61

5.1K 724 54
                                    

"Udah waktunya makan siang, ibu sama Jaemin engga pergi cari makan?" Jeno berucap lemah dengan suara lirihnya, khas orang yang sedang sakit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Udah waktunya makan siang, ibu sama Jaemin engga pergi cari makan?" Jeno berucap lemah dengan suara lirihnya, khas orang yang sedang sakit.

Ibunya mendelik mendengar pertanyaan Jeno. "Baru aja selamat dari maut udah berani durhaka lagi ke ibu? Hah? Ngomong apa kamu ke ibu barusan?"

Jeno hanya mengendikan bahu tak peduli, membuat Eunhyuk semakin kesal sedangkan Jaemin sedikit panik melihat Eunhyuk yang sudah siap mengomeli anaknya lagi.

"Eh tante tante, sabar tante. Jeno kan baru sadar tante." Ucap Jaemin sambil mengapit tangan Eunhyuk supaya tercipta jarak antara mereka karena Eunhyuk terlihat sudah siap menyerang anaknya yang masih lemah tersebut.

"Sabar.. sabar. Anak kaya gini ngga bisa dibawa sabar. Seenaknya aja itu mulut kalo ngomong. Ngga ada sopan-santunnya sama orangtua, berani ngusir."

Sekarang Jaemin yang serba salah. "Marahin Jenonya nanti aja tante, engga enak sama Renjun tante. Kasian dia lagi rapat." Saingan sih saingan tapi Jaemin bukan orang jahat seperti pemeran antagonis dalam drama, apalagi ini adalah kamar pemberian Renjun.

"Ngga sopan dari mana sih? Justru aku perhatian sama ibu. Kalian ngga laper? Sana cari makan. Ya di sini kan ngga ada makanan, wajar dong aku ngomong gitu."

"Wah kamu Jeno! Emang bener-bener! Baru sadar tadi pagi padahal. Ngomong aja masih lemes pletat-pletot tapi udah kurangajar.."

Sebelum Eunhyuk dapat mamarahi Jeno lebih jauh, Renjun berdiri dengan kasar dan itu membuat atensi seluruh ruangan mengarah padanya. "Sampai sini saja rapat kali ini. Saya tunggu hasil pembiayaan rinci secepatnya."

"Baik Pak Renjun." Kemudian dua orang tersebut ikut berdiri lalu membereskan berkas dan laptop di hadapan mereka. Renjun pun meninggalkan kursinya dan berjalan ke arah ranjang Jeno.

"Saya denger pada ngomongin makan siang ya? Nyonya Lee sama Jaemin engga usah kemana-mana, biar saya pesen makanan ke sini aja. Tunggu sebentar yah." Renjun berucap dengan wajah penuh senyum, senyum yang terlalu lebar dan terlalu manis. Membuat Jeno makin merasa bersalah.

Sebelum satu pun dari tiga orang tersebut menjawab, Renjun sudah berjalan terlebih dahulu keluar dari ruang rawat inap Jeno.

"Ibu sih. Renjunnya jadi pergi kan." Rajuk Jeno tanpa mempedulikan dua bawahan Renjun yang masih ada dalam ruangan.

"Enak aja nyalahin ibu. Kamu duluan yang bawa-bawa perkara makan siang. Makanya punya mulut itu dijaga! Mikir dulu sebelom ngomong! Udah tau pacar kamu orangnya emosian. Ya urusan kamu lah masalah Renjun mah, ngga usah bawa-bawa ibu."

Eunhyuk balas mencerca dan setelah itu duduk santai menjauhi ranjang anaknya, sebenarnya dalam hatinya juga merasa bersalah pada Renjun. Makanya sebelum ia disalahkan lebih baik cepat-cepat menyalahkan Jeno.

Ucapan Eunhyuk barusan membuat Jeno dan Jaemin memberikan respon berbeda. Jaemin terlihat murung, lesu dan sedih sedangkan Jeno terlihat ingin memakan bara api.

"Semoga di Panmunjom sana ayah ketemu perempuan yang lembut. Enak kayanya punya ibu yang baik terus pengertian, bukan yang kerjaannya marah-marah melulu. Mana ngga suka ngaca lagi kalo ngomong." Jeno berkata dengan lemah, bicarapun dia belum terlalu kuat. Perlu diingat bahwa Jeno baru sadar dari koma beberapa jam yang lalu.

Eunhyuk langsung berdiri kemudian tanpa ragu memelintir kedua belah bibir Jeno dengan kekuatan penuh. "Ibu udah cukup sabar yah ngadepin kamu sepuluh hari ini. Sekalinya bangun cuma bikin emosi. Mau doain kamu yang jelek takutnya jadi kenyataan nanti ibu juga yang susah."

Jaemin kasihan melihat Jeno yang kesakitan tapi enggan juga melawan Eunhyuk yang terlihat sangat menyeramkan.

Tidak sampai setengah jam, ada yang mengetuk kamar tersebut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Tidak sampai setengah jam, ada yang mengetuk kamar tersebut. Jaemin membukanya, ternyata itu pengantar makanan yang mengirim dua kotak makan siang.

"Cuma dua kotak pak?" Tanya Jaemin pada pengantar makanan. "Iya cuma dua." Jawabnya.

Kemudian pengantar makanan itu pergi dan Jaemin membawa kotak tersebut kepada Eunhyuk. "Renjun kayanya ngga makan siang di sini tante."

Eunhyuk memberi respon masa bodoh pada ucapan Jaemin, "hah biarinlah tuh anak mau makan dimana. Duitnya banyak ini ngga perlu khawatir dia bakal kelaparan."

Sedangkan Jeno sudah kembali terlelap, tidak lama setelah seorang perawat menyuntikan dosis obat pada selang infusnya.

Sedangkan Jeno sudah kembali terlelap, tidak lama setelah seorang perawat menyuntikan dosis obat pada selang infusnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tbc

Tbc

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jodoh Who Knows - NoRen (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang