bagian 6 : pingsan

179 35 6
                                    

Suhu pagi ini dibandung terasa lebih dingin dari biasanya, gadis cantik itu masih setia dengan selimut yang menyelimuti tubuhnya. Ia mengerang di balik selimut tebalnya dengan tidak sengaja dia melihat jam yang terletak di samping ranjangnya jam itu menunjukkan pukul 06:20 ia berjalan dengan gontai menuju kamar mandi yang berada di dalam kamarnya.

Setelah Shafa selesai mandi ia memakai seragam sekolahnya dan tidak lupa sweater rajut berwarna pink yang sudah terpasang ditubuhnya, tas mini berwarna pastel pun sudah tergendong dipundaknya menambah kesan manis di dirinya.

Shafa segera keluar dari kamarnya dan menuruni satu demi satu anak tangga. dari kejauhan Shafa melihat bi Ijah yang sedang sibuk menyiapkan sarapan didapur tetapi tidak ada keluarganya sana sekali, Shafa pun menghampiri bi Ijah yang sedang memasak.

"Bi Ijah! mommy sama papi ke mana kok nggak ada biasanya sebelum Shafa turun dari kamar mereka udah dimeja makan" Tanya Shafa dengan tangan yang menepuk pundak sebelah kanan bi Ijah membuat bi ijah kaget

"Eh ayam ayam 1, 20, 24" Latah bi Ijah membuat Shafa terkekeh geli

"Ih si enon mah ngagetin bibi aja nanti kalo nasi gorengnya tumpah amsyongg deh"

"Hahaha iya iya bi maap Shafa sengaja, eh ga sengaja maksudnya" ucap Shafa yang masih terkekeh geli melihat pembantunya itu

"Oh iya mommy sama papi mana bi ko ga keliatan dari tadi" tanya Shafa

"Nyonya dan tuan tadi pergi non katanya si mereka mau keluar kota melihat perkembangan pertenakannya yang berada di bali dan tidak tahu kapan mereka pulang tapi kata nyonya mereka nggak lama kok perginya" jawab bi Ijah

Shafa yang mendengar penuturan bi ijah pun hanya tersenyum simpul karena dia sudah terbiasa ditinggal kedua orang tuanya keluar kota untuk mengontrol perkembangan pertenakan papinya

"Oh gtu bi yauda deh Shafa mau berangkat sekolah yaaaa" ucapnya sambil berlari meninggalkan bi ijah didapur

"Eh non..nonnnn ini nasi gorengnyaa makan duluuu" Teriak bi Ijah membuat Shafa yang sedang berlari menghampiri mang parjo terkekeh geli.

Shafa yang sudah berada di luar rumah pun berteriak tidak kalah kencang.

"BUAT BIBI AJAAA, ABISIN YAA BIIII HAHAHAHA"

Diluar sudah ada mang Parjo yang sedang asyik bernyanyi sambil mengelap kaca mobil dengan kain kering ditangannya. Tiba tiba Shafa punya ide untuk menjaili supirnya itu shafa menghampiri mang Parjo dengan langkah pelan sehingga tidak ada suara langkahan kaki setelah Shafa sampai dibelakang tubuh mang Parjo

"MALINGGGGGGG..." mang Parjo yang mendengar teriakkan itu refleks mengeluarkan jurus silat yang tidak tau jurus dari mana karna lebih mirip monyet cebok, Shafa yang melihat tingkah supirnya itu hanya bisa tertawa terbahak bahak.

"Mana malingnya non biar mang parjo beri jurus kingkong kentut" Shafa yang melihat ekspresi mang Parjo dan bentuk tubuh yang masih setia dengan jurusnya itu semakin membuat Shafa tertawa terbahak bahak.

"Aduh udah udah mang Shafa cape ketawa mulu" ucapnya sambil memegang perutnya yang sakit karna tertawa terbahak bahak

"Ih si enon mah dikira teh beneran ada maling, yaudah ayu berangkat non" ucapnya sambil membukakan pintu untuk Shafa

setelah berada didalam mobil Shafa mengeluarkan headphone dan diarynya dari dalam tas lalu Shafa memakai headphonenya dan mulai menulis kata demi kata yang menggambarkan pagi hari yang dingin ini didiary kesayangannya.

Bandung 06:40


Kurapatkan sweaterku dan ku lihat matahari terbit menyinari
Hamparan putih yang luas menghias langit biru yang indah
Embun pagi berusaha tetap bertahan di ujung dedaunan namun perlahan melepaskan pegangan tangannya
meluncur menuju tanah bumi yang siap menyerap kesegaran
keindahan jejeran pepohonan dipinggir jalan menghipnotis,membuat diriku lupa akan hawa dingin yang menusuk tulang.

SHAFANA |HIATUS|Où les histoires vivent. Découvrez maintenant