27 : Bitter Fate

2.8K 389 64
                                    

Ia tak pernah salahkan Tuhan, ia juga tak pernah salahkan keadaan, apalagi takdir dan hidupnya. Ia hanya menyesal, membenci dirinya sendiri malahan. Untuk setiap yang telah terjadi dalam hidupnya. Rasanya tak ada yang bisa Mina syukuri, tak ada yang bisa ia perbuat selain menerima semuanya. Namun ... Ia tetap manusia yang tabiatnya sulit memaafkan, tetap manusia yang pasti egois. Menyalahkan orang lain untuk setiap yang sudah terjadi dalam kehidupannya.

Mina masih diam, pikirannya berkecamuk kemana-mana. Ia tatapi testpack yang ada di genggamannya, tanpa terasa air matanya kembali merebak turun. Dadanya sesak luar biasanya hingga Mina hanya bisa meremasnya pelan.

“Oppa bercanda, kan? Tidak mungkin Taehyung pelakunya! Kau ini apa-apaan?!”

“Itu hakmu jika kau tidak percaya, Mina. Tapi semua bukti sudah jelas dan pria ini sudah mengaku. Taehyung dan kakaknya, Jin adalah dalang dibalik terbunuhnya kedua orang tuamu. Saat mereka akan mengantar Jimin waktu itu, di tengah jalan beberapa orang suruhan Taehyung dan Jin menghadang mereka. Tanpa basa-basi, mereka langsung melakukan beberapa kekerasan pada kedua orang tuamu dan juga Jimin, mereka bahkan sempat memperkosa Ibumu. Aku khawatir itu adalah efek trauma yang diderita Jimin saat ini. Setelah mereka pastikan kalau kedua orang tuamu pingsan, mereka segera menyuntikkan sebuah racun pada tubuh paman dan bibi. Setelahnya, mereka mengembalikan mereka ke dalam mobil. Dengan sengaja menyiramnya dengan minyak tanah lalu membakarnya. Kami temukan barang bukti kuat dan terungkap ... Kalau Taehyung adalah seorang pembunuh.”

“Hiks ... T-tapi ... Bagaimana Jimin oppa bisa keluar? Kenapa dia bisa selamat?”

“Kau bisa tanyakan padanya setelah dia sembuh nanti. Dugaan sementara, aku bisa menebak kalau Jimin memecah kaca mobil untuk keluar, ia berhasil menyingkir sebelum mobil yang dikendarai kedua orang tuamu meledak.”

“Jadi ... Selanjutnya, kuserahkan padamu. Kau mau aku menangkap mereka?”

“Maksudmu, oppa?”

“Apa kau ingin aku memasukkan Taehyung dan Jin ke penjara? Mereka harus dihukum atas setiap perbuatannya.”

“Tidak oppa ... Tolong jangan lakukan apapun pada Taehyung ataupun Jin oppa.”

“Kenapa? Kau takut mereka membunuhmu juga?”

“Tidak oppa, bukan itu.”

“Lalu?”

“Aku sedang mengandung anak Taehyung.”

Rasanya Mina masih tak percaya dengan apa yang terjadi. Rasanya baru kemarin ia bisa tertawa lepas tapi saat ini ia kembali dirundung air mata. Wanita itu tersenyum sinis, menatap perutnya yang sedikit membuncit.

“Kau datang di waktu yang tidak tepat, sayang.” Mina kembali terisak, memeluk perutnya erat dan menangis sekeras yang ia bisa. Hatinya berdenyut sakit, kenapa harus sekarang? Saat perasaan itu mulai muncul, kenapa ia harus dipaksa oleh perasaannya sendiri untuk meninggalkan Taehyung.

Ceklek...

Pintu kamar mereka terbuka, Mina segera memutar badan meski ia masih terisak dengan keadaan hancur. Hatinya bertambah kacau saat ia tatapi wajah letih Taehyung.

“Sayang? Kau kenapa? Kenapa menangis?” Taehyung sempat panik saat melihat wajah Mina berhias air mata.

Ia tangkup wajah cantik istrinya, mengelusnya pelan dan menatapnya cemas. Mina sempat diam sesaat, masih menatap Taehyung dengan sorot mata hancur.

“Apa kau memiliki hubungan dengan kedua orang tuaku?” Mina berujar lirih yang sontak membuat tubuh Taehyung menegang.

“Park Youngjae dan Park Eunji. Kau kenal mereka, bukan?” Ia masih bergeming, memilih diam sembari menatap mata Mina yang kembali dihiasi air mata.

Jamais VuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang