SAS (14)

182 49 0
                                    

Meskipun kalian gak komen, tetap kasih bintang ya :)



Sepanjang lobi kampus, telinga Nayeon sedikit risih dengan pembicaraan mereka. Pasalnya perusahaan ayahnya sedikit merosot, dan Nayeon tau penyebabnya. Gadis itu menghela napas kecil, kak Sean selalu berlebihan saat sesuatu terjadi padanya.

"Nay!" gadis itu melambaikan tangannya dengan ceria. Mingyu berjalan cepat ke arahnya, belum sampai laki-laki itu di hadapannya. Dengan cepat Luna menggandeng tangan Mingyu.

"Ming! Jadi ke toko buku gak?" ucap Nayeon berjalan ke arah mereka berdua. Gadis itu sedikit mengepalkan tangannya.

"Loh kak Luna, kenapa kakak kesini? Emang ada urusan sama Mingyu?" nada bicara Nayeon sedikit di buat-buat.

"Ada, gue sama Mingyu mau ke mall." Nayeon menaikkan alisnya. Dia tersenyum lalu melepaskan tangan Luna dari tangan Mingyu.

"Bukannya hari ini Mingyu ada janji sama gue?" Nayeon sedikit menginjak kaki Mingyu agar laki-laki itu mau membantunya.

"Gue udah ada janji sama Nayeon, lagian lo baru ngomong sekarang. Gue gak bisa." Nayeon tersenyum lalu segera pamit.

"Gue duluan kak, cepet sembuh ya." kekeh Nayeon melihat tangan Luna yang di perban. Luna tersenyum remeh.

"Gimana akting gue? Udah cocok jadi artis belom?" ucap Nayeon dan di angguki oleh Mingyu.

🌠🌠🌠


"Agh! Sial!" teriak Luna melihat Mingyu dan Nayeon yang perlahan hilang dari pandangannya. Gadis itu mengacak-acak rambutnya lalu duduk.

"Udah berani lo!" Luna tertawa sumbang, gadis itu merapikan rambutnya lalu berpura-pura tersenyum.

"Okay Naluna, jangan sampai orang-orang tau kalau lo cuma masang muka palsu." gadis itu kembali melihat wajahnya di cermin lalu segera berjalan menuju kelasnya.

"Kak Luna!" teriak seseorang dari seberang, gadis itu menghentikan langkahnya. Dia sedikit bingung dengan tingkah orang itu.

"Kak, aku turut prihatin dengan keadaan kakak. Semoga perusahaan ayah kakak kembali stabil." Luna makin bingung dengan ucapannya, perlahan Luna mulai meng-cek berita terbaru hari ini. Dan betapa terkejutnya saat melihat bahwa perusahaan ayahnya yang semula stabil kini mulai sedikit terombang-ambing. Raut muka Naluna makin suram, tanpa berpamitan dia mulai berjalan ke arah kelasnya.

"Hello everyone, how are you today?" sapaan dari dosennya membuat Naluna kembali fokus. Gadis itu sedikit menajamkan pengelihatannya.

"I'm fine, sir!" teriakan yang sebagian besar dari kaum hawa membuat dosen itu terkekeh kecil.

"Sil, itu dosen baru?" bisik Luna di telinga Sisil, gadis itu mengangguk. Luna semakin menajamkan pengelihatannya, dia merasa asing dengan dosennya. Tapi siapa?"

"Sean!?" pekik Luna dengan keras, sedangkan dosen itu langsung menoleh ke sumber suara. Laki-laki itu tersenyum, Luna berdecih. Dia tau arti dari senyuman itu.

STAR AND SUN🌠Where stories live. Discover now