"Hmm... mbak berdua ini namanya Farzana?" tanya mbak petugas perpustakaan itu semakin membuatku bingung. Aku dan cewek itu mengangguk bersamaan.

"Ya... saya Arsyila Romeesa Farzana." Kataku

"Saya Farzana Malayeka Kirei." Kata cewek itu. Nama yang sangat bagus menurutku.

"Hmm jadi begini mbak. Tadi saya gak sengaja menemukan buku ini tertinggal di meja registrasi. Didalamnya saya cuma menemukan nama Farzana. Saya tidak tau kalau ternyata disini yang namanya Farzana ada dua. Hmm jadi diantara mbak ini siapa yang mempunyai buku ini." Kata mbak itu sambil menunjukkan buku bersampul biru langit. Ada nama Farzana disana. Itu bukuku yang memang sepertinya aku melupakannya tadi. Dasar pelupa.

"Hmm itu punya saya mbak. Saya terlalu ceroboh. Terimakasih mbak." Kataku sambil tersenyum malu. Ini kalau ada Zia atau Bang Dhia' udah pasti diomelin.

"Hmm baiklah kalau begitu saya permisi ya mbak. Maaf sudah mengganggu kegiatan mbak-mbaknya." Kata petugas perpustakaan itu undur diri. Sepertinya dia masih baru disini. Wajah mbaknya masih asing.

"Maaf ya mbak... saya jadi mengganggu mbaknya." Kataku tidak enak. Lucu sih dari sekian lama aku memiliki nama Farzana baru kali ini ada dan kebetulan dipertemukan dengan cara yang menurutku unik sih.

"Panggil saya Mala aja. Aku rasa kita masih seumuran kok." kata gadis itu sambil mengulurkan tangan untuk berkenalan.

"Ah... iya baiklah. Aku Syila." kataku sambil membalas uluran tangannya. Masih dengan senyum itu.

"Kuliah dimana? Kedokteran?" Tanya Mala saat aku dan dia berjalan beriringan keluar dari perpustakaan. Tentunya setelah aku mengambil dua buku tadi.

"Ah... iya. Di UB semester 2. Kamu?" tanyaku.

"Aku ambil Gizi di Poltekkes Malang sama semester 2nya kok. kamu sendiri?" Katanya.

"Iya sendirian. Kalau kamu?"

"Iya sama sih. Mau langsung pulang atau mampir kemana dulu?"

"Kenapa memang?"

"Aku lapar. Ya aku ingin ngajak kamu makan kalau kamu mau. Pengen banyak ngobrol sama kamu. Entah kenapa aku tertarik aja sama kamu. Sayangnya aku cewek, kalau aku cowok pasti sudah aku jadikan kamu pacarku seperti yang sering ada di FTV." Kata Mala tentu saja mengundang tawaku. Ini aneh. Untuk pertama kalinya aku nyaman ngobrol dengan orang yang bahkan baru beberapa menit saja aku kenal.

"Hehehe... kamu ini ada-ada aja. Hmm boleh. Sebentar ya aku ambil tas sama buku ku dulu."

"Ok. Aku juga mau ambil buku sama tasku." Kata Mala. Kami berjalan menuju loker yang memang disediakan ditempat ini

"Kamu kesini naik apa?" Tanya Mala saat kami keluar dari perpustakaan.

"Hmm naik motor sih. Tuh disana." Kataku sambil menunjuk motor kesayanganku.

"Terus kita gimana? Aku bawa mobil soalnya."

"Gampang. Nanti aku ngikutin kamu dari belakang deh."

"Yakin gakpapa?"

"Iya gakpapa kok."

"Gini wes, kamu tau Warung Sehat yang di jalan Suhat?" Tanya Mala. Warung Sehat? Tentu saja aku tau. Rumah makan yang mengusung konsep herbal dan tanpa MSG memang sudah menjadi favoritku dan Zia sejak pertama kami di Malang.

"Iya tau kok."

"Kita ketemu disana ya?"

"OK."

Akhirnya kami berpisah. Aku menaiki motorku dan Mala dengan mobilnya. Jalanan lumayan lancar sih untungnya. Jadi aku dan Mala sampai hampir bersamaan. Mala mengajakku masuk. Semua orang menyapa kami, eh bukan lebih tepatnya menyapa Mala sih. Mereka seperti sudah sangat akrab.

The Calyx - Story Of Azka & Arsyila (Telah Terbit)Where stories live. Discover now