37 : I'll Save You, Taehyung- aah

3.5K 377 110
                                    

Eomma~~ kenapa Yunju tidak boleh ikut?” Itu adalah pertanyaan kesekian yang terus terlontar dari bibir Yunju saat melepaskan Ibu dan Ayahnya di bandara.

Mina tersenyum pelan lantas menggendong anaknya, sesaat menatap pada tubuh Taehyung yang terbaring lemah di sebuah brankar meski matanya masih bisa terbuka sempurna.

Eomma hanya sebentar, sayang. Lagipula kami pergi agar Appa bisa sembuh dan bermain dengan Yunju lagi,” kata Mina mencoba memberi pengertian pada putrinya, lantas Yunju menatap Taehyung sesaat.

Appa cepat sembuh, ya? Nanti kalau Appa pergi terlalu lama siapa yang akan belmain dengan Yunju?” Taehyung tersenyum simpul ditengah rasa sakitnya, tangannya terulur lemah menggapai tangan sang putri.

“Tidak perlu takut, sayang. Yunju memiliki 2 paman yang kuat, kan?” Taehyung tersenyum menatap Jin dan Jimin bergantian.

Mereka akan segera berangkat ke Singapura untuk menjakani operasi transplantasi ginjal, mereka menemuka donor yang cocok untuk Taehyung sebab rumah sakit memiliki kerja sama di sana. Hari ini mereka akan berangkat sebab operasi akan dilakukan 2 hari lagi dan Taehyung masih harus menjalankan beberapa tes terlebih dahulu. Dengan fasilitas mewah dari rumah sakit, termasuk pesawat pribadi, Mina berjanji akan terus berada di dekat Taehyung selama pria itu menajalani operasi nanti.

“Kita berangkat sekarang?” Namjoon muncul setelah mengecek persiapan ruang rawat yang akan dipakai Taehyung saat berada di dalam pesawat.

Mina memberikan sebuah kecupan lembut pada kedua pipi putrinya lantas menyerahkannya kembali pada Jimin.

“Jangan menyusahkan paman Jimin dan paman Jinie selama kami pergi. Jadi anak baik dan jangan rewel ya, sayang,” pesan Mina sebelum ia mengikuti langkah beberapa dokter yang kini sudah mendorong brankar Taehyung masuk ke dalam pesawat.

Sementara Yunju malah terisak dan menangis keras saat Mina dan Taehyung benar-benar sudah menghilang dari pandangan mereka, Jimin mengelus pelan punggung keponakannya yang cantik lantas memberinya kecupan manis di pipi.

“Mereka akan segera kembali, nak,” kata Jimin lembut seraya meninggalkan bandara itu bersama Jin dan Yunju tentunya.

.
.
.
.
.

Mina tak tau saat ini pukul berapa di bawah sana, yang jelas langit sudah gelap dan Mina masih setia duduk di samping ranjang Taehyung, setia menggenggam tangan suaminya dengan kepala yang ia sandarkan nyaman di perut Taehyung, pun pria itu yang masih memejamkan matanya mencoba untuk tidur. Tapi ia malah kasihan melihat istinya harus tertidur dengan posisi seperti itu, tangan lainnya Taehyung gunakan untuk mengelus puncak kepala Mina membuat wanita yabg sedari tadi melamun kini menatap Taehyung heran, “Kau butuh sesuatu?” tanya Mina lantas dibalas oleh anggukan pelan dari Taehyung.

“Kau lapar?” tanya Mina lagi lantas kali ini Taehyung menggeleng, “Lalu?” Taehyung tersenyum manis lalu menepuk ranjang luasnya di sisi kiri.

“Tidurlah di sini dan peluk aku. Aku tidak bisa tidur.” Mina tersenyum manis lantas mengangguk patuh, berjalan memutar dan naik ke sisi ranjang sebelah kiri.

Mereka saling berhadapan lantas Taehyung yang kemudian membagi selimutnya agar menutupi tubuh langsing istrinya, mendekap Mina dengan kedua lengan besarnya malah membuat rasa kantuk menggerayai wanita itu.

Mina melingkarkan lengan kirinya untuk memeluk pinggang suaminya, menggerakan kepalanya pelan dan mendaratkan wajahnya di dada bidang Taehyung, menguap beberapa kali lantas mulai mengelus punggung suaminya lembut, “Tidurlah, kau harus banyak istirahat.” Taehyung mengangguk lantas mengecup kening Mina lamat dan begitu mesra.

Jamais VuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang