TOSCA 1

888 175 12
                                    

BGM/ Haruka nakmura ft

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

BGM/ Haruka nakmura ft.luca; helios

🌿


ORANG jatuh cinta itu seperti burung yang indah. Mereka ingin ditangkap tapi tidak mau disakiti.


***


BIRU pirus telaga yang Mikasa lihat. Telaganya luas dengan air jernih berkialauan. Mencerminkan langit yang tak tersaput awan, bersih, perpaduan antara biru dan hijau. Dikelilingi bukit serta pohon pinus sebagai perhiasan. Mikasa menutup mata lalu menarik napas dalam-dalam, kemudian hatinya menjadi tentram. Aroma segar menguar mengobati penat yang menumpuk. Burung bersahut-sahutan di angkasa, berpadu suara jangkrik dan gemerisik daun. Kupu-kupu terbang anggun mengitari ilalang. Begitu damai. Angin berhembus kian melembutkan hati. Mikasa berdiri di balkon besar yang menghadap ke arah telaga. Saat akhir pekan, keluarga Ackerman dan Jaeger memutuskan berlibur di villa milik Grisha. Keputusan itu dibuat secara mendadak guna menenangkan suasana, akibat ketegangan tempo hari.

Mikasa sempat menolak sebab Eren ikut hadir dalam liburan tersebut. Mikasa pikir, liburan ini sama sekali tidak berguna. Suasana hati Mikasa tidak akan berubah selama pria itu berada di dekatnya. Terlebih---Historia juga bergabung memperparah keadaan---Mikasa sontak geram, dia tidak terima, sebenarnya apa yang Eren rencanakan? Misi untuk menghancurkan Mikasa hingga lebur? Atau menjadikannya sebagai masokis kelas atas? Mikasa tidak habis pikir. Bahkan keluarga mereka pun sama saja---kalau mau---Mikasa dan Eren dipisahkan saja jauh-jauh.

Saat keputusan itu diumumkan Mikasa tidak tinggal diam. Pagi tadi Mikasa berlari menuju unit 805, dia gencar menekan bel berkali-kali hingga sang pemilik rumah kesal. Tak lama seorang pemuda keluar dari balik pintu. Wajahnya masam menyipit ke arah Mikasa. Jean menyisir rupa Mikasa yang mengenakan kaus besar dan celana pendek tenggelam dalam kausnya. "Ada apa pagi-pagi mencariku?" tanyanya parau, seolah sisa nyawanya belum sampai ke dunia nyata. Kedua netra Jean nampak sayu, serta rambut yang tidak tertata. Pemuda itu baru saja terjaga dari tidur.

"Ikut aku!"

"Kemana?" Jean bukan cenayang. Apa lagi dalam kondisi setengah sadar, jangankan menebak, berpikir saja Jean belum mampu.

Mikasa memaksa masuk. Kakinya melangkah maju, mendorong pemuda itu menjauh dari ambang pintu. "Cepat mandi, bersiap lah," tegasnya lagi. Menarik satu tangan Jean menuntunnya hingga tehuyung.

Jean dibawa masuk ke dalam beranda, Mikasa menoleh ke segala arah, mencari letak kamar mandi berada. Berhubung kediaman Jean sangat percis dengan kediaman milik Levi, tidak perlu banyak waktu untuk menemukannya. Mikasa berjalan gesit memasukan tubuh Jean ke dalam kamar mandi. Lelaki itu masih kebingungan, belum lagi kepalanya berdenyut hebat. "Tunggu!" Jean menahan pergelangan Mikasa yang sendari tadi mengenggamnya. "Apa yang kamu lakukan? Aku baru tertidur selama dua jam," dalih Jean berterus terang.

Forbidden ColorWhere stories live. Discover now