37. Goresan Luka

454 43 0
                                    

Pagi sekali keluarga besar Tejawangsa sudah terduduk di ruang tamu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Pagi sekali keluarga besar Tejawangsa sudah terduduk di ruang tamu. Rui menuruni setiap anak tangga dengan perlahan tanpa ekspresi wajah sumringah terlihat. Ia terduduk kembali dengan tas kecil disorennya. Tidak ada alasan lain selain menemui Bobby hari itu untuk Ruina. Dan bukan tanpa alasan lagi Ruina mau menemui Bobby walau dengan keterpaksaan. Alasan utamanya, ia tidak ingin Deon terluka. Rui tentunya butuh waktu untuk bisa memikirkan bagaimana caranya untuk bisa lolos dari perjodohan itu.

"Bobby, saya titip Rui sama kamu. Hari ini, silakan kalian cari cincin pertunangan."

Ucapan Pak Ardi membuat dada Rui begitu sesak. Ia harus tetap mengikuti drama sampai menunggu Deon bisa membawanya pergi dari perjodohan itu.

"Ayo Rui kita pergi. Saya mau siapkan mobil dulu Pak, Tante."

Mama Rui mengangguk senyum pada Bobby yang melangkah keluar. Sementara, langkah Rui dihentikan Pak Ardi.

"Tunggu Rui!"

"Apa lagi Pa? Apa yang harus Rui lakuin lagi?"

Pak Ardi melemparkan beberapa lembar foto ke hadapan Rui dengan kasar. Rui melotot tajam kala ia melihat lembaran fotonya bersama Deon tengah berjalan bersama.

"Teman kamu bilang? Teman? Kalau kamu masih berhubungan sama pria gak jelas ini, kamu akan tau akibatnya Rui. Sebenarnya, Papa sudah membuat dia dan keluarganya bertekuk lutut sama Papa. Tapi pemuda hama yang satu ini, susah sekali untuk dibuang. Dia seperti benalu yang diberi lem super kuat pada anggrek yang sedang mekar." Ucapan Pak Ardi membuat Rui melotot. Ia tak tahu bahwa Papanya sendiri sudah menemui Deon lebih dulu sebelum ia memberitahu semuanya pada Deon waktu itu.

"Deon? Udah tau?" batinnya terkejut.

Rui lagi-lagi menangis menatap Papanya begitu tajam.

"Apa yang Papa lakuin ke Deon? Jangan sakitin Deon Pa. Rui mohon."

"Buat apa kamu membuang air mata cuma buat orang kayak dia Rui?"

"Rui akan melakukan apapun yang Papa mau, asalkan Papa jangan sakitin Deon juga keluarganya."

"Bobby sudah menunggu, silakan kamu pergi Rui." Mamanya sekalipun tak pernah tahu apa kebahagiaan Rui yang sebenarnya.

Rui keluar mendapati Bobby yang terus tersenyum depannya.

"Ayo berangkat!"

"Dasar cowok gak tau malu. Gue udah nolak lo, tapi kenapa lo malah maksa gue melakukan apa yang gue gak mau. Tolong bilang sama Papa, kalau lo akan batalain pertunangan ini kak." Rui begitu tegas depan Bobby.

DI BALIK JENDELA MOSCOW Where stories live. Discover now