FARZANA

1K 73 2
                                    

"Zi... Aku mau ke perpus kota kamu mau ikut gak?" Tanyaku pada Zia yang saat ini sedang asyik dengan HPnya. Setiap Weekend aku memang lebih sering menghabiskan waktuku diperpustakaan kota daripada nongkrong di café seperti yang saat ini sedang digemari orang-orang. Menghabiskan waktu dengan membaca novel tidak pernah sedikitpun membuatku bosan.

"Arsyila sayang... kamu gak bisa ya sehari aja gak ke perpus gitu? Sekali-kali tuh kamu ikut aku nongkrong biar temen kamu tuh gak cuma aku sama Izard aja." Kata Zia, aku hanya tersenyum sambil memeluknya.

"Kamu sama Izard itu udah lebih dari cukup Zi... Lagian kalau temen kan aku juga udah banyak di kampus. Tapi kalau mesti nongkrong, ngopi, ngobrol ngalor ngidul gak jelas gitu makasih aku gak minat. Mending aku diperpus bisa baca Novel sepuasku gratis."

"Arsyila plis dong.... sekali aja lho. Cuma sama cewek-cewek doang kok."

"Zia sayang... kamu have fun ya sama temen-temen kamu. Aku berangkat. Assalamualaikum." Kataku sembari mengambil tas dan jaketku meninggalkan Zia yang masih terus mengomel. Kebiasaan.

"Lho Syil belum berangkat? Kirain kamu udah di perpus tadi." Tanya mbak Caca saat kami berpapasan di teras rumah. Ya memang biasanya aku sabtu malam begini sore hari sudah diperpustakaan.

"Iya mbak Ca... Ini masih mau berangkat. Assalamualaikum mbak Cantik." Kataku pamit pada mbak Caca.

"Waalaikumsalam. Hati-hati Syil. Jangan ngebut."

"Siap mbak." Kataku sambil memakai helm. Kemana-mana memang aku lebih memilih memakai motor, kalau gak sedang dianter sama mas Ahwas tentunya. Untung saja hari ini mas Ahwas sedang dinas di rumah sakit jadi aku bebas menggunakan motor kesayanganku ini.

Jarak antara rumah dan Perpustakaan kota memang tidak begitu jauh jadi aku tida membutuhkan waktu yang lama untuk sampai diperpustakaan. Karena sudah terlau sering kesini, petugas disini bahkan sampai hafal denganku.

Sebenarnya aku bisa saja meminjam buku atau novel disini dan dibaca dirumah. Tetapi entah kenapa aku lebih menyukai tempat ini. Yah meskipun tidak bisa lama tentunya. Karena perpustakaan ini aku tutup pada pukul delapan nanti. Ah... aku hanya memiliki waktu satu jam disini. Dan kali ini sepertinya aku memang harus meminjam buku ini.

"Kenapa hari ini telat datengnya Syil? Biasanya habis Asyar kamu sudah disini. Duduk dipojokan." Tanya ibu petugas perpustakaan yang memang sudah sangat mengenalku.

"Tadi saya masih ada urusan bu dirumah. Eh saya mau pinjam novel sama buku ini ya bu." Kataku sambil menyerahkan novel dan buku kedokteran yang memang daritadi sudah mencuri perhatianku.

"Besok gak kesini dong kalau kamu udah pinjem buku dua gini?"

"Masih kok bu insyaAllah kalau dua buku ini sudah selesai saya baca."

"...Farzana." Loh tunggu itu seperti namaku? Tapi siapa yang memanggilku? Tidak ada yang tau nama belakangku. Semua orang mengenalku dengan nama Arsyila. Tidak banyak yang tau nama lengkapku. Lalu siapa yang memanggil namaku? Apa mungkin ada yang memiliki nama Farzana juga disini?

"Bu... saya kesana sebentar ya nanti saya balik lagi ambil bukunya." Kataku berpamitan pada Ibu petugas itu.

"Mbak memanggil saya?" tanyaku bersamaan dengan seorang perempuan mungkin seusiaku. Dia sangat cantik, tampilannya santai tapi tetap enak dipandang. Dia menatapku bingung. Aku pun bingung. Dan mbak yang memanggil tadi pun tak kalah bingung.

"Hmm maaf... mbaknya tadi manggil nama siapa ya?" tanya cewek itu saat telah berhasil mengatasi rasa bingungnya.

"Mbak tadi manggil nama Farzana kan? Saya dengarnya sih gitu. Tapi Farzana siapa saya gak tau." Kataku menambahi. Cewek itu mengangguk.

The Calyx - Story Of Azka & Arsyila (Telah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang