MAROON 1

785 130 37
                                    

BGM / Sugar me

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

BGM / Sugar me

🌿

JEAN menyimak setiap perkataan Sasha.

Dia terdiam. Menatapi wajah Sasha yang bicara sambil mengunyah. Agak terlihat lucu, namun Jean tidak minat untuk tersenyum. "Pria posesif adalah sampah. Kau mengukungnya sedangkan manusia ingin hidup bebas. Kau tahu kenapa ada penjara? Untuk menyiksa orang-orang jahat. Apa Mikasa orang jahat di matamu? Apa kau ingin menyiksanya? Sekarang mari kita balik, kau yang berada di posisi Mikasa, dia mengukungmu dengan banyak tuntutan. Kau harus mengirim banyak pesan setiap hari, meneleponnya setiap saat. Ketika kau tidak memberinya kabar Mikasa akan marah, hingga membuatmu sangat tertekan. Bahkan Mikasa tidak memberikanmu waktu untuk bernapas, apa kau sanggup?"

"Tetapi dia begitu karena sibuk mencari Eren, kan? Aku pantas marah. Kau tidak mengerti perasaanku, bagai mana rasanya orang yang kamu cintai tidak mempedulikan mu lagi? Pasti akan melakukan banyak hal agar Mikasa memperhatikan ku kembali. Kau jangan sok bicara demikian, disaat tidak ada lelaki yang kau cintai sekarang. Apa jangan-jangan kau belum pernah berpacaran?"

Sasha otomatis naik pitam, menghempaskan burger yang dia makan ke atas meja. Selera makan Sasha mendadak anjlok.

"Kau bilang ingin mendengarkan saranku, kan? Kau ini keras kepala. Dengar ya, Mikasa tidak akan pernah menyukaimu. Dan satu lagi, jangan berkata demikian karena kau tidak tahu apa-apa tentangku!"

Sasha merasa muak, dia ingin mengakhiri pembicaraannya dengan Jean, lantas dia bangkit dari tempat duduk.

"Aku pikir, kau laki-laki yang pantas untuk Mikasa, karena kau Mikasa bisa kembali ceria, tetapi sekarang aku berubah pikiran. Aku kecewa sekaligus bersyukur. Kau tahu kenapa? Aku kecewa karena telah menaruh banyak harapan kepadamu, namun aku bersyukur. Bahwa Mikasa belum terjebak ke dalam lubang yang sama. Aku tidak mau itu terjadi. Mikasa menderita, aku juga akan ikut menderita. Tidak ada kata terlambat untuk menyesali sesuatu. Aku akan berterus terang, mulai saat ini dan seterusnya. Aku membenci orang sepertimu."

Terus terang yang Sasha maksud adalah sarkastik. Sasha tidak peduli, lantaran sudah habis kesabarannya. Kemudian beranjak, menyambar tas ransel berwarna merah marun di atas meja. Jean mengerjap bingung, agak kelu saat Sasha membentaknya barusan.

"Hei! Kau mau ke mana?! Pembicaraan kita belum selesai, kita bicara baik-baik." Jean ikut beranjak mengikuti langkah Sasha. Jean frustasi, kenapa wanita begitu emosional. Dia nyaris kehilangan cara, untuk memperlakukan mahluk hawa tersebut.

"Kau membuang-buang waktuku. Percuma ku beri saran, kau tetap tidak akan mengerti."

"Baik-baik, pikiranku akan lebih terbuka kali ini. Hn? Sebab hanya kau yang bisa membantuku untuk mendekati Mikasa kembali."

Benar-benar apa boleh buat, Sasha menghembuskan napas kasar. Diam sejenak membuat langkahnya terhenti, kemudian menoleh ke arah Jean, sembari berkilat.

Forbidden ColorWhere stories live. Discover now