08 : Another Side

3.5K 479 32
                                    

Pagi ini, sesuai perintah Jimin kemarin, Mina akan membuat sarapan mulai hari ini. Gadis itu sudah selesai bersiap, ia segera turun dan menyiapkan semua bahan masakan yang akan ia olah.

Akhirnya, setelah memikirkan dengan baik, Mina memutuskan untuk memasak chicken steak dan sup rumput laut, karena ia ingat kalau kakaknya itu sangat menyukai olahan ayam. Mina segera mengambil beberapa sayuran dari lemari es, seperti buncis, wortel, dan brokoli sebagai pelengkap steak miliknya.

Setelah mencuci bersih ketiga sayuran itu, Mina segera memotongnya menjadi bagian-bagian kecil setelah mengupas kulit wortel sebelumnya. Senyuman gadis itu tak pernah luntur dan terus terpatri di bibir tipis Mina.

Tak...

Aww!! Sakit,” pekik Mina saat tanpa sengaja ia mengiris jari telunjuknya sendiri.

“Mina!!” Gadis itu terkesiap, menolehkan kepalanya cepat saat Jimin tiba-tiba turun dari kamarnya dan berlari cepat menghampiri Mina.

O-oppa, kau sudah—” Bibir Mina terkatup rapat saat Jimin meraih tangannya yang terluka, menariknya untuk dibasuh dengan air mengalir. Awalnya ia terkejut pasalnya biasanya Jimin akan melukainya, tapi sekarang? Apa ia mencoba mengobati luka Mina?

“Bodoh! Ceroboh sekali!” Senyuman Mina mengembang, bukan karena ia senang mendengar makian itu, melainkan sikap Jimin yang berbeda pagi ini.

Jimin menarik tangan itu, mendudukkan Mina di sofa ruang keluarga yang tak jauh dari sana. Ia bergerak cepat mengobrak-abrik kotak P3K yang terletak di dekat meja televisi.

Setelah itu ia mengobati luka Mina dan menempelkan plester pada jari telunjuk sang adik. Senyuman Mina semakin mengembang, ia menatap wajah tampan kakaknya itu dengan tatapan sendu.

“Jangan menatapku!” Meskipun terkesan datar dan begitu dingin, namun ia menyukai Jimin pagi ini. Ia begitu hangat, bahkan auranya juga tak seperti biasa.

Gomawo, oppa,” Jimin menatap Mina sesaat setelah itu bangkit dari duduknya.

“Jangan terluka! Hanya aku yang boleh melukaimu, sekarang pergilah! Lanjutkan memasak, jangan terlalu percaya diri,” tukas Jimin lalu pergi dari sana, tapi tetap saja Mina menyukainya. Setidaknya Jimin menunjukkan sisi perhatiannya yang dulu selalu ia berikan pada Mina.

.
.
.
.
.

Mina kembali menapakkan kakinya di koridor kampus, harinya seketika kacau saat mengingat wajah menyebalkan milik Jungkook. Sekuat tenaga ia mencoba menetralisir segala pikiran bersihnya yang telah tercemar oleh seorang Jeon Jungkook.

Haah ... Tenangkan dirimu, Mina. Semuanya akan baik-baik saja,” gumam Mina.

“Park Mina.” Gadis itu terdiam, namun ia tak berbalik, hanya menunggu orang yang sudah memanggilnya itu untuk mendekat padanya.

Tapi, Mina yang sudah kesal malah dibuat semakin kesal kuadrat karena orang yang menghentikan langkahnya adalah Jieun. Gadis itu menghela nafas malah dan menatap Jieun jengah.

“Selamat pa—”

“Katakan apa maumu? Aku sedang buru-buru.” Jieun tersenyum miring mendengar perkataan Mina yang terdengar sarkastik. Jauh dari kesan cantik dan anggun yang ada pada dirinya.

“Maaf.” Mina menautkan alisnya bingung. Mengapa gadis aneh ini minta maaf?

“Aku minta maaf atas nama Jungkook karena sudah menyakitimu dan berlaku kasar padamu.” Mina berdecih dan tersenyum masam. Sedekat itukah hubungan mereka sampai Jieun harus meminta maaf untuk kesalahan Jungkook. Cinta sialan!

Jamais VuWhere stories live. Discover now