💮 9. Tekad 💮

4.9K 356 13
                                    


🌿🌿🌿🌿

"Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan RasulNya telah menetapkan suatu ketetapan akan ada pilihan ( yang lain) tentang urusan mereka"

~ Quran Surah Al Ahzab : 36 ~

🌿🌿🌿🌿

Ayo pak Dafa, mari kita segera duduk di depan penghulu....andai Rania punya keberanian, ia mungkin akan mengatakan itu.


Tapi Rania bukan Mala yang bisa dengan spontan melontarkan apa yang dirasa, apa yang dipikirkan menjadi sebuah ucapan. Rania akan mengolah dulu apa yang dirasa dan dipikir, dibiarkan mengendap, ditimbang-timbang efek samping, efek ke depan dan efek lainnya layaknya dokter hendak memberi resep obat pada pasiennya.

Dafa masih berdiri tegap di sebelah Rania. Selangkah Rania agak menjauh, tak enak rasanya harus sedekat itu dengan pria yang mampu membuat hatinya kalang kabut itu.

"Nggak nyangka kita bisa ketemu disini ya? Rania sedang cari buku?" Tanya Dafa sok kebetulan. Padahal aslinya memang Dafa tahu kalau Rania akan mengunjungi mall dan biasanya pasti masuk ke toko buku. Karena Dafa punya informan terpercaya, siapa lagi kalau bukan Mala.

"Mm...iya. kebetulan sekali bertemu pak Dafa disini" sahut Rania malu-malu.

"Rania sadar nggak kalau kita itu seperti penyiar radio sama stasiun radio ya?"

Hmmm...mulai keluar gombalan recehnya...gumam Rania dalam diam.

"Kita sering di berada di frekuensi yang sama, sering tiba-tiba bertemu di waktu dan tempat yang sama" kata Dafa mengandung unsur 'receh' dan 'modus'.

"Cuma kebetulan saja" Rania menanggapi pendek.

"Iya, mungkin juga takdir. Mungkin juga kita memang berjodoh... seperti judul novel tadi ya ketika calon Imam ketemu calon makmum" tembak Dafa dengan tenang.

Ups... kalimat Dafa benar-benar menjurus, membuat Rania tak bisa berkutik.

"Raniaa...." Terdengar seruan seorang perempuan paruh baya berhijab tapi tetap cantik dan modis mendekat ke arah Rania.

"Mama tunggu kamu nggak muncul-muncul ternyata masih disini" ternyata perempuan tersebut adalah mama Rania.

Sejenak mama Rania memandang Dafa yang kelihatan sudah sangat akrab dengan putrinya tersebut. Dari jauh tadi ia sempat melihat putrinya tersebut ngobrol dengan Dafa.

"Ini teman kamu Ran?" Langsung saja mama Rania menebak siapa Dafa.

Rania melirik sejenak ke arah Dafa. Pria tinggi tegap berwajah tampan itu seolah menampakkan ekspresi siap untuk diperkenalkan.
Tak ada pilihan, Rania pun luluh untuk memperkenalkan Dafa.

" Eh iya ma, ini teman Rania, mas Dafa namanya"

Ups...Rania kelupaan menyebut Dafa dengan panggilan 'mas', takutnya kalau ia panggil 'pak' di depan mamanya dikira Rania berteman dengan bapak-bapak yang sudah berumur.

Tapi bagi Dafa itu kealpaan yang menggembirakan baginya. Dafa sempat menangkap ekspresi malu di wajah Rania. Sepertinya ini waktu yang sangat ditunggu oleh Dafa, bisa segera berkenalan dengan 'calon mertua'...ngarep😁

My Dear Policeman Husband (TAMAT)Where stories live. Discover now