CURHAT

950 73 10
                                    

Aku merasa aneh dengan Zia setelah bertemu dengan Kak Raqi tadi. Zia lebih banyak diam saat perjalanan pulang padahal biasanya Zia itu ratunya cerewet. Aneh aja gitu rasanya gak denger omelan Zia. Bahkan sampai malam ini anak tetep aja ngediemin aku? Apa aku ada salah ya sama dia? Tapi kayaknya aku gak merasa deh?

"Zi... kamu kenapa sih? Perasaan dari tadi pulang dari kampus diem mulu? Lagi sakit gigi?" tanya ku yang langsung dibalas pelototan Zia.

"Enggak kok. aku gak kenapa-napa."

"Zi aku kenal kamu udah lama lho. Dari kita masih kecil aku udah kenal kamu. Kalau Zia lagi diam itu kemungkinannya cuma dua, yang pertama dia lagi sakit gigi atau sariawan, yang kedua dia lagi galau. Kamu yang mana?"

"Hehehe... aku gak lagi sakit gigi. Enak aja. Aku udah besar masak iya sakit gigi."

"Berarti kamu lagi galau? Kenapa Zi?"

"Enggak kok." kata Zia sambil menggelengkan kepalanya.

"Yaudah kalau kamu emang gak mau cerita sama aku gakpapa. Tapi sekarang kita keluar ya. Umi ikutan bingung liat perubahan sikapmu." Kata ku bangkit.

"Syil..." kata Zia menarik tangan ku.

"Apa Zia?"

"Menurut kamu Bang Raqi gimana?" tanya Zia ragu.

"Bang Raqi? Maksudnya Kak Azraqi yang kakak tingkat kamu itu?" tanya ku diangguki oleh Zia.

"Hmm... dia kayaknya sih baik, terus orangnya humble juga. periang kayaknya. Dan dia gampang akrab. Pasti dia cerdas." Kata ku mencoba menggambarkan apa yang aku tau di pertemuan pertama kami, hanya penilaian sekilas sih pastinya karena memang kan aku gak kenal dia. Ketemu juga baru sekali.

"Kamu suka gak sama dia?" tanya Zia yang sukses membuat Aku terkejut. Sepertinya aku mulai tau kearah mana pembicaraan ini

"Kamu suka sama kak Raqi?" tanyaku yang langsung membuat Zia gelagapan. Tuh kan?

"Eng...enggak kok. Tapi bang Raqi kayaknya suka sama kamu." Kata Zia mencoba berbohong.

"Zia... Rasa cinta itu fitrah kok. semua orang pasti akan merasakannya. Tapi bukan itu yang penting disini, karena Allah itu Maha Membolak-balikkan Hati. Akan sangat mudah bagi Allah mengubah hati yang dahulunya sangat membenci menjadi cinta begitu sebaliknya. Maka dari itu yang terpenting sekarang, bagaimana kamu memperlakukan cinta yang kamu rasakan itu. Kamu ingat bagaimana kisah Ali dan Fatimah yang begitu pintar menyembunyikan rasa cinta mereka bahkan syetanpun tak mengetahuinya? Kamu tau Zulaikha menjauhkan Yusuf saat dia mengejar cinta Yusuf tapi Allah mendekatkan Yusuf padanya saat Zulaikha mengejar cinta Allah." Kata ku tersenyum melihat Zia menunduk.

"Jadi aku harus jadi Zulaikha dulu Syil?" tanya Zia polos.

"Iya dong. Kejar cinta Allah, Insyaallah Allah mengirimkan seseorang yang juga mencinta-Nya menjadi bagian dalam hidupmu. Entah itu Kak Raqi atau Ikhwan shalih lain diluar sana. Percaya sama Allah bahwa rencana-Nya sangat indah." Kata ku meyakinkan.

"Makasih ya Syil... hmm tapi kalau aku boleh tau apa ini yang sedang kamu lakuin? Menjadi Zulaikha yang sedang mengejar cinta-Nya untuk mendapat cintanya?" tanya Zia. Aku nampak berfikir lalu tersenyum pada sahabatku.

"Iya... aku sedang belajar menjadi sosok Zulaikha yang sedang mengejar cinta Allah."

"Siapa? Siapa laki-laki yang kamu harapkan?" tanya Zia takut.

"Entahlah. Yang aku yakini siapapun dia nanti, dialah yang telah Allah tuliskan di lauh mahfudz. Udah ah ayo keluar. Udah waktunya makan malam nih." Kata ku bangkit. Zia mengikutinya dari belakang. Mereka berjalan menuju ruang makan yang disana telah ada Ahwas dan Istri, Azizah dan suaminya Asyraf.

The Calyx - Story Of Azka & Arsyila (Telah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang