bagian 1 : sekolah baru

617 60 31
                                    

Pagi ini matahari sudah berani menyusup masuk ke dalam kamar seorang gadis cantik yang tengah tertidur pulas dengan ditemani boneka teddy bear berwarna coklat yang sudah lusuh. Merasa tidurnya diganggu oleh kilauan sinar matahari yang sangat menyengat gadis itu pun membuka matanya lalu merenggangkan otot otot tubuhnya yang mungil.

Ia beranjak dari tempat tidurnya lalu menuju kaca besar jendela kamarnya yang terhalang oleh tirai berwarna putih, gadis itu tersenyum lalu kedua tangannya membuka tirai itu dan terlihatlah pohon besar yang berada disamping rumahnya menitikkan air embun yang sangat menyegarkan mata dan burung burung pun berterbangan kesana kemarin seraya berkicauan dengan sangat merdu ditambah dengan sinar mentari yang menyorot wajah cantik alami gadis itu dengan sinarnya yang menghangatkan.

Ketika sedang asik memerhatikan suasana pagi di jendela kamarnya tiba tiba suara alarm dikamarnya berbunyi. Menyebalkan! ia segera mematikan alarm yang dibuatnya semalam agar ia tidak kesiangan masuk ke sekolah barunya di Bandung, ternyata lebih cepat dirinya yang bangun dari pada alarmnya.

Ia tersenyum lebar lalu beranjak menuju kamar mandinya yang siap untuk memanjakan dirinya dengan siraman air hangat dan gumpalan gumpalan busa yang lucu.

Setelah selesai mandi gadis cantik itu memakai seragam sekolahnya dengan lengkap dan tidak lupa pula sweater rajut berwarna merah muda pemberian dari mendiang kakak perempuannya yang sudah siap untuk menghangatkan tubuhnya.

Ia tidak sabar melihat sekolah barunya dan bertemu dengan teman teman barunya disekolah barunya pula, akhirnya ia bisa bernafas lega setelah sekian lama berada di kota yang penuh dengan polusi dan lalu lalang kendaraan yang membuat telinganya hampir tidak berfungsi. Gadis itu menuruni tangga kamarnya dengan sumringah menuju meja makan keluarganya yang sudah berisi tiga orang yang paling berharga bagi hidupnya.

"Bun, Yah, Bang Ali. Shafa berangkat dulu ya" Ucap Shafa seraya menciumi pipi keluarganya satu per satu lalu dengan senyum devil disudut bibirnya ia mengambil roti yang ada ditangan Ali sontak membuat sang empu terkejut.

"Shafa! itu roti a-"

"Assalamualaikum!" Potong shafa dengan cepat seraya terkekeh dan berlari keluar rumahnya

"Waalaikumsalam...hati hati sayang!" Teriak Bunda yang bernama Gita lalu diiyakan oleh Shafa.

Kedua orang tuanya Shafa hanya menggeleng gelengkan kepalanya melihat anak gadisnya yang sangat bersemangat untuk pergi ke sekolah barunya. Akhirnya setelah sekian lama mereka meninggalkan kota sejuk ini dan kini mereka kembali lagi dengan seorang gadis yang sudah bertumbuh dewasa.

Shafa menghampiri mobilnya yang terparkir tepat didepan rumahnya seraya memakan roti dengan lahap.

"Mang parjoooo, ayo buruan nanti Shafa telat"
Teriaknya seraya mengunyah roti yang belum tertelan dimulutnya, Mang Parjo yang mendengar suara Shafa pun bergegas menghampirinya dengan tergesa gesa.

"Iya non maaf tadi mamang abis nyuci motornya den Ali, yaudah ayo kita berangkat non" Ajak mang parjo sambil membukakan pintu mobil untuk shafa

"Oh gitu, yauda ayo mang shafa takut telat"

•••

Cittt...

Suara rem mobil yang begitu nyaring berhenti didepan gerbang sekolah ternama diBandung lalu dari dalam mobil turunlah gadis cantik dengan rambut yang dikuncir dan sweater rajut yang masih melekat ditubuhnya. Shafa tersenyum simpul melihat suasana sekolah barunya yang sangat sejuk karena banyaknya pepohonan.

Sekolahnya terlihat sepi sepertinya sudah bel dan dia kesiangan tetapi bukan hanya Shafa yang kesiangan, ada beberapa pemuda pemudi yang juga baru berdatangan. Dengan langkah santai Shafa berjalan menuju kelasnya yang diberi tahu oleh kedua orang tuanya yang mendaftarkannya disekolah ini.

SHAFANA |HIATUS|Donde viven las historias. Descúbrelo ahora