Chapter 9 : Debaran

11.8K 51 0
                                    

Renza pulang dengan pikiran yang berkecamuk dikepalanya, dia masih berusaha mengingat kejadian malam itu bersama giska.

Flashback on

Malam itu Renza dan giska pergi keacara ulang tahun temannya, di pesta renza dan teman-teman giska memainkan sebuah tantangan, siapa yang bisa menghabiskan minuman alkohol sebanyak 10 gelas akan mendapatkan sebuah mobil mewah.

Bukan pasal mobil mewah atau hadiah lainnya yang dipikiran renza menghabiskan minuman itu, malam itu adalah malam dimana neneknya mengatakan akan menjodohkannya dengan gadis kampungan, Renza sangat stres dan marah akhirnya dia menghabiskan minuman sebanyak 10 gelas tersebut dan tak sadarkan diri, Renza bukanlah tipe orang yang suka mabuk, minum tiga gelas saja dia sudah ambruk.

Malam itu Renza tak menelpon Deni tetapi Giska yang mengirim pesan singkat kepada Deni lewat ponselnya Renza agar tak menjemputnya karena ingin menginap di hotel.

Dan setelah itu Renza tak mengingat apa-apa lagi selain mendapati dirinya sudah tidur bersama dengan giska.

Flashback off

***

Renza sudah tiba dirumah baru, mereka pulang kerumah besar nek murti malam ini Renza dan Arinka akan menginap.

"Kita akan tidur sekamar malam ini si kampungan, apakah kau suka? Cih aku sebenarnya Tak sudi" ucap renza sinis

Aku juga tak sudi, batin arinka

"hmm hanya sekamar, aku bisa tidur sofa"

"jangan lupa panggil aku tuan, kau itu hanya istri palsu bagiku"

"iya baik Tuan"

Aku harus sabar

"Jangan menatapku seperti itu, aku tak suka tatapan lugumu itu, menjengkelkan sekali"

"Pak renza kita sudah sampai di rumah besar, silahkan turun" ucap deni

Arinka segera turun dari mobil tanpa menunggu renza terlebih dahulu, arinka menyapa nek murti sebentar lalu permisi ingin mandi, seorang pelayan dengan sigap mengantar arinka menuju kamar Renza.

Wahh, kamarnya sangat besar dan sangat rapi, sungguh indahnya kamar Tuan Renza

"pakaian anda sudah disiapkan nyonya diatas tempat tidur, silahkan memakainya, saya permisi dulu"

"iya terima kasih"

Arinka berbaring di sofa sejenak sekedar mendinginkan badan lalu ia masuk kekamar mandi.

Percuma hidup dengan kemewahan tapi tak mendapat kebahagiaan gumamnya

Arinka mandi dengan santai, renza masuk kekamar dan menaruh jam mahalnya di lacinya dan berbaring di sofa sambil merenung.

"aku melupakan pakaianku, bagaimana ini?"

Arinka menempelkan telinga di pintu kamar mandi mendengar di sekitar apakah ada orang masuk kekamar.

Aman,batinnya

Arinka memakai handuk pendek dan berjalan berjinjit seperti dejavu pikirnya, arinka setengah berlari menuju ranjang.

Renza beranjak bangun daru sofa dan membuka baju sambil berjalan,renza hanya bertelanjang dada.

Arinka terperanjat melihat sosok Renza di dalam kamarnya, Arinka buru-buru membalikan badan dan segera masuk kembali ke kamar mandi.

"Hey Kau lagi-lagi memakai handuk, dasar si penggoda"

Aku bukan penggoda hanya saja timingnya selalu pas saat aku mandi kau ada dikamar, jeritnya dalam hati

"Ambil pakaianmu cepat, aku akan kebawah, jangan lama-lama aku juga ingin mandi" Tegas Renza

Sekali saja tak membuatku kesal apa tak bisa, tingkah lakunya itu? Batin renza sambil menggertakan gigi

Tapi apa ini perasaan apa? Kenapa jantungku berdebar melihat dirinya begitu, ah mungkin karena dia hanya menggunakan handuk, makanya jantungku terkejut.

Renza turun kebawah tanpa menggunakan baju hanya celana saja,dia lalu megambil minum kedapur dan segera meneguk air digelas tersebut sampai habis,dia merogoh kantong celananya dan mengeluarkan ponsel,tangannya bergerak kesana kemari menggulirkan layar ponselnya dan menekan nama kontak seseorang.

"Cari tau semua informasi tentang giska, aku merasa ada yang dia sembunyikan dariku"

Renza menutup telponnya segera saat melihat nek murti menghampirinya menanyakan Arinka.

"apa Arin sudah tidur?"

"Belum nek, masih mandi"

"Apa kalian sudah makan?"

"aku sudah nek"

"Terus arin? Kau jangan lupa kau sudah punya istri, masa iya kau makan diluar sendiri tanpa mengajaknya? Bersikap baiklah padanya dan cintai dia, dia itu lugu dan sopan jangan sampai kau menyesal dikemudian hari nantinya"

Nek murti tak bertanya lagi dan segera berlalu meninggalkan renza yang sedang mencerna kata-katanya.

Arinka sudah selesai mandi dan turun kebawah, sebelumnya arinka sudah menyiapkan piyama suaminya itu diatas tempat tidur, renza berjalan naik keatas lalu mereka berpapasan di tangga,arinka tak berani menatap mata renza karena pasti renza akan membuang muka, arinka hanya menunduk saja.

"Jangan terlalu lama dibawah, aku tak ingin nenek curiga kepada kita" ucap renza pelan penuh penegasan

"Baik Tuan" jawab arinka juga pelan

"Nek sedang apa?"

"Ah cucuku, nenek sedang menonton tv sini duduk dengan nenek"

Arinka lalu duduk dan mereka berbincang dengan penuh kebahagiaan, arinka meresa dia sangat beruntung walaupun Renza tak menyukainya tetapi ada neneknya yang sayang dengannya setulus hati.

"Pengantin baru jangan lama-lama disini? Ayo kekamar siapkan keperluan suami mu?"

"Keperluan apa misalnya nek, Dia juga sedang mandi?"

"ah arin kau ini terlalu polos, apa kalian belum melakukannya semalam?"

Arinka mengernyitkan keningnya dan berpikir sejenak, arinka tau arah dan tujuan perkataan nenek, arinka tersenyum malu dan tak menjawab perkataan nek murti.

"Oh ya besok siang hari Kenaikan jabatan Renza menjadi Ceo Fariq company, nenek akan datang ke kantor cabang utama, apa Renza sudah memberi tau? kau harus ikut menemani suamimu ya rin?"

Renza tak memberi tau tetapi aku akan pura-pura sudah tau, apakah aku pantas pergi ketempat semacam itu bertemu orang-orang penting sedangkan tampilanku seperti ini, nantinya renza pasti akan malu mengakuiku.

"Hmm iya Arin sudah tau nek,tapi apa arin pantas pergi kekantor? "

"Kenapa tidak? Kamu kan istrinya Renza? Besok pagi kita akan berbelanja pakaian dan pergi kesalon, rambutmu juga harus ditata supaya renza pangling dengan penampilanmu"

Segimanapun penampilanku dimata Renza pasti tak berarti

"iya nek"

"Ya sudah ayo tidur sana,nenek juga harus istirahat"

"Arin bantu ya nek"

"Tak usah nenek bisa sendiri, selamat malam"

Arinka naik kelantai atas menuju kamarnya,dia sangat canggung nantinya akan sekamar dengan Renza, semalam dia hanya tidur sendiri,sedangkan Renza tak tau tidur dimana.

Bagaimana ini aku gugup, apa aku pindah kekamar lain, tapi nenek pasti akan tau dan Renza pasti akan mengamuk padaku.

Arinka masuk kekamar dengan pelan, Renza telah berbaring diranjang sekilas arinka melirik piyama yang disiapkannya tak dipakai oleh Renza.

"Ambil bantal, Kau tidur di sofa"

Bersambung..

Vote jika suka, terima kritik dan saran tapi jangan kasar ya 😊

Luv u 😘

Suamiku, Cintai Aku! (Eksklusif Di Noveltoon dan Mangatoon) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang