TRAGEDI YANG MERUBAH SEGALANYA

1.2K 93 14
                                    

Graha Cakrawala sudah mulai ramai sejak tadi sore ada banyak pameran yang digelar digedung megah milik Universitas Negeri Malang. Pameran itu diadakan oleh dua universitas yang bersebelahan memang patut dibanggakan. Pameran ini adalah acara amal yang diusulkan oleh Ketua BEM dimasing-masing kampus. Dengan tujuan menyalurkan bakat mahasiswa dan membantu saudara-saudara yang membutuhkan. Ada berbagai pameran disini, fotografi, buku, kerajinan tangan,makanan, music dan hiburan lainnya.

"Kebiasaan deh. Main comot makanan orang aja. Gak sopan Zia." Kata Syila kesal. Bukan apa-apa. Syila memang tak pernah menyukai orang lain mengambil makanannya. Sedari kecil. Saat ini Syila, Zia, Nadia dan Ina memang sedang duduk di kafetaria yang disediakan dipameran ini.

"Hehehe... iya-iya maaf. Aku lupa Syil."

"Kenapa sih?" Tanya Nadia bingung. Syila masih bungkam. Menyerahkan batagor miliknya pada Zia. Zia yang sudah mengenal Syila lama hanya mampu pasrah.

"Syila itu paling gak suka kalau ada yang ngambil makanannya. Terutama kalau orangnya asal comot aja." Jelas Zia.

"Kok bisa Zi?" tanya Ina

"Itu gara-gara abangnya yang dulu kelewat iseng mbak. Dulu waktu mereka kecil, Syila sering banget diusilin abangnya, ya dengan ngambilin makanan yang sedang dimakan Syila, suka nyomot sembarang, ya gitulah."

"Tapi kamu sama lho Syil sama mas Azka." Kata Ina sukses membuat Syila terkejut

"Nah bener itu. Tapi bedanya Azka lebih nyeremin kalau ada yang ganggu dia makan. Raqi yang paling sering kena semprot si raja e situ." Kata Nadia menambahi.

"Lagi ngomongin siapa sih? Kok kayaknya serius gitu?" tanya Raqi sambil mencomot batagor milik Syila yang ada didepan Zia.

"Kebiasaan kamu gak bisa apa kamu hilangin. Gak sopan bang. gak semua orang suka makanannya asal kamu comot aja." Tegur Azka.

"Tuh... apa aku bilang. Baru juga diomongin udah kebukti." Kata Nadia.

"Apaan sih? Kok aku gagal faham." Kata Raqi duduk disebelah Ina dan Syila sedang Azka memilih duduk di dekat Nadia tepat dihadapan Syila.

"Syila sama mas Azka itu ternyata punya kesamaan bang. mereka sama-sama gak suka diganggu makanannya." Kata Ina sukses membuat Raqi dan Azka terkejut.

"Dan batagor yang tadi kamu comot itu punya Syila Qi... tadi habis dicomot Zia. Makanya sekarang wajahnya ditekuk gitu." Kata Nadia menambahi.

"Eh..."

"Udahlah... gak perlu dipermasalahin. Aku bisa pesen lagi kok. batagor yang itu biar dimakan Zia atau kak Raqi aja. Aku mau pesen lagi. Ada yang mau nitip?" tawar Syila.

"Biar saya yang pesenin. Kamu duduk aja. Kebetulan saya juga lapar. Bang nitip gak?" tanya Azka mencegah Syila yang hendak bangkit. Syila pun duduk kembali setelah melihat tatapan dingin Azka. Tak bisa dibantah.

"Boleh deh mas. Yang pedes banget ya." Kata Raqi setelah berhasil menetralkan keterkejutan atas sikap kakak sulungnya.

"Eh... Zi, gimana fotomu udah ada yang laku belum?" Tanya Raqi memecahkan kebisuan yang terjadi setelah Azka menghilang. Hmm enggak hilang juga sih. Cuma pesen batagor aja kok.

"Hmm belum... kayaknya gak ada deh yang minat sama fotoku bang." kata Zia lesu.

"Pasti ada Zi... lagian kan pamerannya masih sampai 5 hari kedepan. Ini juga masih hari kedua." Kata Syila menyemangati sahabatnya.

"Nah bener kata Syila Zi... masih ada banyak waktu kok." kata Nadia menambahi

"Terus gimana jualan camilannya kalian? Wah pasti ludes habis nih? Buktinya ini 3 ibu-ibu PKK udah duduk manis disini?"

The Calyx - Story Of Azka & Arsyila (Telah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang