YELLOW 2

922 143 69
                                    

BGM / Pink sweat$; drama

Hoppsan! Denna bild följer inte våra riktliner för innehåll. Försök att ta bort den eller ladda upp en annan bild för att fortsätta.

BGM / Pink sweat$; drama

🌿



KETEGANGAN membungkus suasana di gazebo. Semua enggan bergeming untuk mengkomentari ucapan Eren yang tidak masuk akal. Hanya satu---Historia yang paling tidak tahan dengan luapan perasaan Eren, dia berjalan mendekat meminta perhatian Eren sejenak. Terpaksa Eren menatap perempuan itu karena Historia sudah mengunci pandangannya dari dekat.

BLAM!

Historia menampar wajah sempurna Eren sangat kasar. Hanya itu salah satu cara menyadarkan bahwa ini bukan mimpi. Hingga timbul bekas merah dan nyeri di salah satu pipi Eren, apa yang Historia lakukan tidak lebih pengharapan agar pria itu sadar. Lantas Eren mengelus pipi seraya menatap gamang ke arah Historia---berulang kali dia berpikir keras mencari jawaban tentang dirinya.

Eren tidak peduli dengan rasa sakit di pipi, atau apa yang dilakukan Historia. Yang dia rasakan sekarang adalah teramat malu. Seumur hidupnya Eren tidak pernah mempermalukan dirinya seperti ini. Dia bingung mencari cara untuk menjelaskan, kalau pun dia lakukan, apa mereka semua akan percaya?

"Sudah sadar?" pertanyaan Historia membuat semua kian bertumpang-tindih dan kacau, isi kepala Eren membuncah hebat. Eren mengerang, mengumpat dirinya adalah manusia paling bodoh. Kemudian berlari dengan napas tertahan, meremas rambutnya, menjauh dari keberadaan mereka, melarikan adalah satu-satunya cara yang dia punya. Ironis ide Eren benar-benar buntu. Eren kemudian masuk ke dalam mini cooper yang terparkir agak jauh di sebrang jalan. Wajahnya sangat tertekan, mengeras. Historia berinisyatif untuk menyusul, berlari-lari mengikuti langkah Eren dan ikut masuk ke dalam mobil, lalu duduk di samping sang pemilik kendaraan.

Napas mereka kini beradu saling  bersahut-sahutan. Eren tiba-tiba saja memukul setir kemudi sebagai tanda pelampiasannya. Historia yang terengah-engah mencoba mengatur napas, menghela dalam-dalam membiarkan kinerja otaknya kembali tenang sebelum memulai percakapan. Namun Eren dengan cepat menginterupsi.

"Kamu meminta aku untuk mengungkapkan perasaanku, bukan?" Eren menyeringai dengan bola netra bergetar, kulitnya nampak pucat pasi dan rambut yang tercerai-berai. "... Sudah kulakukan tanpa sadar" lanjut Eren bersama seringainya yang belum hilang.

"Kau sinting!" Historia menggeleng menyugar rambutnya ikut frustasi, kemudian melisan sembari mengumpat. "Bukan seperti itu yang aku maksud bodoh! Aku tahu kau cemburu ..." Historia terdiam sejenak menarik napas.

"... Kau itu berpendidikan tinggi, gelar berderet-deret di antara namamu, mengkuliahi millenials, cerdas, tapi tidak begitu Eren, bicarakan baik-baik. Bukan berarti kau cemburu lantas bisa agresif, begitu? Aku tidak tahu lagi jalan pikiranmu, kau hanya cerdas secara logika, secara emosional tidak. Ah, sudah lah ..." Historia menyandarkan sikutnya ke kaca mobil termenung menatap lurus ke depan. Yang terlihat hanya ilalang yang terhempas oleh angin, dan jalan aspal yang kecil.

Forbidden ColorDär berättelser lever. Upptäck nu