94

4.1K 545 23
                                    

Dengan senang hati Jeno akan membawa tubuh ringan Renjun ke dalam gendongannya.

Namun baru saja ia menelusupkan satu tangan di punggung Renjun dan satu tangan lagi di belakang dengkul, suara Taehyung sudah menginterupsi.

"Eh siapa nyuruh kamu gendong kaya gitu? Renjunnya gamblok di punggung."

Renjun mendesah berat. "Ribet amat sih om"

Kai dengan sigap membela Taehyung, "dengerin aja apa kata om kamu."

Renjun ingin protes, tapi jika dengan omnya yang satu itu ia tidak akan berani. Jeno pun kembali melepaskan Renjun, kemudian duduk di kasur memunggunginya. "Ayo naik."

Dibantu Taehyung, Renjun menaiki punggung di hadapannya. Ia menyilangkan lengan di leher Jeno, kemudian menumpukan dagu di bahu Jeno hingga pipi kanan Renjun menempel dengan pipi kirinya.

Joy tersenyum melihat adegan sepasang anak muda tersebut, kemudian ia dan Taehyung berpamitan pada Kai.

"Ayo ikut." Ajak Taehyung.

Kai menolak, "urusan di kantor polisi udah selesai, sebentar lagi Mark kesini."

🚵🚵🚴🚴🚵🚵🚴🚴

"Gimana keadaan Chani?" Tanya Renjun yang ada di punggung Jeno.

Jeno berjalan lambat, jauh berada di belakang pasangan om dan tante Renjun.

Yang ditanya membuang nafas lalu menjawab ketus,"aku engga tau dan engga mau tau siapa itu Chani, jadi engga usah nanya ke aku kabar dia."

"Kok gitu? Kamu tau dari siapa aku ada di sini terus pingsan?"

"Sanha."

"Sanha?"

"Iya. Siapa lagi emangnya? Kamu ada hubungan apa sih sama si Chani sama si Mark? Bukannya dia yang sabtu ini mau nikah?"

Renjun menyembunyikan senyumnya di balik tengkuk Jeno, "kok kamu mau tau? Kalau aku jawab nanti kamu jadi tau loh. Tadi bilangnya engga tau dan engga mau tau"

"Aku lepas tangan, kamu jatoh loh."

Renjun hanya terkikik, mau tertawa lepas tapi tidak punya tenaga. "Aku tarik kamu juga supaya ikut ngejengkang ke belakang dan kita sama-sama jatoh."

Adu mulut kecil mereka terhenti saat Taehyung berbalik menatap mereka dan berteriak. "Heh itu yang di belakang cepetan jalannya!"

"Iya om!" Jawab Jeno lantang.

"Jangan panggil om, saya bukan om kamu!"

Tangan Renjun yang bertengger di bahu Jeno turun untuk mengelus dan menepuk dada si kekasih, "engga apa-apa, engga apa-apa. Jangan dimasukin hati. Di hati kamu cuma boleh ada aku."

Jeno mengangguk, "Jangankan hati, otak juga isinya kamu doang. Terus kita mau ngapain ke rumah om Taehyung? Pulang aja yuk"

Pelukan Renjun makin erat begitu mendengar jawaban tersebut, dengan wajah berbinar lelaki manis itu memberi kecupan-kecupan ringan di bawah telinga Jeno. Membuat pemiliknya merinding.

Renjun kemudian berbisik, "Ikutin aja apa mau mereka. Nanti aku ikutin mau kamu, semua mau kamu."

Kali ini Jeno tidak memberi jawaban atau respon apa pun, ia hanya mempercepat langkahnya. Tapi dapat terlihat jika telinganya memerah parah.

🎁🎁🎁🎁

Sesuai permintaan Joy, Renjun berada di mobilnya. Dengan berat hati Jeno menurunkan tubuh kecil tersebut dan berucap lesu "Aku engga mau pisah sama kamu."

Renjun meresponnya dingin, "tadi aku bilang apa?"

Jeno merengut tidak rela namun akhirnya mengangguk juga.

Mobil Taehyung yang pertama melaju meninggalkan kediaman Kai disusul oleh mobil Joy.

Jeno tidak dapat mencegah atau pun menghentikan Renjun yang dibawa pergi oleh keluarganya. Bagaimana pun ia harus percaya pada kekasih mungilnya itu.

Tapi satu hal yang membuat Jeno benar-benar harus merelakan kepergian Renjun, semoga dengan kejadian ini hubungannya yang memburuk dengan keluarganya dapat kembali membaik.

🐇🐰🐇🐰🐇🐰🐇
T

bc

Jodoh Who Knows - NoRen (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang