SAS (17)

172 44 1
                                    

Star And Sun



Gerakan jari itu membuat laki-laki yang ada di sampingnya tersenyum. Dia tak segan menggenggam tangan pucat itu dan memberi kehangatan. Sejak operasi yang di lakukan tiga hari lalu, gadis itu tak kunjung bangun.

Dokter mengatakan kalau Nayeon shok karena kejadian itu dan akhirnya dia sedikit lama bangun. Pria yang sudah berumur yang ada di samping Sean ikut bersedih. Cucu yang selama ini berpisah darinya datang dan membawa luka. Sudah lama pria itu mengajak Nayeon untuk tinggal bersamanya, tapi selalu di tolak dengan alasan. Dia tidak ingin jauh dari ayahnya.

"Nay?" senyuman yang tiga hari hilang itu akhirnya terbit, Sean beranjak untuk menekan tombol yang ada di samping ranjang Nayeon.

"PERGII!! JANGAN SAKITI NAYEE!! IBUU!! NAYE TAKUTT!!" gadis itu terus melempari barang-barang yang ada di sampingnya. Ini tidak seperti yang Sean harapkan, dia ingin Nayeon yang dulu kembali.

"Dok! Kenapa dengan adik saya!?" Sean kalang-kabut menghadapi Nayeon. Beberapa kali dia ingin menenangkan gadis itu tapi malah lemparan barang yang dia dapatkan.

"JANGAN!! KU MOHON PERCAYA SAMA NAYE!! NAYE TIDAK BERSALAHH!!" gadis itu berteriak sambil menangis, tangannya mengepal memohon ampun. Beberapa perawat ikut memegangi Nayeon dan perlahan mata itu menutup kembali.

"Begini. Jadi Nona Nayeon mengalami ilusi. Apa dia pernah mengalami suatu hal yang mungkin saja mengerikan?" Sean mengangguk lemah.

"Kejadian itu membuat tingkat halusi Nona Nayeon tinggi. Dia seolah kembali kemasa itu dan mengalami kembali. Dia merasa jika dirinya salah dan kenangan itu selalu menghantuinya. Apa dia pernah mengonsumsi obat penenang atau semacamnya?"

"Saya rasa tidak dok."

"Mari saya jelaskan. Berdasarkan analisis tes yang saya lakukan, penyebab nona Nayeon yang bangun tidak sesuai prediksi. Eemm.. Dia mengkonsumsi obat penenang tanpa aturan, dia langsung mengkonsumsi obat itu jika pikiran nya mulai tidak sesuai keinginannya. Dan parahnya, nona Nayeon mengkonsumsi obat ini sekitar lima tahun." Sean tercengang mendengarkan penuturan dokter, kepala nya terasa sakit saat kalimat itu terngiang-ngiang di kepalanya.

Laki-laki itu keluar dari ruangan dokter. Air matanya menetes deras, apa selama ini gadis itu merasa sendirian? Apa selama ini gadis itu menyimpan kenangan buruk itu sendirian? Dan selama ini gadis itu menyembunyikan perlakuan kasar dari keluarga nya meskipun tanpa menyakiti fisik, tapi batin nya terganggu karena ucapan mereka.

"Seharusnya kamu ikut kakek dari dulu, Nay."

STAR AND SUN🌠Where stories live. Discover now