27. Welcome Bandung

558 67 7
                                    

Deon berlari mencari taksi untuk segera membawanya ke terminal Bus tempat Rui menunggu keberangkatannya ke airport. Ia begitu cemas dengan terus melirik arloji di pergelangan tangannya.

"Можно ли это ускорить?" (Bisa dipercepat?)

Keringat Deon sudah berhamburan dari wajahnya. Sungguh musim panas yang membuatnya harus banyak mengeluarkan keringat. Apalagi ketika ia tengah diambang cemas dalam sebuah taksi.

Begitu sampai, Deon lantas mengeluarkan dompetnya. Ia memberikan supir taksi itu beberapa lembar uang dengan tergesa. Bahkan, Deon pun belum sempat melihat nilai mata uangnya. Tapi sepertinya, tagihan taksi yang Deon berikan itu lebih dari tagihan normal taksinya, hingga membuat supir itu heran menatapi uangnya.

"ты платишь слишком много." (Kamu membayar terlalu banyak)

"Сохраните для своего ребенка." (Simpan untuk anakmu) Teriak Deon ketika ia pergi dengan tergesa setelah membayar tagihan taksinya terlalu banyak.

"Этот человек очень хороший. Я надеюсь, что добро всегда с ним." (Orang ini sangat baik. Semoga kebaikan selalu bersamanya)

Deon memasuki area terminal. Matanya memencar untuk mencari. Tak ada Rui di ruang tunggu keberangkatan. Wajahnya semakin cemas tak karuan. Langkahnya mulai menuju tempat keberangkatan Bus. Terlihat di matanya, wanita berambut indah yang selama ini selalu mengisi harinya. Ia menemukan Ruina tengah duduk tenang di dalam Bus menunggu keberangkatan. Deon tak bisa menjangkau langkahnya sampai ke Bus, karena memang telah dibatasi. Deon melompat-lompat melambaikan tangannya dengan terus memanggil nama Ruina.

"Ruina ... Rui ..."

Suara menggema terdengar oleh indra pendengaran Rui. Ia mencari sumber suara di dalam Bus yang sebenarnya kedap suara. Ia menoleh dan mendapati Deon tengah melambaikan tangan padanya.

Rui melotot kaget, tubuhnya menegang menghadap jendela Bus. Deon terdengar seperti berbicara dan berteriak sesuatu padanya, namun Rui tak dapat mendengar. Ia mengisyaratkan Deon kalau memang suaranya terdengar samar di dalam Bus.

Mata Deon memencar mencari sesuatu sampai matanya menangkap sebuah kardus bekas yang tergeletak di sebuah kursi. Ia mengambil dengan tergesa juga segera meraba pulpen di saku bajunya. Deon merobek kardus bekas tersebut.

"Untung gue bawa." Deon sangat bahagia ketika ia menemukan pulpennya.

Supir Bus sudah menyalahkan mesin dan hendak untuk pergi. Di sisi lain, Deon telah menulis sesuatu di kardus bekas itu. Setelah dirasa selesai, ia menampakkan tulisannya pada Rui.

"I CRUSH ON YOU. MAYBE, I'AM FALLING FOR YOU AND I'LL BE WAITING FOR YOU RUI. YOUR ADMIRER - DEON."

Mata Rui melotot tajam. Matanya mulai berkaca-kaca, dan air matanya menetes perlahan. Deon mengangguk tersenyum memperkuat bahwa apa yang ia tulis bersumber dari hatinya yang terdalam. Ruina membalas anggukan Deon dengan menggangguk secara perlahan. Dan kemudian .... Bus melaju pergi.

 Bus melaju pergi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
DI BALIK JENDELA MOSCOW Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang