SAS (08)

169 48 6
                                    

Haii, maaf aku terlambat nge-post:) jadi aku udah selesai UTS (seneng deh ) ohh yaa maaf kalo pendek.


Sedari tadi, Nayeon menatap jengah Naluna yang sedang menggeledah isi lemari nya. Sudah sepuluh gaun yang di coba, tapi tidak ada yang pas menurut Naluna.

Nayeon berusaha kabur dengan segala cara, mulai dari sibuk mengerjakan tugas kuliah maupun kerkom.

"Udah sejam lo milih gaun, buat apa?" ucapnya jengah. Gadis itu memilih merebahkan tubuhnya di kasur.

"Buat acara makan malam. Gue harus tampil cantik." Nayeon memutar bola matanya, gadis itu heran. Padahal Luna udah cantik.

"Nih, lebih baik pakai ini dan segera beresin kekacauan yang udah lo buat." Nayeon memberikan gaun berwarna putih tulang, gaun itu sedikit mewah dan memberi kesan glamour bagi pemakainya.

Berhasil keluar dari kamar Naluna adalah hal yang menyenangkan, Nayeon tidak harus berurusan dengan gaun-gaun yang feminim itu. Daripada memakai gaun seperti itu Nayeon lebih mending memakai rok yang tidak terlalu repot menurutnya.

Gadis itu mampir sebentar di mini market, tak lupa dia mengambil banana milk dan beberapa cemilan yang membuat mood Nayeon tambah naik.

"Maaf mas." Nayeon ikut mengambil barang belanjaan orang itu, gadis itu merutuki sifat ceroboh yang tak pernah hilang dari dulu.

Nayeon mendongak karena tubuh orang yang dia tabrak tinggi kayak tiang. Gadis itu sedikit mundur untuk melihat lebih jelas mukanya.

"Sekali lagi saya minta maaf mas." Nayeon sedikit bingung karena orang itu tidak merespon nya sama sekali, merasa jengah dengan suasana canggung. Nayeon segera beranjak dari situ.

"Maaf, permisi." Nayeon melangkah pergi, sebelum tangan itu membuka pintu kaca mini market. Orang itu menarik tangannya membuat Nayeon berkali-kali merasa bingung.

'Orang aneh.' batin Nayeon sedikit jengkel.

"Maaf, mas. Saya harus pergi." ucap Nayeon membuat orang itu melepas cengkramannya.

'Ganteng-ganteng kok rada gila.' Nayeon membatin sambil berlari meninggalkan mini market.


🌠🌠🌠

"Aku tadi mendapat telepon dari Dea." wanita itu menjeda kalimatnya dan menunggu respon sang suami. Dan binggo, suaminya dengan gerakan cepat menyudahi pekerjaan nya.

"Lantas?"

"Dia mengundang kita makan malam di rumahnya." sebenarnya Charolin sangat muak dengan undangan mereka.

"Tidak usah datang. Aku tau apa yang mereka inginkan." Charolin menghela napas, sepertinya Adam belum berdamai dengan masa lalunya, rasa kesal masih menyelimuti hatinya.

"Tidak baik menolak undangan teman lama. Setidaknya kita harus mengesampingkan masalah kita, jika mereka masih kekeh menjodohkan Mingyu-Naluna kita bisa menolaknya."

"Bukan hanya mas Adam yang ingin melihat Nayeon bahagia, tapi aku sebagai seorang wanita juga ingin melihat nya bahagia."








Meskipun kalian gak komen, Harap kasih vote. Please hargai yaa :) makasih yang udah baca :)

STAR AND SUN🌠Where stories live. Discover now