XXXIV

1.1K 81 32
                                    

"Apanya menjadi kuat?"
Seseorang menyauti ucapanku, dan orang itu adalah ibu nya Suga yang datang bersama salah satu staff BigHit.

"Annyeong haseyo Oeri Sajangnim!!"
Staff tersebut membungkuk memberi hormat padaku. Aku tidak tahu harus bersikaf apa pada orang tersebut.

Akhirnya aku hanya bisa membalas dengan anggukan kepala, suasana menjadi kaku ketika Suga mulai melontarkan pertanyaan.

"Nuga sajangnim?"
(Suga)

""Ah... Aku harus menemui dokter dulu!!"
Aku bergegas keluar ruangan, aku seperti menghindari pertanyaan dari Suga. Aku masih belum terbiasa dengan panggilan itu, hingga membuat bulu halus di tanganku bereaksi.

Aku pergi dengan berbohong akan menemui dokter yang menangani Suga, tapi pada akhirnya kakiku melangkah hingga membawaku ke Taman dan duduk sejenak sembari memandangi orang-orang yang melewati ku.

"Noona?... Americano"
Junseok datang dan menyodorkan segelas kopi tapi sayangnya aku tidak begitu menyukai kopi hitam ini

"Terlalu pahit!!"
Ujarku sembari berusaha meminum segelas kopi yang ada di tanganku.
"Aku hanya minum ini ketika aku merasa tertekan!!"

"Lalu apa kau merasa tertekan saat ini?"
Junseok melirik ke arah kopi yang aku pegang, sesaat aku terdiam memandangi kopi tersebut setelah mendengar pertanyaan dari junseok. Hingga junseok melanjutkan lagi ucapannya
"Apa yang perlu kau pikirkan??"

""Terkadang apa yang menurutku sulit tetapi sangat mudah bagi orang lain begitu juga sebaliknya. Bahkan aku sendiri menolak untuk memahami kepribadianku ini!!"

"Itu karena kau terlalu memikirkan orang lain, coba sekali saja berusahalah bersikaf egois untuk membahagiakan dirimu sendiri!!"
Junseok mengangkat kepalanya dan menatap ke atas, dia juga mengangkat tangannya seakan berusaha merasakan angin yang berhembus dari selah-selah jari tangannya.
"Matahari dan bintang muncul bergantian, tapi bukan berarti tenggelamnya matahari adalah akhir dari segalanya. Setelah malam matahari pun akan terbit kembali, sama halnya dengan kita!!"

Ucapan junseok menarik perhatianku yang akhirnya membuatku juga ikut menatap langit dan merasakan hembusan angin dengan tanganku.
Tanpa disadari aku justru tersenyum karena hal yang sesederhana itu.

"Sangat mudah bukan?.... Berpikirlah sesederhana mungkin, dengan begitu kau akan mudah mengatasi rasa tertekan itu!!"
Junseok tersenyum dan melanjutkan kembali meneguk kopi yang dia bawa.

""Apa kau sudah memikirkan tentang kencan mu?"

"Ah noona... Jangan mengingatkanku lagi untuk masalah kencan, ini membuatku tertekan!!"
Keluh junseok dan kemudian meneguk kopinya hingga habis. Sikapnya yang sebelumnya tenang berubah ketika aku membahas masalah kencan

""Yea.... Berpikirlah sesederhana mungkin, dengan begitu kau akan mudah mengatasi rasa tertekan itu!!"
Aku mengembalikan ucapan junseok sebelumnya hingga membuatnya terdiam.

"Mwoya?... Noona, apa kau sedang membalas dendam padaku??"
(Junseok)

""Terkadang berbicara lebih mudah daripada saat kau menjalaninya. Itulah kenapa aku lebih memilih memberikan pelukan daripada sebuah nasehat!!"

Junseok tersenyum memandangku dan merentangkan kedua tangannya.
"Katakan jika kau ingin pelukan dariku!"

""Jangan mendekat!! Atau aku akan memecatmu"
Aku refleks duduk menjauh dari junseok, dan itu memancing tawa kami berdua hingga beberapa orang memperhatikan kami berdua yang tertawa cukup keras.
"Sebaiknya kita kembali, mungkin Suga akan dipindahkan ke ruangan operasi!!"

Kami kembali ke dalam rumah sakit, setelah sampai didepan ruangan Suga aku melihat orangtua suga berdiri disebelah staff BigHit. Seperti dugaan ku staff tersebut menghampiriku dengan memberi salam terlebih dulu.

Be YourSelfWhere stories live. Discover now