FAKTA TENTANG AZKA

977 82 3
                                    

Syila POV

Aku tak bisa menyembunyikan kebingunganku atas sikap aneh Kak Azka padaku hari ini. Bagaimana tidak, kalau biasanya dia akan mengomel sepanjang masa saat melihat kecerobohanku tadi sama sekali tak mengomel hanya menasehati sedikit. Bahkan aku tanpa sengaja melihatnya tersenyum. Seorang Azka Shagufta Raffasya Abdullah tersenyum. Sesuatu yang sangat amat langka.

Apa karena tadi aku menabraknya sehingga otaknya sedikit ada yang gak beres? Ah itu gak mungkin, ya kali yang kepentok tulang ekornya yang error otaknya? Jauh lah antara tulang ekor dan otak mah. Lalu apa yang bikin dia berubah? Gak biasanya aja gitu aku gak kena omel dia. Rasanya sangat aneh ketemu dia tapi tak diomeli padahal biasanya dia akan ngomel-ngomel padaku setiap bertemu. Selalu saja ada yang salah denganku setiap bertemu dengannya.

Ah entahlah. Harusnya kan aku senang hari ini gak dapat omelan dari dia padahal dua kali aku berlaku bodoh didepannya. Semoga saja ini akan berlangsung lama. Biar aku bisa tenang kuliah tanpa ada beban karena takut padanya. Ok aku mulai mengeluh lagi karenanya. Lupakan dia Arsyila.

Saking asyiknya aku memikirkan sebab musabab berubahnya Kak Azka aku tak sadar kalau aku telah berada di Fakultas teknik tempatku biasa menunggu Zia. Aku mengeluarkan Hpku untuk memberitahu Zia bahwa aku telah sampai di Fakultasnya, belum selesai aku mengetik pesan aku tanpa sengaja menabrak seseorang. Hpku terjatuh entah kemana. Haduh kenapa aku selalu menyusahkan orang? Siapa kali ini yang beruntung ku tabrak. Tunggu... seperti Kak Azka? Gak... gak mungkin Kak Azka. Seingatku tadi dia gak pakek baju ini? Gaya rambutnya pun berbeda. Tapi kenapa dia mirip sekali dengan Kak Azka?

"Kak Azka..." Gumamku

"Hey... kamu gak papa?" tanya cowok itu melihatku yang masih melongo tak percaya. Emang ada gitu orang punya wajah mirip banget. Kecuali memang mereka kembar identik. Tapi apa iya Kak Azka kembar? Aku gak pernah tau.

"Hey... ada yang sakit atau apa? Respon aku dong." Katanya berusaha menyadarkanku dari keterkejutanku. Dia memang bukan kak Azka. Cara bicaranya beda.

"Hah? Iya saya gakpapa kok." Kataku mencoba mengembalikan kesadaranku. Aku mencari keberadaan Hp kesayanganku tapi aku tak menemukannya. Dimana dia? Gimana kalau Zia mencoba menghubungiku? Dimana coba benda pipih itu menghilangnya?

"Kamu mencari apa?" tanya cowok itu bingung melihatku yang tengah mencari sesuatu.

"Hmm... Hp... aku sedang mencari Hpku." Kataku tanpa melihatnya dan masih sibuk mencari Hpku. Dia pun ikut membantuku mencarinya.

"Ini bukan?" tanya nya tak berapa lama sambil menunjukkan Hpku. Aku langsung menerimanya.

"Makasih... tapi kok basah? Gak bisa nyala juga." kataku sedih. Kecerobohanku kali ini benar-benar menyusahkanku.

"Hmm dia masuk ke selokan." Katanya hati-hati. Aku menatapnya sedih. Kalau sudah begini berarti aku harus membawanya ke service center untuk memperbaikinya. Bagaimanapun Hp ini sangat penting untukku. Semua kontak ada dihp ini. Terutama kontak kak Azka. Kenapa aku bilang terutama? Karena aku ada urusan yang sangat penting dengannya dalam beberapa waktu ini. Acara penyuluhan yang dilakukan ormawa yang aku ikuti mengharuskanku menghubunginya sering-sering untuk menanyakan banyak hal karena akulah ketua panitianya dan dia sebagai pendamping kami.

"Ya... sepertinya dia ngambek kali ini. Sudah terlalu sering tak banting. Mungkin dia lelah." Kataku asal mencoba menghibur diri. Dia mengernyitkan alisnya bingung.

"Sering dibanting?"

"Hehehe... iya saking cerobohnya saya, jadi sering ngebanting hp deh gak sengaja. Maaf ya tadi saya nabrak kakak. Beneran deh gak sengaja."

The Calyx - Story Of Azka & Arsyila (Telah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang