21. PILIHAN

1.4K 310 82
                                    

*Votee weyy


Backsound
🎵I'm here for you - X1🎵


***

Di dalam kamarnya, Wonyoung terduduk di atas kasur yang tepat di sampingnya berhadapan langsung dengan jendela yang terbuka tapi dengan gorden yang ia tutup.

Sehingga malam ini hanyalah udara dingin dan gelap yang ia rasakan.

Gadis berusia 14 tahun itu memeluk lutut dan menopang dagunya disana. Tubuhnya masih gemetar, dan kembali mencoba memejamkan matanya ketika teriakan Seungwoo yang ia dengar dengan jelas itu masih terbayang-bayang, dan selalu terasa terdengar di telinganya walaupun keadaan sudah tidak sekacau tadi.

"Aku sudah hubungi pengacara dan minta dia untuk mengurus perceraian kita."

Wonyoung menggigit jari jarinya ketika perasaan sesak dan takut itu terus menjalar ke seluruh tubuhnya. Karena tiba-tiba saja kalimat Seungwoo yang tak sengaja ia dengar itu kembali terbesit di benaknya, dan membuat ia jadi gelisah lagi.

Wonyoung mengubah posisi duduknya menjadi berbaring, dan langsung menarik selimut berwarna peach itu untuk menutupi seluruh tubuhnya.

Tapi sialnya, ia malah kembali mengingat tentang mereka yang berdebat dengan saling membentak dari luar kamarnya. Dan membuat tangisan yang sedari tadi ia tahan sekuat tenaga itu kini akhirnya tertumpahkan juga.

Mata kecil miliknya mengeluarkan air bening yang terus mengalir tanpa henti. Mewakili perasaan takut yang luar biasa dia rasakan.

Dan Wonyoung semakin terisak merutuki dirinya sendiri yang mungkinlah menjadi penyebab perceraian ini. Wonyoung hanya sadar diri kalau dia memang sering membuat Wooseok lelah dan Seungwoo kesal karena permintaannya.

"Hhhh," gadis itu membungkam mulutnya sendiri ketika tak sengaja mengeluarkan suara tangisnya.

Wonyoung merasa bingung, mereka terlihat baik-baik saja saat merayakan ulang tahun Wooseok. Tapi kenapa sekarang jadi begini? itulah sebenarnya pertanyaan yang sudah memenuhi isi pikiran Wonyoung sejak tadi.

Wonyoung juga menyesal sudah mendengarkan pembicaraan mereka dari luar pintu kamar, saat sebenarnya tadi itu dia hendak masuk untuk menghilangkan rasa penasarannya, karena ia kira Papanya akan memberikan kado rahasia untuk Mamanya di dalam sana.

Wonyoung ingin kembali menjadi anak yang tidak tahu apa-apa, karena terkadang itu menenangkan.

Wonyoung menyeka air matanya begitu ia melihat handphone yang disimpan disampingnya itu menyala, menampilkan satu panggilan dari Minhee yang membuat ia mengerutkan dahi.

Gadis ini dibuat mengerjap saat baru saja ia menempelkan benda persegi itu ke daun telinganya, dan mendengar abangnya itu sedikit terisak.

"abang..." panggil Wonyoung pelan.

"Tidur... anggap semuanya gak pernah Wony denger,"

Wonyoung langsung menahan nafasnya mendengar kalimat yang baru saja Minhee ucapkan, dan dengan matanya yang kembali berkaca-kaca atau sekarang pun ia sudah kembali menumpahkan air matanya.

"Wony angkat telfon abang itu artinya Wony belum tidur, dan abang tau kalau Wony pasti denger Papa sama Mama tadi..."

Wonyoung sama sekali tidak membalas ucapan Minhee, melainkan ia hanya balas dengan suara tangisannya bahkan sampai Minhee menutup sambungan telfonnya.

Dan malam ini, sudah dapat dipastikan kalau Wonyoung hanya akan menghabiskan waktunya untuk menangisi takdir.

***

PERFECT FAMILY?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang