62

5.4K 795 67
                                    

Renjun kembali ke rumah sakit sekitar jam 9 malam, hanya ada Jeno yang sendirian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Renjun kembali ke rumah sakit sekitar jam 9 malam, hanya ada Jeno yang sendirian. Renjun menenteng dua kantong belanjaan, sengaja mampir ke bakery untuk membeli beberapa makanan ringan untuk ibu Jeno.

"Jeno." Panggilnya pada si pasien.

"Sayang!" jawab Jeno antusias, senyum langsung menghiasi wajahnya begitu melihat Renjun.

Renjun menaruh kantong belanjaannya di atas meja kemudian melepas jas dan dasi yang sedari tadi ia kenakan sebelum menghampiri Jeno, duduk di kursi samping ranjang. Tidak ada senyum atau ekspresi apa pun pada wajah cantik itu.

"Akhirnya cuma ada kita. Cium aku." pinta Jeno sambil menunjuk bibirnya.
Renjun menyetujuinya dan mengecup singkat bibir Jeno, membuat si pemilik bibir terkekeh. "Hehehe tumben kamu engga ganas. Kening aku juga dong nih kecup."

Renjun mendecih malas tapi kemudian kembali menyambar bibir Jeno. Memberinya ciuman yang katanya 'ganas', ciuman yang katanya mampu membuat Jeno lupa diri. Padahal sederhana, hanya ciuman dengan mulut terbuka dan sedikit tenaga.

"Kamu sendirian? Mana nyonya Lee?" Tanya Renjun halus, tapi matanya melihat bibir Jeno yang sedikit bengkak tapi penyebabnya bukan ciuman mereka yang barusan. Mau tidak mau pikiran Renjun menjadi negatif pada Jeno dan Jaemin.

"Ibu udah pulang, terus katanya engga mau nginep di sini lagi."

"Kenapa?"

"Ibu bilang biar aku tau diri dan lebih bersyukur punya ibu kaya Lee Eunhyuk. Mending ibu nyusul ayah daripada ngurusin anak engga tau diuntung kaya aku. Gitu katanya"

"Beneran?"

"Beneran. Tapi aku tau ibu bohong. Ibu mau kasih kita waktu berdua."

"Masa sih?."

"Iyaaa. Percaya dong, masa aku bohong. Ngomong-ngomong maafin ibu aku yah kalau dia udah bikin kamu sebel."

Renjun mengangguk lalu jemarinya menyusuri bibir Jeno yang bengkak, kemudian Jeno malah tertawa. Membuat Renjun bertanya, "Kenapa?"

"Aku tau yang lagi kamu pikirin. Aku engga macem-macem, ini hasil cubitan ibu aku."

Tapi Renjun tetap diam dan hanya memperhatikan wajah Jeno. Sepuluh hari berada dalam ruangan dan tidak panas-panasan membuat wajah Jeno lebih bersih dari biasa.

"Sayang, aku mestinya ngucapin ini dua minggu lalu. Maafin aku udah nampar kamu. Aku lagi kalut waktu itu, perasaan aku campur aduk." Jeno mengatakan maafnya tanpa berani melihat langsung ke mata Renjun.

"Kalut kenapa?" Renjun memilih untuk berpura-pura tidak tahu apa yang telah membuat Jeno kalut pada waktu itu. Pertemuan Jeno dengan Kai Kamal.

"Lagi banyak pikiran aja hehe."
Renjun tertawa simpul mendengar jawaban bohong Jeno, sepertinya ia harus segera meluruskan kesalahpahaman tersebut. Tapi ia juga harus mendengar penjelasan Jeno.

Jodoh Who Knows - NoRen (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang