💮 3. Tragedi WC darurat 💮

5.8K 423 19
                                    

Cakrawala pagi menyibak kelamnya malam. Sinar terang sang Surya menyapa hangat dunia, menggeser letih kemarin menjadi semangat baru hari ini.

Rania, Mala dan Tara juga semua peserta baksos sudah membersihkan diri dan sarapan. Semua telah siap untuk bergiat hari ini yaitu melaksanakan baksos memberikan pelayanan pengobatan gratis kepada masyarakat.

"Pagi Rania.. bisa tidur semalam?" Sapa Rendi sangat manis pada Rania.

"Pagi kak... Alhamdulillah nyenyak banget meski Tara ngoroknya bisa meruntuhkan gunung Merapi" jawab Mala sambil nyengir kuda.

Rendi membalas celetukan Mala dengan tawa kecil plus keki.
"Yang ditanya siapa yang jawab siapa" rutuk Rendi dalam hati.

Rania cuma tertawa menampakan deretan giginya yang rapi.

"Oke...kalian cepat bersiap ya. Sepuluh menit lagi kita akan menuju tempat baksos" lanjut Rendi memberi informasi.

"Hmm...ga sopan, ada juga tiga cewek cantik plus imut, masak yang ditanya cuma Rania" gerutu Mala ketika Rendi sudah berlalu.

"Hahaha...kacian deh yang diuekin. Kita mah imut kalau diintip dari sedotan kali Mal" sahut Tara sambil tertawa prihatin melihat Mala yang dongkol sama Rendi.

"Udah deh...ntar kak Rendi aku bilangin,kalau nyapa kudu lengkap ya.." kata Rania nyengir.

Sepuluh menit kemudian mereka sudah baris rapi di deretan para peserta baksos. Sebagian peserta masih ada yang bermuka bantal, mungkin tadi malam kurang menikmati tidur di dalam tenda beralas langit berkarpet tanah itu. Sebagian ada yang masih sibuk mematut dirinya sambil menyapukan lipstik nya dan merapikan rambutnya di depan cermin yang ada di ponsel. Jangan salah, meski ini baksos, sebagian peserta masih tetap perhatian pada penampilan paripurna mulai rambut, alis, mata dan lipstik agar wajah tetap merona. Karena peserta baksos ini justru kebanyakan mahasiswa semester awal.
Dan tak sedikit mereka juga memanfaatkan momen ini untuk tebar pesona, itu sudah lumrah di kalangan mahasiswa. Apalagi disini juga diikuti oleh PPDS yang tak sedikit juga berstatus jomblo. Contoh nyatanya ya si Rendi tadi. Jadi ya bak pepatah menyelam sambil minum air.

Sejurus kemudian para peserta baksos akan dibagi menjadi tiga kelompok dan melaksanakan baksos di tiga tempat yang berbeda.
"Siap-siap deh kita sepertinya dikirim ke tempat yang paling jauh nih" keluh Tara.

"Tapi berita baik nya kak Rendi ada di kelompok kita" tambah Tara.

"Ya iyalah...kak Rendi mah ga bakalan di kelompok yang ga ada Ranianya...entar diamuk sama bude kalau sampai jauh-jauh dari Rania" cerocos Mala sambil melirik Rania.

Rania cuma mendelik ke arah Mala dan mentowel lengan teman sekaligus sepupu nya itu. Mala tak salah sih, salah satu alasan Rania diizinkan ikut baksos kali ini ya karena ada Rendi sebagai penanggung jawab yang ikut membantu Rania meyakinkan mama dan papa nya agar mengizinkan.

"Hehehe...apapun alasannya lah, selama ada kak Rendi aman deh" jawab Tara senang.

"Kamu senang, Rania pusing" Mala terbahak, karena tahu persis sepupunya itu paling males dibuntuti cowok apalagi si Rendi.

"Semua diharap segera menuju ke kendaraan kelompok masing-masing" terdengar suara dari panitia mengarahkan para peserta untuk menuju kendaraan yang akan membawa mereka ke lokasi baksos masing-masing.

💮💮💮💮💮

"Aduh rambutku jadi berantakan nih" keluh seorang mahasiswi tahun kedua sambil sibuk mencari sisir di dalam tasnya.

Di sebelah nya tak kalah heboh teman seangkatan nya yang juga sudah sibuk membuka bedak Compact nya yang dilengkapi cermin mini untuk kembali menyapukan bedaknya.

My Dear Policeman Husband (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang