💮 10. Maju Tak Gentar 💮

4.2K 340 11
                                    

🌿🌿🌿🌿

Wahuwa 'alaihim bidzatishshuduur

"Dan Dia Maha Mengetahui segala isi hati "

~ Quran Surah Al Hadid :6 ~

🌿🌿🌿🌿

"Hai Ran ...ada tamu siapa nih" papa Rania yang sedang berdiri di depan pintu menuju taman belakang bertanya.

Dari arah taman sekaligus kolam renang yang dijadikan tempat untuk berkumpul dan makan-makan, terlihat mbak Kanaya, Kania dan Kinanti saling berbisik.

Wow.. Rania sudah berani bawa cowok ke rumah nih...bisik Kinanti pada mbaknya yang lain. Memang belum pernah sekalipun Rania secara resmi memperkenalkan atau memperlihatkan sebuah hubungan dengan pria pada keluarga besarnya.

Sedang mama Rania malah terpaku di tempatnya dalam diam mengamati Dafa, mencoba mengingat-ingat karena sepertinya ia pernah berjumpa dengan lelaki yang berada di belakang putrinya itu.

Rania menghela nafas dahulu sebelum memulai memperkenalkan Dafa, rasa was-was penolakan dari keluarga besarnya sempat juga terlintas di benak Rania.

"Pa, ini lelaki yang Rania ceritakan kemarin"

Lelaki paruh baya dengan tubuh yang masih kelihatan bugar meski agak buncit di bagian perut nya itu sedikit memelorotkan kaca mata yang dipakainya hingga bertengger di hidung bangirnya.
Dipandanginya lelaki yang memang kemarin telah diceritakan oleh putrinya ingin datang untuk memperkenalkan diri sebagai calon suami Putri bungsunya itu dari atas sampai bawah.

Dafa menahan gemuruh gugup di dadanya. Pandangan tajam papa Rania seolah hendak menguliti se inci demi inci bagian tubuhnya. Tapi prinsip maju tak gentar membela yang tersayang, dipegang teguh oleh Dafa. Demi Rania, Dafa rela menghadapi ratusan harimau yang berdiri didepan nya.

"Assalamualaikum...nama saya Dafa" kata Dafa sambil mengulurkan tangannya pada papa Rania.

Gentel juga lelaki ini...gumam papa Rania masih dengan pandangan horornya menatap Dafa.

"Waalaikumsallam...ooh ini yang namanya Dafa itu" kata papa Rania sambil menerima jabat tangan dari Dafa. Tapi tetap dengan mimik muka horor tanpa senyum.

Kinanti mbak ketiga Rania, yang memang lebih dekat dengan adiknya itu bisa menangkap suasana 'dingin' yang terjadi.

"Ehem... Gimana kalau kita makan kumpul disini yuk...masa ada tamu dibiarkan berdiri ya kan Pa, Ma..." Kata mbak Kinanti hendak menghangatkan suasana yang agak kaku.

"Mm... oke-oke, mari nak Dafa kita duduk disana" ajak papa Rania sedikit lebih hangat demi mendengar seruan dari Kinanti, putrinya yang nomer tiga.

Sejurus kemudian suasana sedikit cair dengan obrolan kecil dari mas ipar dan mbak-mbak Rania.

"Ran...itu bukannya lelaki yang ketemu sama kamu di mall kemarin ya" bisik mama sambil mengambil es Manado yang tersedia di mangkok besar di atas meja.

"Iya ma..." Rania mengangguk membenarkan.

"Ooowh..." Mama Rania manggut-manggut paham.

"Jadi seperti yang Rania sampaikan ke kami, nak Dafa ini katanya ingin menyampaikan sesuatu?" Terdengar suara papa tegas setelah untuk beberapa menit mereka menikmati hidangan dengan ngobrol. Sepertinya inilah inti dari kehadiran Dafa ke rumah Rania.

My Dear Policeman Husband (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang