part 21

78 4 0
                                    



Taehyung mamarkirkan motornya dihalaman rumah Jimin.
Saat akan memasuki gerbang, sebuah mobil hitam telah terparkir di depan jalanan rumah Jimin, Taehyung hafal betul siapa pemilik mobil sedan hitam itu. Dan ia sangat tidak suka dengan sang pemilik benda didepan rumah sahabatnya tersebut.

 Dan ia sangat tidak suka dengan sang pemilik benda didepan rumah sahabatnya tersebut

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Tae... kenapa lama sekali? " ucap Jimin
Pemuda manis itu tengah berada di ruang tamu bersama dengan Jungkook.

"Aku pikir hanya aku yang akan datang berkunjung" Taehyung berjalan menghampiri Jimin sambil menatap sinis kearah Jungkook

" tadinya memang begitu, tapi Jungkook tiba tiba datang kerumah. Dia bilang kangen dengan Seokjin hyung" ucap Jimin sambil melambaikan tangan menyuruh Taehyung duduk.

"Jika kangen dengan Seokjin hyung kenapa tidak dipacari saja, kenapa justru memacari adiknya"

Ucapan Taehyung dan kelakuannya sangat dimengerti Jungkook jika pemuda ini memperlihatkan ketidaksukaannya. Ingin rasanya Jungkook menghajar wajah pemuda didepannya tersebut. Jika saya dia bukan sahabat dari kekasihnya.

"Tae sudahlah, jangan memperkeruh keadaan" Jimin menatap Taehyung memelas, membuat Taehyung akhirnya menghelanapas berat

"Ada yang ingin aku sampaikan padamu..."

.

Jimin mulai bercerita tentang bagaimana ia diundang untuk menjadi trainee disebuah agensi, dan beberapa kontrak yang ia tanda tangani. Sempat ada cekcok karna Taehyung tidak setuju dengan keputusan Jimin, namun bukan Jimin yang meluruskan justru Jungkook yang menjawab hingga perbincangan masalah ini semakin panjang.

" dunia entertaiment itu kejam Jim,aku tidak mau kau terlihat didalamnya!"

" aku tau tae, seokjin hyung juga bilang begitu, namun ini satulangkah menggapai mimpiku"

" jim, banyak boyband bubar diluar sana. Mereka hanya tenar tidak lebih dari 2thn, rumor mengatakan mereka bubar dikarenakan para member yang egois dengan ketenaran masing masing. Aku tidak mau nanti kau dibuang hanya karna ada yang lebih tenar darimu" Taehyung mengatakan kalimat itu dengan menatap kesal pada Jungkook, dia bahkan meninggikan suaranya membuat Jimin kaget.

" kau seharusnya mendukung apa yang menjadi mimpi Jimin, bukan malah menakuti seperti itu" jawab Jungkook kesal

" itu kenyataan, aku tidak mentakuti" Taehyung menyunggingkan senyum sinis.

" manusia itu semua egois, saat mereka sukses. Mereka ingin kesuksesan itu menjadi milik mereka sendiri tanpa mau dibagi, saat itulah orang orang yang mendorong mereka dari jauh tidak akan dianggap lagi."

"Dan aku tidak mau nantinya Jimin menjadi orang yang dibuang karna keEgoisan temannya sendiri" lanjut Taehyung sambil menekan setiap kalimat yang dia ucapkan.

" kau meragukan teman teman kami? Tau apa kau soal teman kami" Jungkook mulai emosi dengan omongan Taehyung.

"CUKUUUUP!!!!!!! kalian membuatku pusing!! Kalian lanjutkan saja pembicaraan ini berdua!!! Jangan tanya pendapatku " Jimin berteriak kencang mengagetkan kedua pemuda yang bedebat didepannya.

Jimin berdiri dan melangkah cepat menuju kamarnya berada, dibantingnya pintu kamar membuat kedua pemuda diruang tamu memekik kaget.
Jungkook hendak menyusul Jimin, namun tangan Taehyung menghalangi niatnya.

"Hentikan, dia ingin berbicara masalah ini denganku. Biar aku bicara berdua dengannya"

"Dan membiarkanmu menghasutnya untuk membatalkan kontraknya" Jungkok menepis tangan Taehyung dengan kasar.

"Jika kau melakukan itu, bukan hanya mimpi Jimin yang kau jauhkan. Tapi juga ketiga temannya yang lain"

" biarkan aku bicara dengannya, setelah itu akan aku biarkan kau mengambil alih" Taehyung melangkah memasuki kamar Jimin. Meninggalkan Jungkook yang kembali duduk dengan kasar menunggu salah satu dari mereka keluar. Meskipun dalam hati ia juga ingin ikut masuk kedalam kamar

.

.

.

.

"Jiminie..."
Taehyung melangkah mendekati jimin yang berada diatas kasur meringkuuk ditutupi selimut.

" mengertilah Jim, aku hanya khawatir denganmu"
Taehyung mengambil tempat untuk duduk disebelah Jimin, tangannya mengelus pelan surai Jimin lebut

" aku tau tae, tapi ini awal untuk menggapai mimpiku. Aku tau pasti akan banyak masalah namun aku yakin bisa mengatasinya, aku punya teman yang bisa aku percayai" ujar Jimin tanpa beranjak dari posisinya

" bangunlah jim, biarkan aku melihat wajahmu"
Jimin mulai menyingkap selimut ditubuhnya, raut mukanya membuat Taehyung menyesal. Air mata nampak mengalir dimata pemuda manis ini.

" kau yakin dengan keputusanmu?" Tanya Taehyung tegas dan dijawab anggukan mantap oleh Jimin

" bagaimana jika terjadi masalah, jika para masyarakat tidak suka dengan penampilanmu? Jika skandal bertaburan sebelum kesuksesanmu?"

Jimin menghentikan tangan Taehyung yang sedaritadi mengelus kepalanya.
" aku tidak sendiri tae, jika ada masalah aku akan menyelesaikannya dengan mereka yang menjadi bagian anggotaku"

" baikalah jika kau kukuh dengan keputusanmu jim"
"Tapi... jika ada suatu masalah yang fatal, yang menyankut dirimu, dan membuat dirimu hancur. Aku tak akan ragu menggeretmu keluar dari agensi itu. Dengan atau tanpa persetujuanmu"

"Aku pastikan tidak akan pernah terjadi" Jimin tersenyum lembut.

Tangannya terulur untuk memeluk sahabatnya, dan dibalas pelukan erat oleh Taehyung.

.

.

.

.

Ckleeek

Jungkook menatap pintu kamar Jimin yang terbuka. Taehyung keluar dari kamar dengan raut wajah kesal bercampur gelisah.

Taehyung berdiri berhadapan dengan Jungkook. Matanya menatap lurus obsidian Jungkook.
" dengar, kau mungkin boleh memilikinya sekarang. Tapi ingatlah sedikit saja ada air mata yang keluar darinya karenamu atau karena teman temanmu, aku tak akan segan mengambilnya darimu. Dan akan aku buat dia tak bisa bertemu denganmu lagi" ucap Taehyung

" tidak akan pernah terjadi" jawab Jungkook mantap

" jangan percaya diri dulu, semua bisa terjadi kapan saja"
Taehyung mengambil langkah kedepan dengan sengaja mengenggol pundak Jungkook. Mengambil jaket dan kunci motornya lalu melenggang pergi keluar rumah.

Sepeninggalnya Taehyung, Jungkook mengambil langkah memasuki kamar Jimin, ia yakin kekasih manisnya itu pasti sedih karna sempat berdebat dengan sang Sahabat.

Jungkook tak tau seperti apa Taehyung bagi Jimin. namun Jungkook menebak, bahwa lelaki dengan suara berat itu pasti cukup berarti bagi sang kekasih karna Jimin selalu menceritakan semua masalahnya pada orang itu selain pada sang kakak.

Dan Jungkook juga tau bagai mana Taehyung menganggap Jimin lebih dari Sahabat. Tatapan matanya sama seperti Jungkook menatap Jimin 'cinta'.
Jngkook berharap, perasaan Jimin pada Taehyung tak lebih dari sahabat.






Tbc

THE BEGINNINGWhere stories live. Discover now