Chapter 2 : Terpaksa

12.7K 66 2
                                    

Arinka Larasati Pov

Aku merasakan kegundahan didalam dada ini,  bagaimana mungkin aku menerima perjodohan ini padahal aku sama sekali belum pernah bertemu sosok lelaki yang akan menikahiku, aku berharap lelaki itu kelak adalah lelaki yang baik yang bisa menerimaku dengan segala kekuranganku, aku benar-benar tidak mau mengecewakan paman dan bibi yang telah sangat baik padaku, menampungku tinggal dirumahnya itu sebuah kebahagiaan terbesar untukku, mungkin inilah saatnya aku balas kebaikan mereka berdua.

Renzaldi Alfariq Pov

Apa ini? Kenapa harus dijodohkan? Aku ingin menolak tapi tidak bisa karena aku sangat menyayangi nenek, siapa sosok wanita yang akan menjadi istriku? Keponakan Ali yang seorang OB,? hah, ini sangat mustahil bagaimana mungkin nenek menjodohkanku dengan gadis kampungan? Aku mencintai Pacarku Giska, lihat saja kelak apa yang akan aku lakukan kepadamu gadis kampung!

***

Nenek murti akan memutuskan tanggal pernikahannya Arinka dan Renza, sore ini akan dilakukan pertemuan keluarga antara keluarga Nenek murti dan Paman Ali dikediaman nenek murti sendiri, segala sesuatu telah dipersiapkan untuk menjamu kelurga paman Ali, nenek murti sangat senang karena ini adalah pernikahan cucu satu-satunya.

Arinka berdandan dengan sangat cantik dan menggunakan dress berwarna merah karena memang warna kesukaan Arinka adalah warna merah, bi yati juga sudah selesai dengan baju kebayanya begitupun juga dengan paman ali, bi yati juga mengajak anak satu-satunya kak Andre beserta istri.

"Wahh Arinka sangat cantik, sudah cocok jadi nyonya Renzaldi Alfariq" puji bi yati

"namanya Renzaldi Alfariq ya bi, aku bahkan tidak tau" lirih arinka

Bi yati  merasa bersalah dengan perjodohan ini, pasalnya nama calon suaminya saja arinka baru mengetahui hari ini, tapi bi yati yakin arinka akan hidup bahagia kelak karena keluarga nenek murti adalah keluarga kaya yang sopan dan berpendidikan dan bi yati yakin cucunya pasti akan menuruni sifat seperti neneknya.

Sampai lah mereka sekeluarga kekediaman Nenek murti, Arinka sangat takjub sambil ternganga memandangi sekitar, rumahnya sangat besar layak istana gumam arinka dalam hati,  lalu mereka semua dipersilahkan masuk dari penjaga keamanan. Arinka lalu melongo lagi setelah memasuki dalam rumah nenek murti, interiornya sangat luar biasa ditambah furniture yang pas dengan gaya rumah.

Dikejauhan Nenek murti sudah tersenyum dan langsung mempersilahkan tamunya untuk duduk, arinka dengan segera menyalami nenek murti sembari mencium tangannya. Tetapi mereka belum melihat batang hidungnya Renzaldi.

Mereka lalu disuguhkan bermacam makanan dan minuman, Nenek murti kemudian memanggil cucu tunggalnya Renzaldi untuk turun.

"Renza segera turun, calon istrimu telah tiba"

Arinka tersipu malu pipinya bersemu merah, sembari menunggu nenek memperhatikan Arinka yang menurutnya dua kali lebih cantik dari biasnya. Arinka sebenarnya memang sudah cantik walaupun tanpa makeup, wajahnya yang mungil tatapan mata yang sendu membuat daya tarik sendiri baginya tapi sayang tidak untuk seseorang.

"Arinka, hari ini kamu sangatlah cantik, nenek sempat pangling dibuatnya, gaunnya pas"

"terima kasih nenek" jawab arinka sambil tersenyum malu

Turunlah seseorang dari atas tangga dengan memakai setelan jas hitam, lelaki itu sangat tinggi,berambut hitam dan mata yang kecoklatan, sangat tampan dan menyilaukan mata yang melihat.

Lelaki itu lalu duduk disamping nenek murti tetapi memasang ekspresi datar tanpa senyum, nenek murti mempersilahkan lelaki itu untuk memperkenalkan diri.

"namaku Renzaldi Alfariq, aku cucu tunggal dan pewaris Fariq kompani" ucap renza singkat

Kemudian semua keluarga tersenyum,  paman ali memperkenalkan diri dan kelurganya, memperkenalkan istri, anak dan mantu tak ketinggalan memperkenalkan Arinka,

Renza lalu melirik wanita yang akan di jodohkan dengan dirinya,sekilas renza melihat bahwa wanita itu sangat cantik tapi sayang kampungan baginya.

Arinka merasa sangat senang melihat calon suaminya itu yang gagah, tampan dan sangat berwibawa, dalam hatinya arinka memuji lelaki itu bak aktor di telivisi.

Lain arinka lain renza, renza hanya memaki arinka dalam hatinya, beraninya wanita kampungan seperti ini ingin menjadi istriku dasar tak sadar diri, penampilannya saja sudah menbuat aku muak gumamnya dalam hati.

Perbincangan yang panjang lebar akhirnya mereka menentukan tanggal pernikahannya yaitu dua minggu kemudian, renza sangat terkejut karena ini sangat buru-buru baginya, Tapi renza tak bisa menolak sang nenek.

Tiba-tiba terdengar suara dering telpon dari dalam saku kantong renza,  renza permisi untuk mengangkat telpon itu ternyata dari pacarnya Giska

"ada apa yang?  Dirumah lagi ada pertemuan kelurga nanti aku telpon lagi" ucap renza

Renza memang belum mengatakan tentang perjodohan dirinya, Renza lalu masuk dan kemudian makan kembali,renza menatap kearah arinka lalu arinka tersenyum dan renza memasang wajah datar, bi yati yang memperhatikan tingkah renza menjadi sedikit kesal.

"makan yang banyak jangan sungakan" ucap nenek murti

"ini semua sangat enak" sahut bi yati

"makan yang banyak ya arinka" ucap nenek yati lagi

"baik nek" jawab arinka sambil tersenyum

"nanti sesudah makan kalian berdua bisa ngobrol ditaman ya renza" ucap sang nenek

Renza hanya mengangguk pelan sambil mengunyah makanan dengan santai.

Ditaman, renza dan arinka telah duduk dikursi, mereka tak berbicara sepatah katapun, renza hanya sibuk menatap ponselnya menggeser kesana kemari lalu tertawa, arinka terlihat bodoh ingin bertanya tapi mulutnya kelu, arinka gugup bukan main. Arinka memberanikan diri ingin bertanya tapi belum sempat berkata renza segera berbicara dengan nada kasar

"kamu yang katanya bakalan jadi istri ku, cihh gaya kampungan bikin muak, jangan terlalu berharap cinta dariku, karena aku menerima perjodohan ini terpaksa, aku tidak ingin mengecewakan nenekku"

Arinka lalu meneteskan air mata tanpa berbicara, hatinya sakit bagaikan disayat pisau, arinka telah salah kira dia pikir lelaki yang akan menikahinya itu adalah lelaki yang baik tetapi malah lelaki yang kasar, sifatnya beda jauh dengan nenek murti yang baik, penyayang dan ramah.

"satu lagi, aku sudah mempunyai pacar jika kita menikah kau harus menerimanya juga,  aku berkata begini jangan sampai kau menuntut lebih dariku, kita hanya menikah terpaksa jadi urus diri masing-masing."

renza meninggalkan arinka yang sedang terisak dalam diam, arinka dengan segera menghapus air matanya memasang wajah tersenyum lalu menyusul renza.

Bersambung..

Jangan lupa like dan follow ya 😊
Luv u 💜

Suamiku, Cintai Aku! (Eksklusif Di Noveltoon dan Mangatoon) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang