu.

"Hpnya disini kak." kata Zia saat mendengar nada dering hp Syila berasal dari dalam tasnya.

"Ceroboh. Kemana coba anak itu." Gumam Azka geram.

"Gimana dong Mas... bang... ini udah malem dan Syila kemana?" tanya Ina khawatir. Air matanya mulai membasahi pipi cubby Ina. Nadia mencoba menenangkan sepupunya dengan memeluk Ina

The Calyx - Story Of Azka & Arsyila (Telah Terbit)Where stories live. Discover now