GREEN 2

1K 195 35
                                    

BGM / Pink Sweat$; honesty

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

BGM / Pink Sweat$; honesty

🌿

HIJAU daun tersaput kabut.

Semua di sekitar lecap. Awan berbondong-bondong membuat kesatuan tameng di angkasa. Menutup akses cahaya matahari menerobos langit-langit. Tatkala riak hujan menganggu, gadis berusia 18 tahun itu tetap menopang dagu di atas meja belajarnya. Serta mata terus mengarah ke seorang pria 27 tahun membelakangi papan tulis. Di dalam kelas yang sunyi suara bariton itu terus bernarasi. Menjabarkan secara relevan mengenai gagasan-gagasan karya sastra terkenal dari Inggris.

Seperti Mary Ann Evans atau yang biasa dikenal dengan George Eliot. Satu-satunya penulis novel wanita yang menggunakan nama pena seorang pria. Atau JRR Tolkien yang seorang profesor Anglo-Saxon di Universitas Oxford, fisiolog sekaligus ahli bahasa yang brilian. Melahirkan karya mendunia seperti The Hobbit dan Lord of The Rings. Bahkan membahas Sir Arthur Conan Doyle sosok pendongeng hebat, jurnalis perang, dokter medis, patriot yang tajam, dan imperialis yang teguh. Menciptakan karakter detektif terkenal sepanjang waktu---Sherlock Holmes.

Kaca jendela dipenuihi tetes-tetes jernih, menempel lalu bergerak turun ditarik gravitasi. Semua siswa dalam kelas senyap, fokus memandang lurus ke depan. Semua siswi mendesis. Mata mereka berbinar, tak peduli cuaca buruk di sana. Tidak peduli udara dingin merasuk lapisan kulit mereka. Eren, guru pengganti itu bergerak memukau di balik podium. Sesekali mencuri pandang ke arah sudut jendela. Seorang gadis berambut hitam dan bermata hazel duduk di sana sibuk menyimak---mungkin---tebaknya.

Mikasa menyisir setiap rupa Eren. Guratan otot di lengan pria itu kokoh, pembuluh darah nampak kasar terbentuk paripurna. Mikasa berfantasi, dia membelai halus lengan itu menyisirnya lembut. Kemudian tangannya menjalar naik menuju ceruk leher, meraba-raba menikmati garis kebiruan hingga merengkuh secara perlahan. Satu kancing kemeja slimfit Eren terbuka, Mikasa mengerang. Dia ingin melepaskan habis semua kancing tersebut.

Terus Mikasa kian berandai. Membayangkan dirinya duduk di atas podium, kemudian bergerak dinamis, menarik tubuh Eren ke dalam dekapannya. Menghirup aroma segar yang melingkupi Eren hingga membuatnya melambung. Napas Mikasa semakin terasa berat, berhembus cepat beradu napas kasar sang pemilik tubuh kekar. Mikasa melenguh, tatkala Eren membelai lekukan pinggulnya. Merasakan sensasi tubuh Eren yang luar biasa membangkitkan hasrat. Mikasa melirik nakal ke sebuah bibir lembab di hadapannya, lamat-lamat bibir itu seolah bicara. Dengan senang hati, cumbu aku. Mikasa menelan ludah. Suara jantungnya membuncah---menguak erotis---meneriakan jika itu terjadi maka Mikasa gembira. Ciuman pertamanya sukses direnggut oleh sosok yang paling dia cintai. Diam-diam di antara pangkal paha gadis itu berkedut.

"Mikasa?" suara bariton memanggil. Mikasa sontak mengerjap, lamunan indahnya porak poranda. Jantung Mikasa bukan lagi berdegup, tapi nyaris berhenti seketika. "Hn?" mata Mikasa membulat, tangannya yang sendari tadi beropang dagu, kini berubah posisi. Mikasa membetulkan letak duduknya tegak. Menyelipkan sebagian rambutnya kebelakang telinga mengusir gugup. "Kamu paham apa yang saya jelaskan?" tatapan Eren tajam cukup mengintimidasi. Eren berjalan beberapa langkah untuk mendekat. Melewati siswa yang terpana menikmati keindahan paras pria itu.

Forbidden ColorWhere stories live. Discover now