40. Kita Putus!

505 52 0
                                    

Malam menjelang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Malam menjelang. Langit malam itu, bertabur bintang sirius yang begitu menyala. Mereka berdua bergandengan tangan menuju rumah Rui yang berjarak beberapa meter lagi. Deon kemudian menghentikan langkahnya membuat Rui bingung. Pria yang membuat Rui bahagia seharian itu, tiba-tiba melepaskan perlahan tangan Rui dari gandengan tangannya.

"Kenapa berhenti di sini?" Rui menatap heran Deon. Wajah Deon memang selalu datar, namun yang Rui lihat ekspresi itu membuat aneh Deon di penglihatannya.

"Rui, kita gak bisa melangkah ke sana." Ucapan Deon membuat Rui kaget. Ia mengernyitkan dahinya heran.

"Kenapa? Kamu takut?"

"Nggak. Aku rasa, kita gak bisa melangkah lebih jauh lagi Rui. Aku rasa juga, hubungan ini adalah salah."

Rui melotot kaget saat Deon berbicara tentang hubungan mereka. Terlebih lagi, Deon yang sangat mencintainya, mengatakan jika hubungan mereka adalah kesalahan. Padahal sebelumnya, Deon sangat bersemangat untuk jujur ke Pak Ardi atas hubungan mereka.

"Apa maksud kamu? Kamu janji mau jujur sama Papa tentang kita Deon."

Mata Rui mulai berkaca kebingungan. Ia belum menangkap penuh makna dari perkataan Deon. Tapi kalimatnya, mampu membuat jantung Rui berdekup dengan takut.

"Aku gak bisa. Kita stop aja sampai di sini. Aku udah gak tahan dengan ini semua Rui. Bukan karena orangtua kamu dan perjodohan itu. Tapi aku gak sanggup terus-terusan hidup seperti benalu buat masa depan seseorang."

Deon berusaha menyimpan segala sesaknya detik itu. Walau sebenarnya, hatinya berkata lain.

"Apa? Kamu itu masa depan aku Deon. Kamu pasti lagi bercanda. Iya kan?"

Rui masih menyimpan air mata di sudut matanya yang belum kunjung menetes. Ia masih meminta penjelasan lengkap Deon atas kalimat yang ia ucapkan.

"Kamu udah janji buat ngelakuin semua demi aku. Tapi apa begini balasan kamu Deon? Apa cinta yang selama ini kamu rasain, itu gak pernah ada?"

Pertanyaan Rui membuat Deon melebarkan matanya kaget. Ia terdiam beberapa saat sebelum ia menganggukan perlahan kepalanya membuat Rui tertegun tak habis pikir.

"Aku cuma tertarik aja sama kamu. Kamu orang kaya yang unik. Dan selama ini, aku penasaran bagaimana cara orang kaya menjalin cinta. Ternyata, biasa aja. Gak lebih dari layaknya orang biasa."

Rui melotot heran tak habis pikir dengan apa yang Deon katakan saat itu. Rui merasa Deon bukan lah Deon yang ia kenal dan Deon sedang melakukan sandiwara. Air matanya mulai menetes. Semakin lama, semakin banyak jatuh melewati pipinya.

DI BALIK JENDELA MOSCOW Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang