10. MENUNGGU

1.2K 218 54
                                    

Vote dulu yuk :)

***

Backsound
🎵Afgan-sadis🎵

"Masih ada malam yang lain, oke?" Dohyon terdiam menatap Wooseok tidak bersemangat. Kini posisi Wooseok sudah berdiri di depan Dohyon dengan kedua tangan yang dia simpan di pipi chubby milik Dohyon.

Walaupun memang benar masih bisa untuk pergi ke restoran di malam-malam selanjutnya. Tetap saja, malam ini mood Dohyon sudah hancur. Sudah sejak pagi Dohyon menantikan malam ini. Malam untuk pergi makan bersama keluarganya di luar, yang jarang sekali terjadi.

Tapi ternyata harus batal karena Seungwoo baru saja mendapat telfon dari orang kantor katanya.

"Kalau malam ini aja gak bisa, apalagi malam-malam selanjutnya." Dohyon melepas tangan Wooseok dari pipinya, lalu kembali masuk ke kamarnya dengan pintu yang dia tutup rapat.

Sedangkan Wooseok kembali menghela nafasnya, tidak tahu harus bagaimana lagi pada Dohyon.

Dan beberapa menit kemudian, saat Wooseok masih berdiri di depan pintu kamar Dohyon, Wooseok melihat Seungwoo keluar dari ruang kerjanya dengan memakai sweater berwarna coklat yang dulu pria itu beli bersamanya.

Ketika Wooseok hendak menghampiri, berniat hanya untuk sekedar mengucapkan hati-hati, tapi pria itu malah berjalan melewati Wooseok tanpa melihat ke arahnya sama sekali.

Dan kalian tahu? di saat itu juga Wooseok merasa dirinya seperti di anggap tidak ada oleh suaminya sendiri.

Wooseok menahan nafasnya, dan merasa berat untuk menghembuskannya kembali saat melihat Seungwoo sudah menutup pintu nya dari luar, dan sudah terdengar suara mesin mobil menandakan pria itu akan segera pergi.

Untuk sejenak, hati dan fikirannya merasa lelah dengan keadaan yang terus begini. Tapi ia tetap tidak mau memperlihatkan keadaan itu di depan anak-anaknya, apalagi Seungwoo.

Karena dulu dirinya sendiri lah yang memilih untuk menjadi pendamping hidup Seungwoo. Jadi mau bagaimanapun keadaannya sekarang.

Wooseok akan tetap bertahan untuk mereka. Suami dan ke 4 anak yang dia miliki di hidupnya saat ini.

***

"Gimana?" Tanya Byungchan pada pria yang tengah memasukkan suapan sendok pertamanya ke dalam mulut.

Pria itu mengangguk, "Masakan Chanie selalu enak di lidahku," balas pria itu sambil tersenyum.

"Beneran?" Tanya Byungchan terdengar ragu.

Seungwoo mengangguk lagi, terlihat sedang berfokus pada mangkuk berisi sup yang hari ini Byungchan buat, mereka tidak jadi pergi ke restoran rekomendasi teman Byungchan itu. Karena Byungchan bilang dia yang akan memasak untuk kekasihnya. Dan sup ini spesial katanya.

Byungchan yang terduduk di depan Seungwoo di meja makan, dia menunduk sembari mengaduk semangkuk sup yang ada di depannya, lalu kembali mendongakkan kepalanya menatap Seungwoo lagi saat dia ingat sebenarnya ada hal yang ingin dia tanyakan pada pria itu.

"Oh iya, dari kemarin kenapa gak bisa di telfon?" Tanya Byungchan, membuat Seungwoo menghentikan kegiatan melahap sup nya.

Pertanyaan Byungchan terdengar wajar, mengingat Seungwoo yang biasanya akan langsung mengangkat jika Byungchan menelfon.

"Kamu tahu kan, pekerjaanku menumpuk karna aku tinggal ke Singapura bersamamu 2 minggu kemarin." Jelas Seungwoo, karena tidak mungkin dia memberitahu tentang masalah yang ada di keluarganya pada Byungchan.

Byungchan tidak perlu tahu, cukup kebahagiaan yang akan Seungwoo tunjukkan pada kekasihnya ini.

"Tapi kan setidaknya kamu kirim aku pesan." ucap Byungchan dengan nada kecewa mengetahui pekerjaan itu lebih penting dari pada dirinya.

PERFECT FAMILY?Where stories live. Discover now