TOM & JERRY BERDAMAI

1.1K 80 4
                                    

Hidup jauh dari orang-orang yang disayang ternyata tak semudah yang dibayangkan olehku. memilih kuliah diluar kota kelahiran membuat ku tak memiliki banyak waktu bertemu dengan kedua orang tua serta kakakku. Meskipun jarak Surabaya-Malang tak begitu jauh tapi hal itu cukup membuat ku rindu saat berkumpul bersama ayah, bunda serta abang. Meskipun selama dirumah waktunya hanya habis untuk bertengkar dengan Bang Dhia'. Namun pertengkaran itulah yang kini aku rindukan.

Beruntunglah aku tak sendiri berada di kota pendidikan ini, Aku dan Zia sahabat kecilku tinggal bersama dirumah Abi Asyraf dan Umi Azi adik dari ayahnya Bang Dhia', Azizah. Meski Aku bukan keponakan kandung dari Umi Azi, namun Umi Azi tetap menganggap ku keponakannya, memiliki tempat yang sama dengan bang Dhia'. Bahkan Mas Ahwas, anak semata wayang Umi Azi dan Abi Asyraf sangat menyayangiku, adik sepersusuannya.

"Kamu sih Syil... tadi pagi ditawarin mas Ahwas buat bareng dia aja gak mau. Malah milih bawa motor. Kan kalau bareng mas Ahwas gak perlu nungguin ujan reda gini." Kata Zia kesal melihat hujan tak reda-reda. Aku tidak memperdulikan omelannya. Zia hanya mampu mendesah kesal.

"Syil... dengerin aku ngomong kenapa?" kata Zia kesal.

"Apa sih Zi... aku denger kok. cuma lagi males aja nanggepi ocehan kamu. Hujan itu anugerah Zi... nikmatin aja deh setiap tetesannya."

"Haduh Arsyila Romeesa Farzana... anugerah sih anugerah tapi kalau gak berhenti-henti gini ya bikin kesel Syil... bikin laper juga." kata Zia lagi. Aku terkekeh pelan mendengar omelannya

"Bilang aja kalau kamu laper Zi... tuh ditasku ada roti. Bisalah buat ganjal perut karet kamu itu." Kataku disambut suka cita oleh Zia. Dengan semangat 45 Zia mengambil roti yang ada ditasku.

"Bilang kek dari tadi."

"Ya kamu gak nanya."

Zia masih asyik memakan roti milikku. Aku hanya tersenyum sambil geleng-geleng kepala melihat sahabatku yang sudah seperti orang tak makan berbulan-bulan. Pandangan ku beralih pada rintikan hujan. Ingatanku kembali pada kenanganan-kenangan sewaktu aku masih kecil dulu. hujan adalah hal yang paling ku sukai dulu hingga sekarang. Bang Dhia' yang mengenalkan hujan pada ku yang waktu itu masih sangat kecil. aku tak ingat berapa dulu umurku. Yang aku ingat, Bang Dhia' mengajakku hujan-hujanan untuk pertama kalinya. Meskipun pada akhirnya aku dan bang Dhia' dimarahi setelahnya oleh bunda habis-habisan.

Aku menutup novel yang sedari tadi aku baca, bangkit dari tempat dudukku. Melangkah merasakan rintikan hujan yang sudah lama tidak aku rasakan semenjak dewasa. Tetesan hujan mulai membasahi kerudungku. zia yang melihat kelakuan sahabatku hanya mampu berteriak-teriak memanggil nama ku yang sama sekali tidak ku gubris.

"Syil... kamu jangan gila deh. Jangan kayak anak kecil ujan-ujanan gitu. Cepet kesini Syil... ntar kamu sakit." Teriak Zia yang hanya dibalas gelengan kepala oleh ku. Aku menyukai hujan dan segala kenangan yang ia bawa untukku

"Emang susah ya ngasih tau kamu tuh. Terserah deh." Kata Zia menyerah.

Aku menikmati setiap tetesan air hujan yang membasahi wajahku. Kenangan indah dimasa lalu membuatku kembali tersenyum. Rinduku pada bang Dhia' aku sampaikan lewat tetesan hujan. Tiba-tiba seseorang memayungiku. Aku terkejut karena tau Zia tak mungkin melakukannya. Aku tersenyum melihat lelaki yang kini menatapku dengan penuh amarah.

"Dek... ngapain kamu hujan-hujanan gini? Nanti kalau sakit gimana?" tanya laki-laki itu. Bukannya menjawab aku malah memeluk laki-laki itu erat sampai payung yang dibawanya terjatuh. Aku merindukan laki-laki menyebalkan ini.

Laki-laki itu hanya tersenyum dan membalas pelukan yang sangat aku rindukan. Aku tidak peduli dengan orang-orang yang mungkin kini tengah melihatku memeluk seorang laki-laki. Biarlah orang lain berbicara apa. Aku sangat merindukan dia. meskipun aku dan dia selalu berantem setiap bertemu, namun rasanya berpisah bukanlah jalan yang terbaik untuk kami berdua. Terbukti, aku sudah sangat merindukan dia bahkan belum lama ini kami bertemu.

The Calyx - Story Of Azka & Arsyila (Telah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang