Lose you to Love Me

2.2K 71 5
                                    

*Rachel POV*

Aroma teh yang mewangi di ruangan membangunkan ku dari lelap nya tidur ku. Ku lihat Kal sedang menuangkan nya ke cangkir. Seketika hatiku sendu melihat pemandangan pagi ini. Pria yang bukan dari anak ku hanya berpandang pada masa depan kami. Bahkan dia tidak menghiraukan dosaku.

"Pagi sayang!" sapaku.

"Oh kamu sudah bangun."

"Aroma teh nya menggangguku!" jawab ku sambil tersenyum.

"Aku selalu suka disambut senyum mu tiap pagi. Ini untuk mu dan untuk anak kita."

Perkataan itu seperti menyiratkan sesuatu. Bagaimana mungkin. Ini bukan darah dagingnya.

"Kal...."

"Rachel. Stop! Aku tidak butuh kata-kata yang buat kita lemah hari ini. Hari ini harapan untuk kita. Aku sayang kamu dan akan terus seperti itu."

Aku memeluknya dan air mataku menitikkan hingga ke bahunya.
"Rachel. Aku ingin meminta sesuatu dari mu?"

"Katakan!"

"Aku harap kamu bisa memenuhi permintaanku ini..
Kamu ingat pertama kali bertemu?"

"Aku mengingatnya. Aku benar-benar menginginkan mu ada dalam hidup ku dan gak hanya saat malam itu saja."

"Ingatlah itu setiap perasaan mu sudah melemah." sahut Kal sambil mencium keningku.

Aku menyadari nya. Bahwa aku menginginkan Kal dalam hidupku bukan Dave. Aku mencintainya. Dia yang memberikan senyum untuk ku, tawa dan warna yang berbeda di kehidupanku.

"Rachel. Aku tahu anak ini milik Dave. Aku tidak peduli siapapun ayahnya. Ini anak ku juga dari rahim wanita yang sangat aku ingini dalam hidup ku.
Rahasiakan ini dari Dave. Aku ingin ini menjadi kebahagiaan untuk kita."

Aku tak dapat mengatakan sepatah katapun.
Aku merasakan cinta Kal yang begitu mendalam.
Aku mencintainya.

"Berjanjilah padaku."

"Akan ku simpan hal ini untuk kita karena aku milikmu. Selamanya untuk mu."

---

Pernikahan akan berlangsung 3 hari lagi. Nadine pergi menuju Bali untuk membantu Rachel mempersiapkan segala sesuatu nya. Sesampainya di bandara ia tahu akan dijemput oleh supir hotel milik Dave.
Ia menghubungi nomor tersebut namun yang ia temui adalah Dave. Nadine bingung. Ia tidak tahu apa tujuan Dave menjemputnya.

"Hai Din. Ayo masuk."

"Hei Dave." sapa Nadine dengan rasa kikuk yang cukup penasaran dengan maksud Dave yang tetiba mengambil alih menjemputnya.

"Tolong jangan cerita pada Rachel tentang ini."

"Tapi.. bagaimana kamu tau aku datang?"

"Tadi pagi aku bertemu asistenku di hotel. Aku melihat ada seorang karyawan yang sedang mengingatkan salah satu supir kami untuk menjemputmu. Aku langsung meminta asistenku buat batalin sopir itu jemput kamu."

"Oh begitu...."

"Aku hanya ingin tahu kabar nya."

"Rachel?"

"Iya. Masa Kal."

"Dia baik-baik saja. Oh sebentar, mau kemana kita? Karena Rachel ingin menemui ku di restaurant."

"Beritahu aku dimana. Aku hanya ingin melihatnya."

"Dave sebentar lagi dia akan menikah."

"Aku tahu. Aku tahu." jawab Dave ketus.
"Aku hanya ingin bertemu dan berbicara sebentar." sahutnya lagi.

"Dia selalu bersama Kal. Lagipula dia belum tentu ingin menemui mu lagi."

"Sebegitu bencinya dia ke aku?"

"Dave! Tolonglah hargai dia dan Kal."

"Aku paham. Tapi aku hanya mau ngomong samanya sekali saja. Tolong Din. Cuma kamu yg bisa bantu aku."

"Hmm.. Aku coba. Nanti aku ajak dia ke kamarku. Aku gak mau Kal melihat kalian berdua. Kal mencintainya Dave!"

"Aku juga!"

"Ah sudahlah. Aku pusing dengan drama kalian."

"Din, aku enggak mau kehilangan Rachel."

"Tapi juga kamu gak berhak merebut kebahagiaan mereka. Rachel mencintai Kal dari awal mereka ketemu."

"Baik. Aku paham." singkat Dave menjawab sahutan Nadine yang tersirat membela Kal.

---

Sore ini Kal menyiapkan dinner bersama di pantai. Dominasi warna putih menyejukkan suasana dan tak lepas dari nuansa romantis. Rachel melihat Nadine dari kejauhan dan langsung menghampirinya. Ia memeluk sahabatnya itu, kemudian menunjukkan sepatu yang dikenakan.

"Barefoot? Gokil ini keren banget cel." puji Nadine sambil melihat senyum bahagia sahabatnya.

"Hei Nadine!" Sapa Kal sambil melambaikan tangannya.

Mereka berbincang hangat. Disitu pun nampak sahabat Kal dan orang tua Rachel. Nadine tak melewatkan foto bersama mereka. Ia yang cukup mahir di photography juga mengambil momen foto Kal dan Rachel yang terlihat penuh cinta.

 Ia yang cukup mahir di photography juga mengambil momen foto Kal dan Rachel yang terlihat penuh cinta

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Aku suka photo ini. Ini cocok kita show di pesta nanti."

"Tapi kalian kan sudah ada photo prewed." sahut Nadine ke Kal.

"Enggak ada. Kita hanya memakai foto-foto waktu lagi jalan-jalan aja."

"Iya itu Kal yang mau. Katanya seperti lihat natural." sambung Rachel.

"By the way. Aku boleh pinjam Rachel sebentar, Kal? Mungkin sejam dua jam hehehe" tanya Nadine agak ragu.

"Iya. Gak apa-apa. Rencana mau kemana?"

"Cuma ke hotel aja koq Kal.
Chel temenin ya ke hotel. Gue bawa sesuatu buat kamu. Agak susah bawanya kesini. Hehehe."

"Apa itu? Jadi penasaran.."

"Ikut aja pokoknya!" balas Nadine sambil menepuk bahu Rachel.

---

Tatapannya sungguh sinis saat melihat Dave ada di tempat itu.

"Maafin gue Chel."

"Dave aku cuma bisa kasih waktu sebentar. Nanti aku balik lagi. Semoga kalian bisa bicara baik-baik." jelas Nadine sambil pergi meninggalkan mereka berdua.

"Apa mau kamu?"

"Aku ingin kamu memikirkannya kembali?"

"Untuk apa?"

"Atau pilihan ku hanya: kehilangan Cinta mu untuk selamanya?"

"Mungkin akan seperti itu."

THE LUSTWhere stories live. Discover now