34 : How It's Feel?

2.9K 382 142
                                    

“Bagaimana keadaannya? Apa dia baik-baik saja?” tanya Mina pada seorang dokter yang beberapa menit lalu memeriksa keadaan Taehyung.

Ia sudah berhasil menidurkan Yunju di kamarnya beberapa menit lalu tepat saat dokter itu memeriksa keadaan Taehyung. Pria itu tersenyum lembut, “Dia baik-baik saja, hanya mengalami hipotermia karena dia pasti terlalu lama menghabiskan waktu di luar.” Mina mengangguk paham.

“Saranku, agar dia cepat sembuh. Tolong buat agar tubuhnya tetap hangat, jika sampai besok tubuhnya masih sedingin saat ini. Kau bisa menghubungi pihak rumah sakit.” Mina mengangguk lagi lantas membungkuk sopan, “Terimakasih, dok.” Pria itu tersenyum lagi lalu membungkuk juga.

“Aku permisi.”

Mina sempat mematung sesaat di depan kamar Taehyung yang dibiarkan terbuka. Ia kembali merasakan perasaan itu, rasanya sangat ingin mendekap pria itu. Ia pasti sudah bekerja keras untuk Yunju sampai harus pulang malam dan menerobos hujan lebat. Mina melangkahkan kakinya masuk, perlahan ia menutup pintu. Air matanya menetes begitu saja saat ia tatapi tubuh tegap yang tak lagi berisi seperti dulu, Taehyung lebih kurus pun pipinya yang tirus malah membuat Mina semakin dirundung perasaan bersalah yang mendalam.

Mina duduk di sisi ranjang, menghdiupkan pemanas ruangan lalu menarik selimut tebal milik Taehyung hingga menutupi ujung kakinya sampai leher. Tangan Mina beralih menyentuh rahang tegas itu, mengelusnya pelan merasakan dingin luar biasa pada setiap lekuk wajah pria itu.

“Maafkan aku, Taehyung- aah. Kau pasti melalui masa-masa sulit karenaku, kan?” Mina menyibak rambut Taehyung yang menjuntai hingga menutupi sebagian matanya yang masih terpejam, perlahan ia tersenyum lembut, jemarinya masih senang bermain-main di area wajah Taehyung.

“Kau tetap priaku yang tampan,” kata Mina kagum lalu mengusap air matanya yang terus merembes keluar. Tangan halusnya bertengger di pipi Taehyung, pria itu masih sama dinginnya seperti beberapa menit yang lalu.

“Untuk terakhir kalinya, biarkan aku menjadi istri yang baik untukmu, Taehyung- aah.” Mina membungkuk lantas menyatukan bibir mereka, tak lama sebab Mina hanya mengecupnya lembut lalu tersenyum.

Setelah itu ia berdiri, menyingkap selimut Taehyung sampai benar-benar menyingkir dari tubuh pria itu. Kemudian, dengan gerakan terlewat lembut dan perlahan, Mina mulai membuka satu persatu kancing piyama tipis milik Taehyung. Membuka setiap benang yang melekat di tubuh prianya hingga menyisahkan celana dalamnya saja. Tapi gerakan Mina terhenti seketika saat kedua matanya menangkap sebuah luka bekas sayatan yang masih belum mengering seutuhnya, tepat di bagian bawah perut Taehyung. Mendadak tangannya bergetar, sebab ia tak ingat kalau Taehyung memiliki luka itu di bagian perutnya. Ia menyentuhnya pelan, luka itu baru dan sayatannya sangat rapih, itu jelas bukanlah sebuah percobaan bunuh diri. Taehyung mendonorkan ginjalnya untuk Yunju. Kalimat itulah yang langsung muncul dan menyambar otak Mina. Ia terisak pelan lantas menggeleng tak percaya, hatinya mendadak berdenyut sakit jika Taehyung benar-benar melakukan hal itu.

Hiks ... Kau tidak akan melakukan hal seceroboh itu, bukan? Hiks ... Kalaupun kau melakukannya, kau akan memberitahuku lebih dulu, kan?” Tangan Mina masih bergetar dan masih sibuk menjelajah bekas sayatan itu, jika benar Taehyung melakukan itu tanpa memberitahu Mina maka jelas ia adalah wanita paling bodoh yang ada di dunia.

Mencoba menampik segala pikiran buruknya, Mina segera kembali memfokuskan pikirannya pada suhu tubuh Taehyung yang dirasa malah semakin dingin. Membuat Mina mengusap air matanya pelan lantas bangkit berdiri. Melucuti pakaiannya sendiri hingga hanya menyisahkan bra dan celana dalam, lantas ia merangsek naik ke atas ranjang. Berbaring di samping Taehyung dan menarik selimut untuk menutupi tubuh polos mereka. Mina bergerak pelan, bahkan pelan sekali sebab ia tak ingin membangunkan Taehyung, tangannya bergerak melingkari perut pria itu, menyandarkan kepalanya pada lengan berotot Taehyung dan memeluknya erat, seketika itu aroma maskulin Taehyung menyeruak memenuhi indera penciuman Mina. Harum tubuh pria itu masih tetap sama, masih parfum yang selalu membuat Mina tersenyum senang.

Jamais VuWhere stories live. Discover now