Gila Tapi Nyata

9.3K 647 60
                                    

Sudah lebih dari tiga bulan Jisoo tidak bertemu dengan SeokJin. Entahlah, setiap Jisoo menanyakan kabar SeokJin pada member BTS hanya akan dapat jawaban yang tak pasti.

Tiga bulan sudah rindu ia tahan, dan tiga bulan pula keraguan mulai menggerogoti hatinya.

Kata-kata untuk pergi dengan alasan logis selalu terlintas dalam otaknya belakangan hari ini. Ditambah dirinya yang kini tengah asik membaca buku yang meemiliki kutipan kalimat yang sangat menohok baginya.

"Untuk apa tinggal, jika sudah tak ada kepastian"

Kutipan itu seolah ingin mengetuk hati dan otak Jisoo yang selama ini ia tutup rapat-rapat.

"Aku percaya padanya, dia mencintai ku" adalah mantra yang setiap hari Jisoo ucapkan untuk menangkis pikiran negatif yanf ada. Memang sulit, tapi ia harus melakukannya. Karena Jisoo menaruh banyak harap pada seorang Kim Seokjin.

"Unnie, aku berangkat ya"

Jisoo tersentak dan mendapati Rose yang sudah rapi. Sudah jadi rutinitas bagi Jisoo melihat para member yang lain meminta izin padanya untuk pergi.

"Pergilah, jangan pulang terlalu larut"

Dan setelahnya, pintu menghalangi pandangan Jisoo terhadap Rose yang sudah pergi keluar. Hari ini Jennie dan Rose sudah izin, tinggal Lisa saja yang ada di dorm sekarang.

Jisoo melangkahkan kakinya menuju kamar Lisa dan membukanya. Dilihatnya sanf maknae tengah asik bermain dengan para kucing diatas kasur.

Jisoo mendekat dan mendudukan dirinya disamping Lisa. "Kau tak ada acara dengan Jungkook hari ini?" Tanya Jisoo membuat mainan yang tadi Lisa angkat kini berhasil diambil oleh Leo dan Luca.

Melihat reaksi sang maknae, Jisoo pun kembali mendekat. "Jennie dan Rose sudah pergi, tumben kau masih ada disini. Ada masalah?" Tanya Jisoo sambil memasukan kakinya ke dalam selimut. Salju memang sedang mencoba untuk mengubur Seoul hari ini.

"Tak ada masalah. Jungkook ada acara hari ini" jawab Lisa seadanta lalu kembali bermain dengan Leo dan Luca.

"Acara? Tapi Rose dan Jennie kok--"

"Bukan dengan member BTS"

Jisoo menatap Lisa dengan raut wajah kebingungan. "Lalu dengan siapa?" Tanya Jisoo hati-hati.

"Eunha"

Benar saja feeling Jisoo bahwa ini ada sangkut pautnya dengan Eunha. Karema beberapa belakangan ini, Eunha sering ikut serta jika Jungkook datang ke dorm. Awalnya Jisoo biasa saja karena Lisa yang memeluk Eunha dan seolah mereka bersahabat.

Tapi sepertinya Lisa sedang tidak mengekspresikan dirinya yang sesungguhnya. Karena sekarang, gadis itu tengah menunduk dengan senyum tipis.

"Hey, kau tak apa?" Jisoo meraih pundak Lisa lalu menepuknya berharap ketenangan menghampiri Lisa.

"Apakah kau merasakannya juga Unnie?" Dan tangisan Lisa pun pecah, seolah ia sudah tak bisa memakai topeng lagi. "Salahkah aku jika lelah?" Lisa memeluk Jisoo yang masih bingung ada apa sebenarnya dengan si maknae.

"Apa yang coba kau katakan Lis?"

"Kebodohan" Lisa mengangkat wajahnya dan menatap Jisoo. Tidak, tatapan itu terlihat sangat kosong, hampa, dan tak tahu objek apa yang harus difokuskan. "Apakah Unnie merasakannya?" Lisa bertanya sekali lagi.

"Kebodohan atas apa yang kau maksud?"

Lisa tertawa pelan dengan tatapan kosong itu, "Tidakkah Unnie merasa bahwa cinta adalah omong kosong. Apakah unnie setuju dengan definisi cinta bahwa cinta adalah hal yang romantis dan kebahagiaan?" Lisa tertawa lirih sebelum menteskan satu air matanya dan melanjutkan kalimatnya. "Aku tidak setuju Unnie. Bukankah cinta lebih cocok didefinisikan sebagai penjajahan atas diri kita?" Lisa kini memfokuskan pandangannya pada Jisoo berharap gadis itu paham apa yang ia bicarakan.

Fakestagram [BLACKBANGTAN]Where stories live. Discover now