09

11.4K 1.9K 673
                                    

Byur.

Jeno menatap tidak percaya dengan apa yang ia lihat. Langsung ia tarik lengan Renjun untuk menjauhkannya dari pria berkulit gelap yang terlihat siap meledak.

"Renjun! What are y- kamu ngapain?!" Jawab Jeno kesal karena tidak suka dengan kelakuan Renjun.

"Ha! Cemen lu maenannya aer! Maju sini kalau berani, Cina KW!"

Diam-diam manajer operasional mundur dan mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi seseorang.

Renjun menepis Jeno dan menggulung lengan kemejanya "Brengsek lo item!".

Kedua lelaki yang bermusuhan itu dengan cepat saling maju namun terhalang oleh orang-orang yang berusaha melerai.

Jeno memang kuat namun tidak mungkin ia mengasari Renjun, begitu juga lawannya, tidak mungkin para pegawai hotel bersikap kasar pada tuan mudanya.

"Lepas! Balik kerja sana kalian!"

"Awas biar gw hajar tuh kedele item sampe jadi kecap!"

"Halah boncel gaya luh! Tangan bocah bisa apa?!"

"Bacot lo! Beraninya jago kandang. Minggir Jeno!"

"Elo duluan dateng. Bawa2 polisi segala ngaku tamu negara. Ngarep diterima di Fullsun?"

"Loe pikir gw sudi? Mikir!"

"Pengen banget gw pikirin?"

"Liat aja gw bakal ancurin bisnis lo!"

"Bisa? Loe aja tertatih sampe harus ngemis ke negara gw buat buka pabrik baru disini."

"Sok tau lo!!! Bener-bener minta dihajar!"

"Eh gapapa sih ini kan negara elu juga, hampir aja gw lupa kalo elu China kw."

Jeno yang mendengar pertengkaran mereka menjadi semakin tidak suka dengan lawan Renjun, kalau tidak ingat posisinya ia akan meninju muka hitam sombong itu.

"Udah Renjun. Kamu ngga malu jadi tontonan gratis pengunjung lain?"

"Gk bakal gw mundur dari si dekil."

Percakapan mereka tidak luput dari perhatian pemilik Fullsun dan berhasil membuatnya tersenyum lebar.

"Oh pantes lama ngejomblo, nyarinya yang kayak gini. Coba bilang dari dulu, noh satpam gw banyak tinggal pilih."

Jeno menciut mendengar ucapan si hitam, merasa tidak pantas dan membuat malu Renjun. Ia akhirnya berhenti menahan tubuh kurus itu.

Melihat hal tersebut membuat pegawai Fullsun yang menahan tubuh tuan muda mereka mau tidak mau ikut melepas juga.

Renjun langsung meringsek maju dan menjambak rambut musuhnya. Tuan muda itu mencekik leher Renjun namun tidak lama karena lengannya dicengkram oleh kuku tajam.

Orang lain dalam ruangan termasuk Jeno hanya melihat tanpa ada keinginan melerai.

Satpam yang diperintah oleh manajer operasional hanya membubarkan kerumunan penonton, pegawai hotel kembali pada tugas masing-masing, begitu pun para polisi dan staf kepresidenan kembali pada urusan masing-masing.

Hanya ada Jeno, manajer operasional dan dua orang yang bertengkar saja yang berada di hadapan meja repsionis.

Mereka semua berusaha mengabaikan dan berpura-pura tidak mendengar erangan dan pekikan kesal dari dua orang yang tengah baku hantam. Selama tidak ada luka serius dan pertumpahan darah, mereka biarkan saja.

Jodoh Who Knows - NoRen (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang