4. KECEWA

1.4K 236 30
                                    


Yujin memeluk tubuh guru lesnya itu erat. Dia rindu serindu-rindunya. "Yujin kangen," Ucapnya setelah tautan pelukan itu selesai. Membuat yang di rindu itu terkekeh melihatnya. "Kaka juga kangen," Kali ini dia menyentuh hidung Yujin, menggemaskan pikirnya.

"Mana?" Tanya Yujin tiba-tiba.

"Apanya?"

"Pacar Kakak." Mata Yujin terlihat mencari sosok laki-laki yang sebelumnya seringkali diceritakan orang yang dia panggil kakak ini. Tapi ternyata tidak ada yang sama dengan yang diceritakan.

"Kakak gak tau dia dateng atau enggak." ah, Yujin sedikit kecewa mendengarnya. Padahal tujuannya kemari juga sebenarnya karena ingin melihat orang yang diceritakan itu. Karena dibayangan Yujin, laki-laki yang menjadi pacar guru lesnya ini adalah laki-laki paling sempurna di dunia. Maka dari itu Yujin benar-benar ingin melihat laki-laki itu secara langsung, dan berada disamping orang yang sudah dia anggap sebagai kakaknya sendiri.

Tapi tak lama, sekitar 5 menit kemudian pintu caffe terbuka. Membuat beberapa orang tersenyum, dan bahkan membuat si pemilik acara langsung berlari menghampiri orang yang baru saja membuka pintu caffe itu.

Tapi tidak dengan Yujin, hatinya bergemuruh tak karuan. Matanya benar-benar tidak bisa untuk tidak berkaca-kaca. Sudah sejak awal dia menutup mulutnya dengan tangan. Tubuhnya gemetar takut. Tidak menyangka hal besar ini akan di perlihatkan tepat di depan wajahnya.

Dan secara tidak sadar, apa yang Yujin lihat hari ini adalah sebuah rahasia yang sampai kapanpun akan sulit untuk dia ungkap pada orang terdekatnya sekalipun.

***

"Meeting?" Seorang wanita dengan jas abu dan rok hitam selututnya itu mengangguk. "Masih lama?" Tanya Minhee lagi. Dan masih dijawab anggukan oleh wanita itu. Membuat Minhee tidak bersemangat dan juga kecewa tentunya. Minhee tidak habis pikir saja, bagaimana bisa Seungwoo mementingkan meeting yang setahu Minhee masih bisa diwakilkan oleh bawahannya. Untuk apa Seungwoo menjadi bos kalau meeting diwakilkan saja tidak bisa, demi acara penting keluarganya yang tidak setiap hari ini.

Papa meeting, Ma.

Minhee kembali menyimpan handphonenya ke dalam saku celana sekolahnya itu. Pikirannya tertuju pada Wooseok dan Dongpyo. Menyesali dia yang juga malah pergi ke acara ulang tahun itu daripada menyaksikan Dongpyo.

gak usah kesini lagi bang, Yujin juga mau pulang. Sakit perut, panggilan alam. Abang ke sekolah
aja. Nonton Dongpyo! jangan lupa vidioin yaa!!!

Sebelum mengirim pesan untuk Wooseok, Minhee sempat membaca pesan dari Yujin. Bagaimana bisa dia pulang hanya karena sakit perut? Minhee hanya terkekeh, gemas untuk yang kesekian kalinya pada Yujin.

Minhee beranjak dari sofa yang di duduki, berniat keluar dari kantor, dan ingin segera menonton kompetisi Dongpyo. Tapi langkah nya terhenti begitu dia mendengar sesuatu yang membuatnya bingung. Matanya kini tertuju pada dua orang perempuan, salah satunya adalah wanita yang tadi bicara padanya. Mereka berdiri di depan lift, terlihat menunggu.

Pak Seungwoo dan kebohongan yang mereka bicarakan. Minhee benar-benar tidak paham setiap kalimat yang keluar dari mulut mereka. Mulai dari 'Bohong lagi?' lalu 'Pak Seungwoo yang suruh'.

Apa? apa yang dimaksud bohong lagi? Dan kebohongan apa yang Papanya suruh pada mereka? Minhee ingin mencoba tidak peduli, tapi hatinya yang menyuruh Minhee untuk mencari tahu, ada apa dengan Papanya.

***

Wooseok menon-aktifkan handphonenya. Ada apa dengan Seungwoo? kenapa dia malah pergi meeting ketika dia sudah berjanji untuk datang. Perasaannya benar-benar kesal, bagaimana perasaan Dongpyo nanti diatas panggung ketika tidak melihat Seungwoo disamping Wooseok.

Wooseok benar-benar mengharapkan Seungwoo saat ini, mengingat Dongpyo adalah anaknya yang paling sering Seungwoo kecewakan. Dia ingin untuk kali ini saja Seungwoo membuat Dongpyo senang. Tapi sepertinya tidak akan mungkin. Seungwoo lebih mencintai pekerjaannya. Wooseok menyesal sudah meyakinkan Dongpyo akan kehadiran Seungwoo.

Waktu berjalan dengan cepat, kali ini giliran tim Dongpyo untuk tampil diatas stage. Disaksikan banyak orang, dan tentunya juri yang terduduk di meja depan. Wooseok tidak bisa menahan senyum kagum nya ketika melihat Dongpyo. Bergerak lincah mengikuti irama musik yang mengiringinya. Dan Keringat yang membuat rambut hitamnya jadi terlihat keren. Wooseok kembali mengambil handphonenya, dan dengan segera dia membuka aplikasi kamera untuk mendapatkan gambar dan vidio Dongpyo.

Tapi beberapa detik kemudian, Wooseok melakukan eye contact dengan Dongpyo, membuat hati Wooseok kembali khawatir setelah melihat perubahan ekspresi wajah anaknya itu. Tapi beruntungnya Dongpyo masih bisa menyelesaikan gerakan dance nya dengan sempurna sampai akhir. Membuat Wooseok bernafas lega melihatnya.

Penampilan Dongpyo sudah berakhir. Tepuk tangan dan teriakan diberikan pada tim mereka. Bahkan tiga dari lima juri itu berdiri, memberikan tepuk tangan meriah, dan terkagum-kagum. Minhee sudah sibuk menjadi photografer sejak penampilan tim Dongpyo dimulai.

Ya, Minhee datang tepat ketika tim Dongpyo baru saja naik ke atas stage. Beruntung tidak terlambat, janji nya untuk memberi vidio Dongpyo pada Yujin akan terlaksana nanti.

"Papa gak janji sama Dongpyo buat dateng kan Ma?" Tanya Minhee sembari sibuk melihat-lihat hasil gambarnya di kamera. Wooseok melirik Minhee yang duduk di sampingnya. Tidak menjawab, kelu rasanya ketika membahas tentang Seungwoo.

"Tenang aja Ma, Dongpyo gak akan sadar kok kalau Papa gak ada disini."

"Itu juga harapan Mama," Wooseok tercekat, mengingat bagaimana wajah Dongpyo yang tidak sesemangat teman-temannya yang lain ketika dia melihat ke arah Wooseok.

Semoga rasa kecewa Dongpyo bisa tergantikan oleh rasa bahagia ketika dia memenangkan kompetisi ini--Wooseok.

***

Pintu caffe terbuka, membuat orang-orang di dalam bernafas lega melihat orang yang membukakan pintu, terutama si pemilik acara. Byungchan berlari menghampiri, memeluk orang yang sangat dinanti-nanti kehadirannya. Yang dipeluk tersenyum, membalas pelukan Byungchan.

"kamu darimana aja? aku kangen kamu Seungwoo." ucap Byungchan disela-sela pelukannya. Seungwoo mengelus punggung Byungchan, terdiam tidak membalas ucapan Byungchan.

"Selamat ulang tahun," Byungchan tersenyum setelah melepas tautan pelukannya dengan Seungwoo. Ucapan ulang tahun dari Seungwoo memang yang paling spesial untuk Byungchan. "Terima kasih," Balasnya, membuat Seungwoo terkekeh melihat Byungchan dengan mata sembab nya. Habis menangis bahagia karena kehadiran Seungwoo.

"Ayo," ajak Byungchan, menarik tangan besar Seungwoo untuk berdiri di depan kue ulang tahun yang sudah menanti sejak tadi. Setelahnya, nyanyian selamat ulang tahun dinyanyikan oleh teman-teman Byungchan dengan meriah, dan juga Seungwoo tentunya. Membuat yang berulang tahun merasa ini adalah hari paling bahagia di hidupnya. Meniup lilin dengan angka '28' bersama-sama dengan Seungwoo, dan tertawa senang setelahnya.

Byungchan benar-benar bahagia hari ini. Tak henti-hentinya dia berterima kasih pada Seungwoo, karena telah membuat acara ini semakin berkesan untuknya. Seungwoo memang yang terbaik untuk Byungchan, lelaki itu memang tak akan membuatnya kecewa sampai kapan pun.

***

Vote dan komennyaa teman-temann!💖

PERFECT FAMILY?Where stories live. Discover now