50

5.4K 776 68
                                    

Sanha dan Baejin memperhatikan wajah kusut tanpa semangat milik Lee Jeno. Mereka bertiga sedang dalam perjalanan menuju TKP untuk meringkus gengster skala kecil.

Tentu saja dua orang tersebut sudah mengetahui insiden masak bersama di rumah Jeno. Tante Eunhyuk segara memarahi Sanha dan Baejin karena berani menyimpan rahasia besar dari beliau.

Ingin mereka menghibur dan menyemangati Jeno lagi, tapi ini bukan saatnya. Akhirnya hingga sampai tujuan hanya ada keheningan malam di antara mereka bertiga.

🎤🎤🎤

Yuta yang bertindak sebagai ketua tim memberi isyarat dengan mata dan tangannya untuk masuk ke gedung dengan berpencar.

Sanha dan Baejin khawatir, mereka menatap Jeno bersamaan karena dirasa Jeno tidak dapat ditinggal sendiri.

Jeno hanya mengangguk mantap, meyakinkan mereka bahwa ia bisa melakukannya sendiri. Tanpa menunggu jawaban dari keduanya, Jeno mengangkat senjata dan masuk mengikuti anggota tim yang lain.

🎤🎤🎤

Tim polisi tersebut salah perhitungan, entah mata-mata yang salah mengirim informasi entah si pemberi informasi memang menjebak mereka.

Jumlah penjahat lebih banyak dari jumlah polisi dan mereka semua memegang senjata api. Sedangkan tim bantuan belum juga sampai.

Jeno bersembunyi di balik tangki besar dengan dengan keringat mengucur di pelipis dan nafas terengah, terdengar suara tembakan dari segala arah.

Tapi Jeno tidak dapat bergerak, peluru dalam senapannya habis sedangkan ia lupa untuk membawa peluru tambahan.

Suasana mencekam dan ia sudah ketar-ketir menunggu gencatan senjata selesai. Untung bila tim polisi yang menang, tapi kalau para gengster yang menang maka selesai sudah.

Tap tap tap

Terdengar suara langkah kaki asing mendekat. Jeno berusaha untuk tidak mengeluarkan suara sedikit pun.

Sayang sekali, si pemilik suara kaki asing menemukan Jeno. Penjahat itu tersenyum miring kemudian segera mengarahkan senjatanya.

Jeno lebih cepat, ia langsung merebut senjata tersebut dan melumpuhkan si penjahat. Namun karena hal tersebut, ia jadi tidak fokus dan tidak sadar ada penjahat lain yang mengarahkan senjata padanya.

"JENO!!!" Teriak Yuta.

Jeno menengok. Namun terlambat.

Peluru menembus dada Jeno dan darah menyembur dari mulutnya, tapi ia masih dapat melihat jika yang menembaknya pun tumbang oleh tembakan Yuta.

Bayangan terakhir yang melintas di pikiran Jeno adalah Renjun rupawan yang tersenyum lembut dengan baju berwarna putih.

🎤🎤🎤

Renjun memperhatikan ponselnya, membaca ulang semua pesan yang dikirim Jeno. Semua kalimat cinta yang manis demi mendapat maaf Renjun.

Selain rangkaian kata-kata, biasanya Jeno juga akan menelepon berulang kali dan dengan senang hati Renjun akan menolak panggilan tersebut.

Namun sudah tiga hari ini Renjun tidak mendapat kabar apa pun dari Jeno. Tidak ada pesan dan juga telepon.

Apa sekarang giliran Jeno yang jual mahal?


Akhirnya Renjun mengalah dan menelepon ponsel Jeno. Namun nomor tersebut tidak dapat dihubungi, seperti nomor Renjun diblokir.

Renjun tidak percaya. Nomornya diblokir oleh Jeno? Tidak mungkin.

Akhirnya Renjun berjalan ke luar kamar, menghubungi nomor Jeno dari telepon rumahnya.

Kriiiiing kriiiiing

Tersambung, terdengar suara dering. Renjun tak kuasa menahan air matanya yang terjatuh. Jeno sungguh-sungguh memblokir nomor Renjun.

"Halo.."

Renjun mengedip tidak percaya dengan suara di seberang telepon. Semoga Renjun hanya salah dengar.

"Halo.."

Suara itu terdengar lagi dan akhirnya Renjun sadar kemudian segera mematikan sambungan tersebut.

Suara Na Jaemin. Suara Na Jaemin terdengar dari ponsel Jeno.

Lutut Renjun lemas sekali hingga tanpa peduli lagi ia terduduk di lantai. Menangis sejadi-jadinya, melampiaskan semua rasa sakit yang ia rasakan.

Ini benar-benar akhir dari kisah mereka.

🔈🔉🔊

Di saat hatinya hancur seperti ini, Renjun putuskan untuk menelepon ibunya. Ini kan yang diinginkan sang ibu? Dan kini benar-benar terjadi.

"Halo Injunie sayang." Sapa Ibunya ceria, membuat Renjun muak.

"Berhenti kerjasama bareng Haechan untuk ngeganggu hidup aku, Bu."

"Kamu ngomong apa sayang?"

"Ini yang terakhir kalinya. Sekali lagi ibu ikut campur, aku ngga akan mau kenal sama ibu lagi."

Hanya ada keheningan di antara ibu dan anak itu, hingga terdengar isakan sang ibu. Air mata Renjun pun turun setelah menutup sepihak hubungan telepon tersebut.

👓🕶👓

Tbc

👓🕶👓

Jodoh Who Knows - NoRen (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang